Selasa, 14 Juli 2009

IPS di SD

Konsep dasar
Pendahuluan

Buku ajar ini merupakan mata kuliah Konsep Dasar IPS, yang berisi pembahasan yang membahas IPS sebagai Program Pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan dan penguasaan materi pada buku ajar ini menjadi landasan bagi pemahaman serta penguasaan mata kuliah konsep dasar IPS. Dalam buku ini Anda akan mempelajari konsep-konsep dasar ilmu yang termasuk ilmu-ilmu sosial, yang meliputi konsep-konsep dasar geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ekonomi dan koperasi, politik dan pemerintahan, serta keterpaduan ilmu-ilmu sosial itu, dan pemecahan masalah melalui pendekatan multi dan interdisiplin ilmu-ilmu sosial.Setelah anda mempelajari materi ini Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut yaitu dapat menjelaskan:
a. Cakupan konsep dasar geografi
b. Cakupan konsep dasar sejarah
c. Cakupan konsep dasar antropologi
d. Cakupan konsep dasar sosiologi
e. Cakupan konsep dasar psikologi sosial
f. Cakupan konsep dasar ekonomi
g. Cakupan konsep dasar politik
h. Keterkaitan antar konsep dasar ilmu-ilmu sosial.

Penguasaan konsep-konsep dasar IPS, sangat penting bagi Anda sebagai calon guru IPS. Untuk membantu Anda menguasai hal itu dalam buku ajar ini akan disajikan bahasan dan latihan pada butir-butir uraian sebagai berikut:
1. Konsep dasar geografi, sejarah, antropologi, sosial dan psikologi sosial.
2. Konsep dasar ekonomi dan koperasi, politik dan pemerintahan.
3. Keterpaduan ilmu-ilmu sosial dalam pemecahan masalah.

Agar Anda berhasil dengan baik mempelajari buku ajar ini, ikutilah petunjuk belajar berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan buku ini sampai Anda memahami betul mengenai apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari ini.
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci yang Anda anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci dalam daftar kata-kata sulit atau dalam kamus yang ada pada Anda.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dan isi buku ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa atau guru IPS.
4. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi mengenai pengalaman sehari-hari berhubungan dengan pengetahuan sosial dalam kelompok kecil .
Sebelum kita membahas konsep-konsep dasar geografi, sejarah, antropologi, sosiologi dan psikologi sosial lebih dulu akan dikemukakan apa sebenarnya konsep itu.
Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial
Menurut Dorothy J. SkeeL (1979:18), “Konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Definisi lain yaitu konsep adalah suatu citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak” Sedangkan James C. Womack (1970:30) mengemukakan konsep sebagai berikut:
Konsep studi sosial( IPS) yaitu suatu kata atau ungkapan yang berhubungan den gan scsuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi, pen gertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denotatif dan juga pengertian konotatif.
Berdasarkan dua acuan konsep tadi, dapat dikemukakan bahwa konsep itu tidak lain adalah pengertian yang tergambar dalam pikiran yang mencitrakan suatu benda atau suatu gagasan, baik konkret ataupun abstrak. Konsep IPS tentu saja adalah suatu pengertian yang mencitrakan suatu fenornena atau benda yang berkaitan dengan IPS. Konsep tentang fenomena atau benda yang berkenaan dengan IPS itu memiliki pengertian denotatif dan terutama pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan arti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas. Pengertian konotatif ini, merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol pada suatu konteks. Konsep dalam pengertian konotatif inilah yang menjadi pembahasan pada buku ini. Konsep yang memiliki pengertian dasar pada suatu bidang ilmu sosial, disebut konsep dasar.
Selanjutnya marilah kita bahas bersama konsep-konsep bidang IPS yang kita kembangkan dan bidang-bidang ilmu sosial. Pada kegiatan ini akan dibahas konsep-konsep dasar geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Pembahasan itu akan dikemukakan di bawah ini.

A. Geografi
Dari asal katanya, geografi itu berakar dari kata geo berarti bumi, dan graphi berarti tulisan atau lukisan. Oleh karena itu secara harfiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi. Namun pada pembahasan oleh para pakar geografi selanjutnya, pengertian itu tidak hanya sekedar tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi Juga penelaahannya lebih jauh. Untuk jelasnya, marilah kita ikuti konsep geografi, menurut Council of the Geographical Association (1919), sebagai berikut:
Geografi berkenaan dengan dunia nyata, dunia yang dipelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu atau kaki telanjang, atau degan mengendarai kereta api, perahu, mobil atau pesawat terbang, dan melalui lukisan atan gambar atau cara lain. Namun demikian, penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab-akibat mengapa dunia nyata tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang menghubungkan bagian-bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan kebalikannya telah dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M., editor: 19 76:16).
Dari konsep yang dikemukakan di atas, kita dapat menyimak bahwa geografi itu berhubungan erat dengan pengalaman nyata tiap orang sehari-¬hari. Hal-hal yang dialami dan dipelajari oleh kita dalam perjalanan dan satu tempat ke tempat lain, hal itu adalah geografi. Namun demikian seperti yang dinyatakan di atas, geografi itu tidak hanya terbatas pada apa yang terlihat dari luar, melainkan juga meliputi sebab-akibat mengapa yang nampak pada kenyataan itu demikian adanya. Geografi itu berhubungan juga dengan ilmu kealaman, hal-hal atau fenomena alam itu mempengaruhi kehidupan manusia, dan kebalikannya bagaimana tindakan manusia memodifikasi, mengubah serta mengadaptasinya. Dengan demikian, pada konsep geografi ini terungkap hubungan saling mempengaruhi antara fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia.
Supaya Anda dapat menyerap konsep geografi Iebih lanjut, marilah kita ikuti pengertiannya menurut rumusan geografian Indonesia pada seminar dan Lokakarya Nasional Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang, 1988, sebagai berikut: “Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan”. Berdasarkan definisi geografi tadi, jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi adalab geosfer yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dan bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dan sudut pandang kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya (udara, batuan, perairan, kehidupan). Persamaan dan perbedaan fenomena tersebut tidak terlepas dan hubungan dan interaksi keruangan dan unsur-¬unsur geografi di wilayah atau dalam lingkungan di permukaan bumi. Selanjutnya tentu Anda bertanya “di rnanakah kedudukan manusia dalam geosfer tersebut?” Jawabannya, tentu saja merupakan unsur dan biosfer bersama-sama dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang lain yang menempati biosfer yang bersangkutan. Bahkan ditinjau dan peranannya, manusia itu merupakan faktor yang dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant).
Dari pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat diketengahkan di sini bahwa geografi berkenaan dengan
(1) Geosfer atau permukaan bumi.
(2) Alam lingkungan (atmosfer. Litosfer, hidro-sfen, biosfer)
(3) Umat manusia atau antroposfer
(4) Persebaran keruangan fenomena alam kehidupan termasuk persamaan serta perbedaan
(5) Analisis hubungan serta interaksi keruangan fenomena-fenomena di permukaan bumi.
Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi, paling tidak, kita dapat mempelajari dua kelompok konsep dasar yang dikemukan oleh Getrude Whipple (James, PE.: 1979:115), dan oleh Henry J. Warman (Gabler, RE.: 1966:13-16). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut. Getrude Whipple mengungkapkan lima konsep dasar, yaitu.
(1) Bumi sebagai planet
(2) Variasi cara hidup
(3) Variasi wilayah-wilayah alamiah
(4) Makna wilayah (region) bagi manusia
(5) Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia.
Sedangkan Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar sebagai berikut :
1. Konsep kewilayahan atau konsep regional
2. Konsep lapisan kehidupan atau konsep biosfer
3. Konsep manusia sebagai faktor ekologi yang dominan
4. Konsep globalisme atau konsep bumi sebagai planet
5. Konsep interaksi keruangan
6. Konsep hubungan areal (wilayah)
7. Konsep persamaan areal (wilayah)
8. Konsep perbedaan areal (wilayah)
9. Konsep keunikan areal (wilayah)
10. Konsep persebaran areal (wilayah)
11. Konsep lokasi relatif
12. Konsep keunggulan komparatif
13. Konsep perubahan yang terus-menerus atau perubahan abadi
14. Konsep sumber daya dibatasi secara budaya
15. Konsep bumi yang bundar di atas kertas yang datar atau konsep peta.
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kita mulai dan arah (mata angin), jarak, peta perbedaan waktu, sungai. gunung, dan demikian seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan. Selanjutnya, bagaimanakah membina konsep (concept formation) pada diri kita masing-masing dan terutama pada diri peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing? Karena pembinaan konsep itu tidak lain adalah mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu (Womack, J.G.:1970:32), maka kita selaku calon guru IPS mengajarkan pengertian yang seluas-luasnya tentang sesuatu secara bertahap ber-kesinambungan, sampai terjadi pala pengertian dalam benak kita dan juga dalam benak peserta didik tentang sesuatu tadi secara terurai mulai dan keadaannya yang konkret mudah ditangkap oleh peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan konsep tersebut. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang sungai sebagai suatu konsep dasar geografi. Anda selaku calon guru IPS bertanya kepada peserta didik tentang sungai “apakah ada di antara mereka yang belum mengenal sungai”. Anda yakin tidak ada peserta didik yang belum mengetahui tentang sungai itu. Secara konkret kita telah menyampaikan pengertian sungai itu. Kita dapat menjelaskan arti kata sungai sesual dengan yang diuraikan dalam kamus. Selanjutnya dikemukakan bahwa sungai itu ada daerah sumbernya (daerah hulu), ada aliran bagian tengah, dan ada muaranya (bagian hilir). Kemudian kita sampaikan pemanfaatan sungai untuk berbagai keperluan seperti pengairan sawah, pelayaran atau perhubungan, pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan demikian seterusnya. Mengenai daerah sumber atau daerah hulunya, ada yang berasal dan pegunungan, ada yang berasal dan danau, dan ada pula yang berasal dan daerah es atau daerah salju. Dengan demikian, sumber airnya itu ada yang berasal dan curahan hujan dan ada pula yang berasal dan curahan salju. Kalau hal-hal yang berkenaan dengan sungai itu telah mencakup pengertian yang luas dan telah tertanam dalam benak kita masing-masing termasuk dalam benak peserta didik, maka pada diri masing-masing telah terbina konsep. Proses pembinaan konsep ini tidak hanya berlaku untuk bidang studi geografi, melainkan berlaku juga untuk semua bidang studi dan semua bidang pendidikan. Berikutnya kita lanjutkan dengan bidang studi yang lainnya.
Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda, tiap diri makhluk, baik yang hidup dan tidak hidup, tiap fenomena di alam raya ini. Mengapa demikian? Jawabannya, tiap benda, tiap diri dan tiap fenomena tersebut memiliki riwayat, asal-usul yang menyangkut proses, peristiwa dan waktu. Dengan perkataan lain, tiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing, atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya. Namun demikian, pada mata kuliah IPS, sejarah ini terutama ditujukan pada pembahasan hidup dan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Oleb karena itu, pem¬bahasan sejarah di sini lebih menitikberatkan pada sejarah sebagai salah satu bidang ilmu sosial yang dapat dikonsepkan sebagai ilmu sejarah.
Sebelum kita menelaah sejarah sebagai ilmu, dalam hal ini bidang ilmu dan ilmu-ilmu sosial, lebih dahulu kita akan menelaah apa sesungguhnva sejarah itu. Hugiono dan P.K. Poerwantana (1987:9) mendefinisikan sejarah sebagai berikut: “Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami” Sedangkan Sartono Kartodirdjo (1992:59) secara singkat mengkonsepkan “Sejarah sebagai pembagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau”. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P. dkk: 1982:141) mengemukakan: “Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya”.
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat, sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau itu, tidak hanya digambarkan ataupun dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan dianalisis, bahkan juga diteliti dengan menenapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu, sejarah ini tidak hanya sebagai pengetahuan, melainkan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini termasuk bidang ilmu sosial.
Secara objektif, suatu peristiwa ataupun pengalaman hidup di masa lampau, tidak dapat diulang kembali. Namun dengan menerapkan suatu metode, peristiwa atau pengalaman tersebut. dapat direkonstruksi, disusun kembali. Secara murni, tentu saja hasil rekonstruksi itu tidak merupakan duplikat sebagai mana aslinya. Namun paling tidak secara mencolok. Ungkapan sejarah berulang dan mengambil pelajaran dan sejarah, hal tersebut merupakan kesadaran dan kita manusia, bahwa hal-hal tertentu sebagai pengalaman masa lampau, mungkin terjadi atau berulang untuk diwaspadai, khususnya berkenaan dengan peristiwa-penistiwa yang membawa laknat bagi kehidupan umat manusia. Sedangkan peristiwa masa lampau itu, tidak akan mungkin terulang kembali. Apa yang telah tenjadi, telah menjadi fakta sejarah. Sebagai suatu kesadaran, kita wajib waspada terhadap pengalaman sejarah yang membawa laknat bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia.
Suatu makna yang berharga, dengan mempelajari peristiwa dan pengalaman masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual hari ini, kita dapat mengetahui dan mengkaji perkembangan. Dan dan perkembangan tersebut, kita dapat memprediksi kejadian-kejadian masa yang akan datang. Dengan menelaah sejarah pertumbuhan (penduduk, produksi, perluasan kota), mulai masa lampau sampai saat ini, kita dapat memprediksi atau paling tidak melihat kecenderungan masa yang akan datang. Dalam hal ini, belajar, mempelajari dan mengkaji sejarah, bukan merupakan kegiatan yang statis, malah justru merupakan suatu telaahan yang dinamis ke masa yang akan datang. Hanya tinggal bagaimana Anda dan kita semua sebagai calon guru IPS mengajarkan dan membelajarkannya, agar belajar sejarah itu sebagai kegiatan dinamis yang jauh dan menjemukan. Bahkan justru sebaliknya merupakan hal yang sangat menarik minat yang berkesinambungan.
Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu adalah:
(1) Waktu
(2) Dokumen
(3) Alur peristiwa
(4) Kronologi
(5) Peta
(6) Tahap-tahap peradaban
(7) Ruang
(8) Evolusi
(9) Revolusi
Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya, terutama waktu yang menunjukkan waktu masa lampau. Waktu terutama waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah, dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait dengan waktu ini
Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Pada abad XVIII, seorang ahli filsafat Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tungga/, antinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dan ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk di mana peristiwa itu terjadi. Kesatuan kedua konsep tersebut, memberikan petunjuk tentang karakter peristiwa yang ditelaah. Oleh kanena itu, peta menjadi alat bantu tentang lokasi sesuatu peristiwa itu terjadi.
Selanjutnya, konsep alur peristiwa tidak lain adalah suatu rentetan peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya. Atau dengan ungkapan konsep yang lain yaitu kronologi penistiwa atau pengalaman sejanah masa lampau. Konsep alur peristiwa dan kronologi, mengungkapkan dinamika peristiwa atau pengalaman sejarah dan waktu ke waktu yang menunjukkan perkembangan serta perubahannya. Penerapan dan pengungkapan peristiwa berdasarkan konsep alur peristiwa serta kronologi waktunya, selain dapat rnengungkapkan prosesnya, dapat mengungkapkan kecepatan proses tersebut apakah peristiwa atau pengalaman sejarah itu berlangsung lambat ataukah cepat. Jika peristiwa berlangsung sangat cepat dapat kita sebut revolusi, sedangkan bila sangat lambat, kita sebut evolusi. Dengan demikian, konsep revolusi juga merupakan suatu kata kunci yang dapat diterapkan dalam telaah sejarah.
Dalam alur peristiwa yang menelaah sejarah kebudayaan secara evolusi kita juga dapat mengungkapkan tahap- tahap peradapan sebagai perkembangan teknologi dan kemampuan teknologi masyarakat manusia dan waktu ke waktu. Perkembangan masyarakat dan mulai tahap peramu sederhana, ke peramu lebih maju, selanjutnya ke tahap cocok tanaman sederhana, dan kemudian ke masyarakat pertanian maju, merupakan tahap-tahap peradaban masyarakat berdasarkan penguasaan teknologi senta sekaligus juga tahap ekonominya. Konsep tahap-tahap peradaban ini dalam penerapan telaahan sejarah. merupakan suatu metode yang dapat mengungkapkan perkembangan serta kemajuan sesuatu masyarakat. Dengan menerapkan pendekatan sesuai dengan konsep tahap-tahap peradaban, kita dapat merumuskan suatu generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat, tidak ada yang mandeg budayanya. melainkan selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. Yang berbeda terjadi di antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya, terletak pada kecepatannya.
Dengan memperhatikan dan menelaah uraian yang baru kita bahas, Anda selaku calon guru IPS, dapat menyimpulkan bahwa konsep-konsep dasar tersebut tadi, jalin-menjalin dalam peristiwa dan pengalaman masa lampau sebagai suatu deskripsi serta alun sejarah. Berdasarkan analisis atau kronologi tersebut dan masa lampau sampai saat ini, Anda akan mampu memprediksi suatu peristiwa, pengalaman atau proses kehidupan manusia di hari-hari mendatang. Paling tidak Anda dapat memperhitungkan kecenderungannya. Di sini makna kita mempelajari dan menganalisis sejarah. Analis kecenderungan berupa konsep megatrends dan J. Naisbitt dan future shocks dari A. Toffler yang terkenal itu, tidak lain adalah analisis sejarah yang kemudian memprediksi peristiwa yang akan datang. Jika ada pihak yang beranggapan bahwa mempelajari sejarah itu merupakan suatu kajian yang statis, hal itu tidak benar. Justru analisis sejarah itu suatu analisis yang dinamis.

C. Antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya yaitu kebudayaan. Bidang ilmu sosial yang mengkhususkan telaahannya kepada kebudayaan ini tidak lain adalah Antropologi. Namun untuk jelasnya, apa sesungguhnya Antropologi itu, E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk: 1982:12) secara singkat mengemukakan: “Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kenjanya”. Sedangkan Koentjananingrat (1990:11) juga secara singkat mengemukakan: “Antropologi berarti ilmu tentang manusia”. Dua ungkapan di atas menyatakan bahwa antropologi itu studi atau ilmu tentang manusia. Hoebel lebih tegas dengan menyebutkan dengan kerjanya, sedangkan Koentjara-ningrat tidak. Namun kita dapat menafsirkan pernyataan itu selanjutriya, khusus yang dikemukakan oleb Hoebel tentang kerjanya, yang dapat diartikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti budaya serta kebudayaannya. Oleh karena itu, pengertian antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya, yang oleh Hoebel dikemukakan bahwa “Antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia” (Fairchild dkk: (1982:12). Sedangkan Koentjaraningrat (1990:11-12) mengemukakan bahwa antropologi budaya telah menjadi mata kuliah resmi di Univensitas Indonesia sebagai pengganti ilmu kebudayaan. Dalam struktur ataupun humaniora, konsep atau istilah ilmu kebudayaan itu tidak ada. Dengan demikian sebutan antropologi di sini berarti antropologi budaya yang berarti studi atau ilmu yang mempelajari manusia dengan perilaku sosial dan atau dengan kebudayaannya.
Yang berkaitan dengan antropologi atau antropologi budaya. Anda dan kita semua dapat menghayati, bahwa di antara manusia dengan makhluk hidup yang lain, khususnya dengan binatang terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dan binatang sebagai makhluk Al Khalik Maha Kuasa, sama-sama dikaruniai otak, namun otak manusia dilengkapi oleh kemampuan yang berkembang dan dapat dikembangkan seperti telah dikemukakan, sedangkan otak binatang tidak demikian. Oleh karena itu, manusia dengan akal pikinannya inilah yang menghasilkan kebudayaan.
Kebudayaan, akar katanya dan kata buddayah, bentuk jamak dan buddhi yang benarti budi atau akal (Koentjananingrat: 1990:9) Soejono Soekanto:
1990:188). Kata buddhayah dan atau buddhi itu berasal dan Bahasa Sanskerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berhubungan dengan budi dan atau akal”. Mengenai kebudayaan ini, Anda dapat menyimak beberapa konsep dan beberapa pakan di bidang ini, antara lain CA. Ellwood (Fairchild, H.P. dkk: 1982:80) mengungkapkan:
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola perilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol dan sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-kepercayaan saja, melainkan meliputi Juga peralatan material atau artefak yang merukapakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komuniikasi, perlengkapan seni, dan sebagainya. Pengertian kebudayaan secara ilmiah berbeda dengan pengertian konotif sehari—hari. Hal tersebut meliputi semua yang dipelajari mealui sambungan rasa atan komunikasi timbal arah. Hal itu meliputi semua bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Tidak ada kelampok umat manusia yang memiliki manpun yang tidak memilikii bahasa, tradisi, kebiasan, dan kelembagaan—kebudayaan itu sifatnya univesal — yang merupakan ciri yang berkaraktenistik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamblang bahwa kehudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dan konsep tadi. tencermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan masyarakat manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu meliputi:
(1) Kebudayaan
(2) Tradisi
(3) Pengetahuan
(4) Ilmu
(5) Teknologi
(6) Norma
(7) Lembaga
(8) Seni
(9) Bahasa
(10) Lambang
Dan banyak hal serta fenoniena yang dapat kita sendiri menggalinya.Sebelum kita membahas konsep dasar antropologi lebih lanjut, marilah kita simak konsep kebudayaan menurut C.P. Kottak (1 990:37) sebagai berikut:

Semua populasi manusia memiliki kebudayaan, yang menjadi milik umum yang melekat jenis manusia. Kebudayaan inilah, yang secara umum merupakan kemamuan yang hanya dimiliki oleh jenis manusia Akhirnya dapat dikemukakan ada budaya belajar, yang secara unik bergantung pada pengembangan kemampuan manusia menggunakan lambang, isyarat yang tidak dimiliki kepentingan atan hubungan alamiah dengan hal-hal di pihak manusia sendiri.

Dan apa yang dikemukakan oleh Kottak tadi, ada hal yang menonjol pada jenis manusia yaitu, budaya belajar, yang membawa kemajuan yang sangat pesat pada diri manusia terutama selama abad-abad terakhir ini. Budaya belajar, kemampuan akal-pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan menjadi landasan pelaksanaan pendidikan yang membawa kemajuan manusia dengan segala aspek serta unsur kebudayaan. Balikan melalui pendidikan ini segala sesuatu yang melekat pada diri manusia yang menjadi konsep dasar antropologi itu juga mengalami pergeseran. Dalam hal ini kita mengalami apa yang disebut pergeseran tradisi, nilai, norma dan kelembagaan. Yang selanjutnya juga berdampak pada perkembangan dan kemajuan pengetahuan, ilmu dan teknologi, atau bahkan juga terjadi pengaruh sebaliknya. Selanjutnya, marilah kita kembali membicarakan konsep dasar antropologi.
Kebudayaan sebagai konsep dasar, secara langsung telah kita telah, paling tidak melalui dua pembahasan yang baru kita lakukan. Selanjutnya, mengenai tradisi tidak lain adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secana budaya di masyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini, karena telah berlangsung turun-temurun, sukar untuk terlepas dan masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak fungsinya berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata uparara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan. Jika tradisi melekat pada kehidupan dan alam pikiran masyarakat, paling tidak dalam kelompok, maka kebiasaan, lebih melekat pada orang perorang sebagai anggota masyarakat, dan tingkat bobotnya Juga lebih rendah dari pada bobot tradisi. Kebiasaannya keberlakuannya lebih terbatas bila dibandingkan dengan tradisi. Tegur-sapa, mengetuk pintu kalau bertamu, mendahulukan orang tua atau yang dituakan, berpakaian rapi jika mengunjungi orang yang dihormati, dan lain-lain sebangsanya, hal itu merupakan kebiasaan. Namun pulang mudik pada hari lebaran atau tahun baru, sampai saat ini masih menjadi tradisi untuk kelompok masyarakat tertentu. Kita belum mengetahui apakah di tahun-tahun memdatang pulang mudik itu masih merupakan tradisi ataukah bergeser lianya menjadi kebiasaan. Hal tersebut masih harus ditunggu dan diamati lebih jauh.
Dalam lingkungan antropologi dan kebudayaan, pengetahuan ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya be/ajar. Tiga, konsep dasar tersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan karena ketiganya sangat erat satu sama lain. Jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistema tisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahannya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya Pengetahuan yang menjadi biang ilmu, sifatnya masih acak. Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya bagi kepentingan manusia, itulah yang kita sebut teknologi. Kita yakin bahwa tiga konsep tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain. Oleh karena itu pula kita sepakat untuk memadukannya menjadi IPTEK. Pada masyarakat yang bagaimanapun sederhananya, dan terpencil dan keramaian, IPTEK itu ada pada mereka. Namun kualitasnya pasti sangat berlainan dengan masyarakat yang telah maju. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEK-nya, Anda dari kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan di mana pun. Tidak justru sebaliknya Anda dan kita semua mencemoohkan mereka. Melalui IPS, Anda wajib membawa peserta didik ke arah yang saling mengerti dan saling menghargai sesama kelompok masyarakat dalam keadaan yang bagaimanapun serta di mana pun mereka adanya.
Dalam kehidupan masyarakat dan bermasyarakat, keluarga merupakan lembaga yang memiliki fungsi majemuk. Ia menjadi lembaga ekonomi dalam menjamin kebutuhan pangan, sandang dan papan (rumah), ia juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dalam meletakkan dasar pendidikan kepada anggotanya, ia juga menjadi lembaga peradilan dalam mempertahankan keseimbangan hak dan kewajiban di antara anggotanya, ia juga menjadi lembaga pemerintahan dalam menjaga kesejahteraan-ketentraman ¬keamanan seluruh anggotanya, dan demikian seterusnya. Oleh karena itu, keluarga dan lembaga merupakan konsep dasar yang bermakna pada studi antropologi. Dalam konteks budaya dan masyrakat, keluarga dan lembaga serta keluarga sebagai lembaga selain menjadi perhatian
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adalah nilai serta norma Nilai dengan norma erat sekali kaitannya. namun demikian, memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam pikiran manusia sebagai anggota masyarakat melekat apa yang dikatakan baik dan buruk, sopan dengan tidak sopan, cocok dengan tidak cocok, tepat dan tidak tepat, salah dan benar, dan demikian seterusnya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur membatasi dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat. Orang yang tidak sopan dengan orang lua, orang yang dituakan dan orang yang lebih tua, dikatakan bahwa orang yang bersangkutan itu tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatani, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarali pada ukuran dan aturan kehidupan yang beraku di masyarakat. Oleh karena itu, kita dapat menanyakan “Bagaimanakah norma yang berlaku dalam kelompok masyarakat di sini?” Mengajukan pertanyaan demikian, untuk menghindari diri melanggar norma yang berlaku. Menunut aturan (tidak tentulis ataupun tertulis), jika ingin bertanya mengacungkan tangan atau telunjuk lebih dulu. hl itu menupakan norma yang berlaku dalam suatu pertemuan atau juga dalam kelas. Pada waktu bertanya kita berperilaku sopan. Kesopanan tersebut merupakan nilai dalam bertanya.
Pada tingkat dan taraf yang lebih tinggi kita juga mengenai pranata yang juga merupakan salah satu konsep dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Dalam hal ini, kita juga harus membedakan antara pranata (institution) dengan lembaga (institute). Untuk menyimak perbedaan tadi, Prof. Dr. Koentjaraningnat (1990: 165-165) memberikan penjelasan “Pranata adalah sistem norma atau atunan-aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu”.
Selanjutnya, Koentiaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan, yaitu perkawinan, tolong-menolong antar kerabat, sopan-santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan mata pencarian, yaitu pertanian, peternakan, industri, perdagangan dan sebangsanya.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa remaja, bahasa orang dewasa, bahasa orang awan, bahasa bisnis, bahasa isyarat, dan demikian seterusnya. Namun demikian, makna dan nilai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, pikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakan Mat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak, sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ke tingkat atan taraf yang lebih sejahtena. Tidak justru menjadi alat untuk rnenyengsarakan masyarakat.
Pembahasan mengenai konsep dasar antropologi pada kesempatan ini kita akhiri dengan membicarakan lambang sebagai konsep dasar. Sesungguhnya, bahasa itu juga menupakan lambang bagi kita manusia. Betapa tidak, ingat saja ungkapan bahasa mencirikan bangsa. Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa. hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik. mencerminkan bahwa bangsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik. Lambang-lambang selanjutnya seperti bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monomen bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Bendera bagi suatu bangsa, nilainya tidak hanya terletak pada selarik kain itu, melainkan terletak pada makna kesatuan bangsa, semangat penjuangan bangsa, dan lain-lain sebagainya. Demkian juga mengenai tanda pangkat dan tanda jabatan, yang lainya itu tidak terletak pada terbuat dan apa tanda tersebut, melainkan melambangkan apa tanda tadi. Melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan. Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.
Akhirnya dapat disampaikan di sini, bahwa konsep-konsep dasar antropologi yang baru sebagian kita bahas, merupakan kata-kata kunci dalam pembahasan antropologi, dan merupakan landasan kunci dalam kehidupan berbudaya serta bermasyarakat.
D. Sosiologi
Kita dapat mengamati dan menghayati sendiri, bahwa sejak lahir telah berhubungan dengan orang atau pihak lain, paling tidak dengan ibu dan anggota keluarga Iainnya. Pada perkembangan dan pertumbuhan individu itu selanjutnya, hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi hanya terbatas dalam keluarga, melainkan telah menjangkau teman sepermainan, pada tetangga, dan demikian seterusnya hubungannya pun tidak sepihak melainkan timbal balik. Atau dengan perkataan lain, terjadi interaksi antara seorang individu dengan pihak lainnya. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita konsepkan sebagai interaksi sosial.
Ilmu sosial yang secara khusus mempelajari “interaksi sosial” ini adalah sosiologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980:35) mengemukakan ‘Sosiologi secara kasar dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang interaksi umat manusia”. Sedangkan Frank H. Hankiiis (Fairchild, H.P. dkk: 1982:302) lebih rinci mengemukakan:
Sosiologi ialah studi ilmiah, tentang fenomena yang fi in/rn I dan hubungan kelampok ninat manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalami hubungan satu sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan, sebagian menekankan hubungan pada hubungan di antara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi dan seterusnya, sedangkan aliran yang lain menekankan pada umat manusia dalam hubungan sasia/nya, memfokuskan perhatian kepada hubungan sosial da/am berbagai peranan dan fungsinya.
Meskipun di antana dua konsep itu secara gradual dan perbedaan, balikan pada konsep yang dikemukakan oleh Hankins juga dikemukakan berbagai penekanan yang berbeda dalam telaahan sosiologi itu, namun kita dapat menarik garis persaran berkenaan dengan hubungan sosial, baik ditinjau sebagai interaksi sosial, asosiasi sosial, ataupun melihat minat manusia da/am hubungan sosialnya. Namun yang sudah pasti, semuanya itu memperhatikan manusia yang tidak terisolasi menyendiri, melainkan memperhatikan unit manusia dalam hubungan sesamanya. Atau dengan perkataan lain, sosiologi itu mempelajari manusia dalam konteks sosial yang melakukan interaksi sesamanya.
Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, sudah pasti interaksi sosialnya juga mengalami perkembangan dan perubahan. Akibat keseluruhannya terjadi proses sosial dari perubahan sosial. Dalam proses sosial tersebut, terutama bagi manusia yang lebih belia, terjadi proses yang dikonsepkan sebagai sosialisasi. Pada tahap-taliap selanjutnya, proses sosial dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan. Pada keadaan yang demikian, terjadi apa yang dikonsepkan sebagai modernisasi.
Atas pembahasan singkat yang baru dikemukakan, dapat diketengahkan
konsep-konsep dasan sosiologi sebagai berikut:
1) Interaksi sosial
2) Sosialisasi
3) Kelompok sosial
4) Perlapisan sosial
5) Proses sosial
6) Perubalian sosial
7) Niobilisasi sosial
8) Iiiodernisasi
9) Patologi sosial
10) Dan konsep-konsep lain yang dapat digali sendiri dan kenyataan dan proses kehidupan sehari-hari.

Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosiologi, tetapi cukup dibahas pada uraian terdahulu. Interaksi ini bagaimanapun intersitasnya, selalu dialami oleh tiap individu dan selalu terjadi di masyarakat. Manusia sebagai anggota masyarakat, dilandasi oleh berbagai kebutuhan, selalu melakukan interaksi, baik interaksi edukatif, interaksi ekonomi maupun interaksi budaya dan interaksi politik. Semua interaksi tersebut termasuk interaksi sosial. Hasil interaksi sosial berbagai pihak biasanya menelorkan konsensus sosial. Konsensus sosial atau kesepakatan sosial ini juga termasuk konsep dasar sosiologi.
Seorang individu, terutama yang masih muda, untuk mampu melakukan interaksi sosial secara wajar, lebih dulu ia mengalami sosialisasi, yaitu proses penanaman nilai dan pembelajaran norma sosial dalam rangka pengembangan kepribadian individu yang bersangkutan. Sosialisasi sebagai konsep dasar, terjadi mulai dan keluarga, kelompok sepermainan, para tetangga, di sekolah sampai dalam masyarakat yang lebih luas. Selama kepribadian seseorang itu berkembang, sosialisasi itu terus dialaminya.
Interaksi sosial antara seseorang dengan yang lainnya terjadi dalam kelompok, apakah itu keluarga, teman sepemmainan ataupun para tetangga. Kelompok itu, atau lebih tepat kelompok sosial tempat terjadinya interaksi antarindividu, tidak lain adalah kumpulan manusia paling tidak terdiri atas dua orang, namun biasanya lebih dari itu, telah saling mengenal dalam waktu yang relatif lama, ada kaitan rasa senasib, diikat oleh nilai dan norma yang sama, serta memiliki rasa persatuan. Kelompok sosial ini, merupakan konsep dasan yang penting dalam studi sosiologi. Secana formal, masyarakat manusia itu terikat dalam wadah kelompok sosiaI ini.
Selain kelonipok sosial yang merupakan kesatuan antar anggota masyarakat, di dalamnya terjadi atau ada perlapisan sosial, yang ditunjukkan oleh pengelompokan anggotanya berdasarkan ikatan persamaan tertentu, seperti pendidikan, ekonomi, suku bangsa dan lain-lainnya. Sebagai contoh, di dalam kelompok sosial itu terdapat orang-orang berpendidikan kendati, menengah dari tinggi. Atau contoh yang lain, yaitu adanya pengelompokan orang mskin, oranig yang berkecukupan dan orang kaya. Perlapisan sosial, merupakan salah satu konsep dasar yang penting dalam sosiologi.
Dalam kelompok sosial, baik kelompok yang relatif kecil seperti keluarga maupun kelompok besar seperti suku bangsa, terjadi proses sosial yang dialami oleh perorang atau oleh kelompok secara keseluruhan. Selama manusia hidup dan mempunyai vitalitas dan dinamika, proses sosial ini tidak akan pernah berhenti. Masyarakat, cepat ataupun lambat, selalu beranjak dan tingkat terbelakang ke tingkat berkembang sampai menjadi masyarakat modern. Sebagai akibat terjadinya proses sosial ini, terjadi pula perubahan sosial yaitu perubahan yang dialami berbagai aspek kehidupan dan telah didukung serta dialami oleh sebagian besar anggota masyarakat yang bersangkutan. Proses sosial dan perubahan sosial, merupakan konsep dasar sosiologi yang dapat dialami serta dihayati oleh kita si masyarakat dan waktu ke waktu. Apabila proses sosial dari perubahan sosial itu kepada kemajuan, masyarakat tersebut mengalami proses modernisasi, proses makin meningkatnya sikap dari kemampuan mental para anggotanya. Proses modernisasi yang meningkat kemampuan mental dan irasional menjadi rasional, dan boros ke hemat, dari bodoh kepada pintar, dan tidak terampil ke terampil, dari demikian seterusnya, juga merupakan konsep dasar sosiologi yang tidak boleh kita abaikan. Konsep ini sangat bermakna dalam menelaah kemajuan sesuatu kelompok sosial.
Sebagai akibat proses sosial, perubahan sosial dari modernisasi, baik secara Perorangan atau kelompok. terjadi perubahan status dan lapisan bawah ke lapisan menengah dan bahkan sampai ke lapisan atas. Atau juga terjadi perubahan status dan petani menjadi pedagang atau menjadi pegawai negeri. Perubahan status, baik yang dialami oleh perorangan maupun oleh. kelompok, dikonsepkan sebagai mobilitas sosili. Jika perubahan status tersebut dari lapisan bawah ke lapisan menengah sampai ke lapisan atas atau sebaliknya. dikonsepkan sebagai inobilitas vertikal. Sedangkan perubahan status yang sifatnya setara seperti dan petani jadi pedagang, kemudian menjadi nelayan, dan demikian seterusnya, mobilitas sosial yang demikian dikonsepkan sebagai inobilitas horisontal. Di dalam kehidupan masyarakat, konsep dasar mobilitas sosial ini dapat kita amati dan kita hanyati proses berlangsung serta kejadiannya.
Manusia dan masyarakat yang dinamis, tidak selalu ada dalam keseimbangan dan keserasian. Dalam kehidupan sosial itu terdapat hal-hal yang dianggap sebagai penyakit masyarakat seperti kejahatan, pengangguran. pelacuran. gelandangan, kemiskinan, dan sebangsanya. Penyakit-penyakit masyarakat yang demikian yang merupakan masalah sosial, dikonsepkan sebagai patologi sosial. Kondisi atau lebih tegas lagi, masalah yang demikian itu, merupakan salah satu konsep dasar sosiologi yang wajib dikaji secara mendalam, untuk menentukan alternatif pemecahannya. Tawuran pelajar dan remaja yang sering terjadi di Ibu Kota Jakarta, merupakan salah satu bentuk patologi sosial yang wajib mendapatkan perhatian dan kepedulian segala pihak. Apabila hal tersebut kita abaikan, akan menjadi masalah sosial yang makin gawat yang merusak mental genenasi muda Indonesia. Masalah sosial ini juga merupakan konsep dasar sosiologi.
E. Psikologi Sosial
Interaksi sosial manusia di masyarakat, baik itu antar individu, antana individu dengan kelompok atau antar kelompok, tidak dapat dilepaskan dan fenomena kejiwaan yang timbul dan orang perorang dan dalam kelompok. Reaksi emosional, sikap, kemauan, penghafalan, motivasi, harga diri dan sebangsanya sebagai fenomena kejiwaan yang tercermin pada perilaku orang perorang serta kelompok tadi, merupakan fenomena yang melekat pada kehidupan berbudaya (dan bermasyarakat. Perilaku kejiwaan manusia dalam konteks sosial ini, merupakan objek kajian psikologi sosial.
Psikologi sosial sebagai salah satu bidang ilmu sosial, menurut Harold A. Phelps (Eaincliild, H.P. dkk: 1982:290): “PsikoLogi sosial adalah suatu studial tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial”. Dengan demikian, objek yang dipelajari oleh psikologi sosial itu seperti telah dikemukakan tadi, meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial yang terungkap pada perhatian, minat, kemauan, sikap mental, reaksi emosional, hanga diri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran, dan demikian seterusnya. Mengenai psikologi sosial ini selanjutnya. secara singkat Knecli, Clutfield dan Ballachey (1982:5) mengemukakan: “Psikologi sosial dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang peristiwa perilaku antar personal”. Ungkapan ini tidak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Philps tadi. Titik berat perhatian kajiannya itu tertuju pada perilaku manusia dalam hubungan sosialnya. Dari pernyataan dan kenyataan yang dapat kita amati serta kita hayati, antara psikologi sosial dengan sosiologi, sangat erat kaitannya, kalau tidak dapat dikatakan sebagai ilmu yang dwi tunggal Pada kenyataannya, interaksi sosial antar warga masyarakat, tidak dapat selalu dilandasi oleh dorongan kejiwaan, apakah itu namanya perhatian, minat, harga diri atau kemauan lainnya. Kondisi emosional selalu menyertai proses yang kita sebut interaksi sosial. Selanjutnya, dorongan untuk berinteraksi sosial itu Juga tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi proses kejiwaan saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor Iingkungan (Knech, Cnutfield, Ballchey (1982; 478-483). Ke dalam faktor lingkungan, termasuk manusia di sekitannya (lingkungan sosial), nilai¬ norma peraturan yang berlaku (lingkungan budaya), dan kondisi cuaca populaonan-sumberdaya ain-ketiuggian dan permukaan laut (lingkungan alam). Lingkungan-lingkungan tadi sangat berpenganuh terhadap kebanggaan, harga diri, sikap mental, dorongan berprestasi, etos kerja, semangat hidup, kesadaran seseorang ataupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Betapa bermaknanya keluarga sebagai lingkungan sosial terhadap dorongan berprestasi seorang anggotanya. Demikian pula peranan lingkungan sosial lainnya seperti teman sepermainan, teman sejawat dalam pekerjaan atas dorongan kepada seseorang untuk tetap hidup bersemangat, berprestasi, dan akhirnya mencapai keberhasilan. Proses dan dinamika kejiwaan yang demikian itu, wajib mendapatkan perhatian, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM di hari-hari mendatang.
Sebagai satu kesatuan mental-psikologi dengan fisik-biologis fenomena kejiwaan seseorang, terpadu dalam dirinya sebagai kepribadian. Pada kesatuan kepribadian ini, kita dapat mengamati dan menelaah hubungan antara faktor dalam diri seseorang (potetisi mental-psikologis dan fisik-biologis) dengan faktor luar yang disebut lingkungan (sosial, budaya, alani). Keunikan kepribadian seseorang yang terpencar pada perilakunya, merupakan hasil perpaduan kerja sama antara potensi dari dalam diri dengan rangsangan dan lingkungan (hukum kongensi). Psikologi sebagai salah satu bidang ilmu sosial, berperan strategis dalam mengamati, menelaah, menganalisis. menarik kesimpulan dan memberikan arahan alternatif terhadap masalah sosial yang merupakan ungkapan aspek kejiwaan. Patologi sosial yang pernah didiskusikan pada waktu membicanakan sosiologi, sesungguhnya juga menjadi salah satu garapan psikologi sosial.
Setelah kita membicarakan apa dan bagaimana psikologi sosial itu, selanjutnya manilah kita memperhatikan konsep-konsep dasar psikologi sosial itu, yang menjadi salah satu bagian dan kajian ilmu sosial. Konsep-konsep dasar tersebut dapat diikuti berikut ini.
1) Emosi terhadap objek sosial
2) Perhatian
3) Minat
4) Kemauan
5) Motivasi
6) Kecerdasan dalam menanggapi pensoalan sosial
7) Penghayatan
8) Kesadaran
9) Harga diri
10) Sikap mental
11) Kepribadian
12) Dan masih banyak fenomena kejiwaan yang lain yang dapat kita gali lebih lanjut.
Tiap individu yang nomial, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan. Kadar potensi tadi bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya bergantung pada kondisi kesehatan, baik mental psikologisnya. Mereka yang kesehatan jasmani dan rohaninya prima, peluang pengembang potensi psikologisnya lebih baik dari pada mereka yang kurang sehat. Selain dari pada hal tersebut, faktor lingkungan dalam arti yang seluas - ¬luasnya juga sangat berpengaruh. Ketajaman emosi dan reaksi emosional seseorang, sangat dipenganuhi oleh faktor internal dan eksternal seperti telah digambarkan tadi. Emosi dan reaksi emosional dengan pengendaliannya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional, menupakan konsep dasar psikologi sosial yang penarannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainya. Perhatian dan minat seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena sosial, interaksi sosial dan lain-lainya. Tinggi-rendahnya, terkendali tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan.
Perhatian dan sekaligus juga minat sebagai konsep dasar psikologi sosial, secara sepintas telah dibahas di atas. Dalam pengembangan sumben daya manusia (SDM), khususnya berkenaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian dan minat dan SDM yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai secana optimum. Oleh karena itu, Anda dan kita semua selaku guru IPS, wajib memperhatikan perhatian dan minat peserta didik, agan tujuan instruksional dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin.
Kemauan sebagai konsep dasar psikologi sosial, merupakan suatu potensi pendorong dan dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat, merupakan modal dasan yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Anda tentu ingat akan ungkapan “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Kemauan yang terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri Anda serta kita semua, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama mencapai cita-cita luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang-orang yang kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi.
Motivasi sebagai suatu konsep dasar selain timbul dan dalam tindakan individu masing-masing, Juga dapat datang dan lingkuiigan, khususnya lingkungan sosial dan budaya. Seperti telah dikemukakan di atas, motivasi diri tujuan merupakan kekuatan yang mampu mendorong kemauan. Jika Anda dan kita semua memiliki motivasi diri yang kuat, mempunyai harapan yang kuat juga berkemauan keras mencapai suatu cita-cita. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi Anda untuk memotivasi peserta didik dengan berbagai Cara, agar mereka memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai suatu potensi sesuai dengan cita-citanya. Dalam hal ini Anita selaku guru IPS berperan sebagai motivaton bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab Anda.
Kecerdasan sebagai potensi psikologis bagi seorang individu, merupakan modal dasar mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan permasalahan sosial. Kecendasan sebagai unsun kejiwaan dan aset mental, tentu saja tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan unsur-unsur serat potensi psikologis lainnya. Dibandingkan dengan potensi psikologis yang lain, kecerdasan ini relatif lebih mudah dipantau, dievaluasi dan ungkapan perilaku individu, untuk Anda selaku guru tentu saja dan perilaku peserta didik. Potensi dan realisasi kecendasan yang karakternya kognitif relatif lebih mudah diukur. Sedangkan potensi dan realisasi mental yang sifatnya efektif, lebih sukar dievaluasi dibandingkan dengan aspek kecerdasan. Kecendasan sebagai konsep dasar psikologisosial, memiliki makna yang mendalam bagi seorang individu, karena kecerdasan tersebut menjadi unsur utama kecendekiaan. Sedangkan kecendekiaan, merupakan modal yang sangat berharga bagi SDM menghadapi kehidupan yang penuh masalah dan tantangan seperti yang kita alami dewasa ini.
Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang adalah penghayatan. Proses ini tidak hanya sekedar merasakan, memperhatikan, dan rnenikmati. melainkan lebih jauh dari pada itu. Hal-hal yang ada di luar diri Anda dan kita masing-masing, menjadi perhatian yang mendalam, dirasakan serta diikuti dengan tenang, sehingga menimbulkan kesan yang juga sangat mendalam pada diri kita masing-masing. Proses penghayatan ini tidak dapat dilepaskan dan kondisi diri kita penuh kesadaran. tanpa kesadaran, penghayatan itu sukar terjadi atau sukar kita lakukan.
Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu, contohnya berkenaan dengan penghayatan Pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam, meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan Pancasila. Oleb karena itu, proses kejiwaan yang tersimpan pada konsep dasar penghayatan, sukar dipisahkan dan konsep kesadaran. Dua konsep ini sangat penting dalam kehidupan manusia sehari. hari. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kesadaran tersebut tidak cukup hanya merasakan, memahami dan memikirkan tentang hak dan kewajiban itu, melainkan lebih jauh lagi menghayatinya. Dengan penghayatan tersebut kesadaran akan bermakna dan mendalam, sehingga mampu memenuhi serta melaksanakan apa yang menjadi kewajiban tersebut. Anda selaku guru IPS wajib menghayati dan menyadari hal itu.
Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep dasar yang menjadikan manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Oleh karena itu, harga diri ini jangan dikorbankan hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri Anda dan kita semua yang terbina serta terpelihara, merupakan martabat kemanusiaan kita masing-masing yang selalu akan diperhitungkan oleh pihak atau orang lain. Harga diri yang dikorbankan sampai kita tidak memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak jarang dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan. Masalah ini wajib disadari dan dihayati oleh tiap orang yang ingin mempertahankan martabatnya. Selanjutnya, sifat atau sikap mental, merupakan reaksi yang timbul dan diri kita masing-masing jika ada rangsangan yang datang kepada kita. Reaksi mental atau sikap mental dapat bersifat positif, negatif dan juga netral, bergantung pada kondisi diri kita masing¬-masing serta bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Menjadi kewajiban Anda dan kita selaku guru, membina serta mengembangkan sikap mental peserta didik serta positif-aktif-kreatif sebagai SDM masa yang akan datang yang sudah pasti akan penuh masalah, tantangan dan persaingan.
Konsep dasar yang komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat, Brown & Brown (1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik, sifat atau atribut yang dimiliki individu dari waktu ke waktu”. Sedangkan Hornel Hart (Fairchild, H.P. dkk:
1982 : 218) mengemukakan:
Konsep dasar kepribadian yang dikemukakan oleh Brown & Brown hanya sebagai ungkapan denotatis, sedangkan yang diketengahkan oleh Hart dalam pengertian konotatif yang lebih komprehensif. Berdasarkan apa yang dapat kita simak dan konsep tersebut, kepribadian itu bersifat unik yang memadu kan potensi internal sebagai warisan biologis dengan faktor eksternal berupa lingkungan yang demikian terbukanya. Pada kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh yang sedang mengarus secara global, faktor lingkungan yang sangat kuat. Oleh karena itu, pendidikan sebagai salah satu faktor lingkungan, wajib terpanggil dan berperan aktif memberikan pengaruh positif-aktif-kreatif terhadap pembinaan kepribadian peserta didik. SDM genenasi muda yang menjadi subjek pembangunan masa yang akan datang, wajib memiliki kepribadian yang kukuh-kuat, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agan selalu siap serta sigap menghadapi masalah ¬tantangan-persaingan. Secara ideal SDM yang memiliki kepribadian yang demikian itu, dapat diandalkan sebagai penyelamatan kehidupan yang telah makin menymmparig dan kebenaran yang hakiki yang “mengorbankan nilai¬ mulai moral demi mencapai tujuan material seniata”. Panggilan dan tugas pendidikan memang benat, riamun sarigat mulia.
Latihan
Setelah kita membahas konsep-konsep dasar geografi, sejarah, antropologi, sosiologi dan psikologi sosial, marilah Anda melakukan latihan sesuai dengan persoalan-persoalan berikut ini!
1. Pengetahuan geografi sesungguhnya telah dimiliki oleh flap orang, apakah ia pernah duduk di bangku sekolah atau tidak pernah. Dengan perkataan lain, geografi sebagai pengetahuan, tidak asing bagi flap orang. Cobalah Anda jelaskan pernyataan tersebut!
2. Pakar filsafat Abad XVIII, Emmanuel Kant mengatakan bahwa geografi dan sejarah merupakan i/mu dwitunggal. Uraikanlah dengan contoh kebenaran pernyataan E. Kant tersebut!
3. Kebudayaan sebagai konsep dasar Antropologi, mencakup aspek kehidupan sosial manusia yang sangat luas. Jelaskan aspek-aspek kehidupan yang menjadi unsur kebudayaan tersebut’
4. Konsep-konsep dasar sosiologi bersumber dan interaksi sosia/. Cobalah Anda uraikan kebenaran pernyataan itu!
5. Kepribadian sebagai konsep, merupakan suatu perpaduan segala aspek psikologis individu. Cobalah Anda jelaskan hal tersebut!
Persoalan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya. Oleh kanena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri, atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, dan bahkan dengan tutor Anda untuk memperoleh jawaban yang benar atas persoalan-persoalan tadi. Anda dipersilahkan melakukannya.
Konsep Dasar Ekonomi dan Koperasi, Politik dan Pemerintahan
Dua aspek kehidupan lain yang wajib menjadi perhatian Anda selaku guru IPS dan kita selaku warga negara, yaitu aspek ekonomi dan politik yang terus mengalarni perkembangan. Dalam pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II), sektor ekonomi masih tetap mendapat prioritas utama. Sedangkan aspek politik yang menyangkut pemerintahan dan kenegaraan, stabditasnva tidak dapat diabaikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perkembangan dan pengembangannya harus tetap diupayakan. Stabilitas tersebut, bukan berarti statis-mandeg-stagnan, melainkan dinamik mengikuti perubahan serta perkembangan internal maupun eksternal-global. Kegiatan Belajar 2 ini, akan menitik beratkan dua aspek tersebut yang juga berkaitan dengan kehidupan perkoperasian dan pemerintahan.
A. Ekonomi dan Koperasi
Pembahasan ekonomi sebagai salah satu bidang ilmu sosial akan di kaitkan dengan koperasi yang menurut undang-undang menjadi sokoguru perekonomian Indonesia. Tentu saja pembahasan kita tentang ekonomi sebagai bidang ilmu dengan konsep-konsep dasarnya, menjadi sorotan utama.
Berkenaan dengan ekonomi Brown & Brown (1980:2412 mengemukakan bahwa “ekonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang cara bagaimana manusia melalui pranata-pranatanya memantapkan keterbatasan sumber daya modal, sumber daya alam, dan tenaga kerja, memuaskan kebutuhan materinya”
Sedangkan Earl E. N4untz (Fairchild. H.P. dkk: 1982: 102) mengetengahkan bahwa “Ekonomi adalah suatu studi tentang cara bagamana manusia mengorganisasikan sumber daya alam, kemampuan budaya, dan tenaga kerja menopang dan meningkatkan kesejahteraan materialnya”. Sementara itu, dengan cukup panjang, Gerarado P. Sicat dan H.W Arndt (1991: 3) mengemukakan:
politk ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorangan dan kelompok—kelompok masyarakat menentukan pilihan.
manusia mempunyai keinginan yang tidak terhatas. Untuk memuaskan bermacam ragam keinginan tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karcoanyn sumber daya ini Iangka dan mempunyai berbagai kegunnan alternatif Pilihan penggunaan dapat terjadian penggunaan sekarang (han ini) dan penggunaaur esok ban (msa depan) ... Sciani itu, penggunaan sumber daya tersebut menimbulkan pub biayn dan manfaat, maka diperlukan pertimbangan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
Dan tiga batasan ilmu ekonomi tadi, dapat ditarik garis persamaan yaitu bahwa ilmu ekonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai “bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan materi”. Selanjutnya bahwa di sekitar manusia itu terdapat sumber daya yang mampu memenuhi kebutuhan tadi, namun persediaan dan penyediaannya terbatas, bahkan ada yang sifatnya langka. Sementara itu, kebutuhan materi manusia cenderung tidak terbatas. Bahkan dan sumberdaya tersebut terbuka kemungkinan alternatif penggunaan tidak hanya terbatas pada kebutuhan pokok manusia. Untuk menghadapi hal tersebut diperlukan “pertimbangan efisiensi penggunaan sumber-daya”. Hal inilah yang menjadi kajian Ilmu Ekonomi.
Mengenai apa yang didefinisikan di atas, Anda dapat mengamati dan rnenghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal, fakta dan masalah yang kita bersama alami sehari-hari tadi, dapat mengembangkan pemahaman tentang ekonomi. Penduduk yang jumlahnya terus rneningkat yang dapat Anda hayati sendiri dalam keluarga, di lingkungan para tetangga, di kota atau kabupaten sampai di tingkat negara. Semua penduduk, baik yang berusia lanjut, orang dewasa, para remaja, anak-anak sampai bayi yang baru lahir, menurut pemenuhan kebutuhan, khususnya kebutuhan materi, paling tidak pangan, sandang dan papan (perurnahan). Padahal sumber daya yang menjaminnya mulai dan lahan (areal tanah), pertanian, hutan, air dan sebangsanya ada dalam keterbatasan. Oleh karena itu, upaya. ilmu ekonomi, pakar ekonomi, dan kita semua bagaimana mencari keseimbangan antara kebutuhan manusia yang cenderung memngkat kuantitas serta kualitasnya dengan kernampuan sumber daya menyediakannya. Belum lagi berbicara tentang “alternatif penggunaan dan pemanfaatan sumber daya” yang juga makin bervaniasi. Tugas Anda selaku guru IPS, dan kita semua selaku guru, bagaimana memberikan pengertian, penghayatan serta kesadaran kepada peserta didik tentang kecenderungan masalah ekonomi, jika tiap orang tidak membatasi din keutuhan sampal batas minimum menjamin kesejahteraan. Bagaimana mengembangkan upaya menahan diri dan hidup yang berlebih-¬lebihan, padahal kemampuan sumber daya ada dalam keterbatasan.
Untuk mengatur kesejahteraan rakyat, khususnya kesejahteraan ekonomi Bangsa Indonesia, telah diatur hitam di atas putih dalam Undang-undang Dasar 1945. Pada pasal 33 yang terdiri atas tiga ayat, yaitu:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan;
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara;
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam Pasal 33 ini juga tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilihan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluangaan. Bangun perusahaan sesual dengan itu ialah koperasi. Secara konstitusional, perekonomian Indonesia itu mengutamakan rakyat banyak. Namun kecenderungan yang dapat kita amati dan kita hayati menunjukkan keadaan yang lain. Beberapa gelintir keluarga makin dan makin kaya, sedangkan sebagian besar rakyat makin tidak berkemampuan, pemilikan lahan pertanian makin sempit, bahkan akan hilang sama sekali. Pemilikan rumah kecenderungannya makin kecil, mengingat harganya terus meningkat, sedangkan kemampuan daya beli sangat lemah.
Selanjutnya, sebelum kita membahas berbagai konsep dasar, lebih dulu kita akan menyimak pengertian koperasi dan berbagai kalangan dan secara konstitusional ada dalam Undang-undang Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian dalam upaya memantapkan ekonomi kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Berdasarkan undang-undang tersebut “koperasi ialah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”. Sedangkan International Cooperative Alliance (ICA) dalam buku Time Coop¬erative Principles, karangan P.E. Wenaman (A.A. Chaniago, Ch. Toweula dkk:1995:225) memberikan definisi:

Koperasi adalah kumpulan orang-orang atan badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya melalui memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu satu dengan yang lainnya dengan cara memberi batas keuntungan, usaha tersebut berdasarkan atas prinsip-prinsip koperasi.

Berdasarkan tulisan Bapak Koperasi Indonesia, Dr. Mohammad Hatta, pada Han Koperasi ke-1 tanggal 12 Juli 1951 (A.A. Chaniago, Cit Toweula dkk: 1995:225) memberikan definisi: “Koperasi adalah bangun organisasi sebagai badan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”.
Dan tiga batasan tadi dapat ditarik garis persamaan, yaitu bahwa koperasi adalah kegiatan ekonomi bersama dan para anggotanya, berasaskan kekeluargaan, kerakyatan, demi keuntungan bersama, dan tidak mengutarakan keuntungan ekonomi semata-mata, melainkan juga memperhatikan keuntungan sosial. Namun demikian, sebagai suatu bentuk kegiatan usaha, memerlukan penanganan dan pengelolaan yang profesiona!. Hal inilah yang belum dipenuhi oleh kegiatan usaha ekonomi yang disebut koperasi. Oleh karena itu, masih banyak koperasi yang menjadi anak angkat perusahaan besar, belum menunjukkan kemandirian. Kondisi yang demikian, menjadi masalah bagi koperasi sendiri sebagai kegiatan usaha ekonorni rakyat. Dengan demikian, menjadi panggilan bagi Anda selaku guru IPS bagaimana memikirkan dan melibatkan diri dalam kegiatan ekonomi tersebut untuk meningkatkan kualitas usaha, tujuan mensejahterakan para anggota berdasarkan asas kekeluargaan dan keuntungan sosial.
Ekonomi yang berasas kekeluargaan, yang menguasai hajat hidup orang banyak yang diarahkan pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya, telah tercantum dalam UUD 1945. Selanjutnya bagaimanakah kenyataannya hasil upaya ekonomi seperti itu dinikmati sebagian besar penduduk warga negara Indonesia, masih menuntut perjuangan. Hal inilah yang wajib menjadi kepedulian dan perjuangan kita bersama. Nusantara Indonesia tercinta bukan milik segelintir pengusa raksasa, meskipun pada kenyataannya demikian, melainkan menjadi milik otentik seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan IPS wajib menggiring kesadaran, penghayatan dan kepedulian peserta didik terhadap hakikat ekonomi rakyat yang menjadi amanat UUD 1945.
Setelah kita memperhatikan batasan-batasan ekonomi dan koperasi, marilah kita mengamati konsep-konsep dasar yang menjadi kunci dua pokok persoalan yang erat kaitannya satu sarna lain. Konsep-konsep dasar itu sebagai berikut:
(1) Kalangan sumber daya
(2) Keterbatasan sumber daya
(3) Kebutuhan yang tidak terbatas
(4) Konsumsi produksi, distribusi
(5) Penawaran permintaan
(6) Kekeluargaan
(7) Keuntungan ekonomi
(8) Keuntungan sosial alternatif pemanfaatan Sumber alam
(10) Sumber daya yang terbarukan
(11) Sumber daya yang tidak terbarukan
(12) Modal
(13) Tenaga kerja
(14) Pemuasan kebutuhan
(15) Surplus-minus-keseimbangan
(16) Efektif-efisien-produktif
(17) Dan hal-hal lain yang dapat digali sendiri lebih jauh.
Sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini tidak merata. Di sesuatu kawasan terjadi kelebihan (surplus), sedangkan di kawasan lain terjadi kekurangan (minus) atau keterbatasan, bahkan di kawasan lainnya lagi terjadi kelangkaan sumber daya. Pada proses pemenuhan kebutuhan akan sumber daya tersebut terjadi kegiatan ekonomi yang dikenal sebagai perdagangan. Dalam memenuhi sampai mencapai kepuasan kebutuhan, manusia baik perorangan maupun kelompok, melakukan kegiatan produksi, menghasilkan sesuatu baik yang langsung dan sumber daya alam maupun melalui pengolahan lebih dulu. Proses produksi tadi memenuhi konsumsi yang selalu meningkat kualitas dan kuantitasnya. Konsumsi atau pemakai barang hasil produksi itu, tidak selalu ada di satu kawasan, melainkan lebih banyak tersebar di berbagai kawasan. Oleh karena itu, untuk mencapai konsumen harus dilakukan pendistribusian. Produksi yang terus dilangsungkan, membulkan penawaran hasil produksi tadi. Sedangkan konsumen melakukan permintaan atas hasil produksi tadi. untuk sampai kepada konsumen harus dilakukan distribusi. Proses distribusi ini, selain menyampaikan barang kepada konsumen, juga melakukan proses penyeimbangan di antara yang kelebihan (surplus) dengan yang kekurangan (minus). Dengandemikianlah proses dan kegiatan ekonomi berlangsung.
Kegairahan kegiatan ekonomi untuk para pelakunya, jika terdapat keuntungan yang diperoleh, ada nilai tambah dan kegiatan tadi. Dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang berPancasila, keuntungan itu tidak semata-mata keuntungan material atau keuntungan ekonomi, melainkan juga wajib memperhatikan keuntungan sosial. Keuntungan ini berarti keuntungan yang dirasakan semua pihak, baik itu oleh produsen maupun oleh konsumen. Dalam hal ini koperasi sebagai suatu badan usaha rakyat yang didukung oleh para anggotanya, mengutamakan keuntungan sosial ini. Tentu saja tidak berarti bahwa keuntungan material ekonomi tidak diperhatikan. Bagaimanapun sebagai suatu badan usaha, hidup matinya badan usaha yang disebut koperasi ini juga dan keuntungan ekonomi ini, namun bukan hal yang terutama. Oleh karena itu, badan usaha yang berasaskan kekeluargaan ini untuk kelangsungan hidupnya, wajib dikelola secara profesional. Pengurus koperasi yang sifatnya kekeluargaan ini, pengurusnya diangkat oleh para anggota pada rapat anggota. Namun berjalannya suatu badan usaha tidak dapat amati dalam arti oleh siapa saja yang bersedia bekerja dengan tidak memperhatikan kemampuan menjalankan usaha tadi. Badan pengurus bisa saja berasal dan anggota meskipun tidak memiliki keahlian berusaha secara ekonomi, namun perangkat kerja perusahaan, wajib dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya sesuai dengan sifat badan usaha. Sedangkan yang mencirikan koperasi dengan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonominya, terutama dalam mempertahankan keuntungan sosial bagi seluruh anggota dan pengguna jasa koperasi, wajib menjadi acuan utama.
Modal dalam kegiatan usaha dan kegiatan ekonomi, tidak hanya terbatas pada alat produksi, gedung, lahan dan keuangan, namun paling utama tenletak pada SDM yang menjadi aset hidup kegiatan dan kehidupan ekonomi tersebut. Oleb kanena itu, baik perusahaan milik negara, milik swasta ataupun milik rakyat dalam bentuk koperasi, dituntut adanya modal SDM yang bersikap mental wiraswasta. Orang yang berjiwa pcrwmra yaitu berani, jujur, disiplin, mandiri dan bertanggung jawab. Orang atau orang-onang yang demikian yang dituntut menjadi modal utoma dalam kegiatan berusaha dan kegiatan ekonomi. Dengan dimilikinya orang-orang yang demikian, modal berupa alat produksi, keuangan dan sebagainya dapat digalang serta didatangkan. SDM yang demikian itulah yang masih langka di kalangan kita, umumnya di Indonesia dan khususnya di lingkungan koperasi. Oleh karena itu, menjadi tuntutan bagi Anda selaku guru IPS bagaimana membimbing, mengarahkan, membina dan mengembangkan peserta didik untuk bersikap berwira usaha bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Sumben daya alam, selain ada yang persediaannya terbatas dan langka, juga sifatnya tak terbarukan (noun renezoable resources). Oleb karena itu, pemakaian dan pemanfaatannya wajib didasarkan atas asas efektif untuk apa, serta efisien seberapa. Wajib ada upava penggunaan sumber daya yang demikian itu diutamakan bagi kepentingan yang betul-betul mendesak dan bagi kepentingan orang banyak. Berkaitan dengan upaya tersebut, wajib diperhitungkan secara rinci berapa besar keperluannya, penghematan terhadap sumber daya yang tak terbarukan ini wajib dilakukan oleh semua pihak. Dengan demikian penianfaatan sumber daya tersebut mencapai kegunaan yang setinggi-tingginya dengan tingkat produktivitas optimal. Penyalahgunaan sumber daya, kelangkaan dan pemusnahannya, tidak hanya menimpa sumben daya yang tidak terbarukan, dapat juga menimpa sumber daya yang terbarukan (renewable resources). Penggunaan dan pemanfaatan sumber daya hayati yang tidak terkendali, pada tahap pertama terjadi penggunaan keragaman, yang selanjutnya memberikan peluang pada pelangkaan, yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya pemusnahan. Masalah ini telah dialami oleh jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan tertentu. Padahal, jenis-jenis tersebut memiliki fungsi ekologis mempertahankan keseimbangan ekosistem.
Kemajuan dan pemanfaatan kemajuan IPTEK dalam bidang produksi, telah pula rnenyebabkan terjadinya alternatif pemanfaatan dan penggunaan suatu jenis sumber daya. Sebagai contoh penggunaan dan pemanfaatan miigas serta batu bara, tidak lagi hanya untuk bahan bakar, melainkan untuk pemanfaatan dan kepentingan yang meluas. Dengan proses perkimia, minyak bumi dan batu bara dimanfaatkan untuk bahan pakaian, ban kendaraan, kosmetik, obat-obatan, dan lain sebagainya. Padahal, migas dan batu bara termasuk sumber daya alam yang tak terbarukan. Masalah ini wajib menjadi perhatian dan kepedulian Anda selaku guru IPS serta juga kepeduhan dan perhatian kita semua untuk menyadarkan peserta didik dalam menggunakan serta memanfaatkan sumber daya alam yang tak terbarukan secara efektif, efisien, sehingga prod u ktivitasnya optimum.
Menunut pengkajian dan perhitungan Departemen pertambangan dan Energi, cadangan mineral migas Indonesia sudah makin menipis Menurut perhitungan tersebut, beberapa pancawarsa yang akan datang, Indonesia yang semula sebagai negana pengekspor migas dapat berubah menjadi pengimpon. Dapat dibayangkan dan sekarang, berapa mahalnya minyak bumi dan gas alam, bila barang tersebut merupakan barang impor. adalah penggunaan minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan bermotor makin meningkat, peningkatan tersebut selain karena kendaraannya saja yang makin besar jumlahnya, juga karena kemacetan lalu-Iintas yang sukar diatasi di kota-kota besar.
Menghadapi keterbatasan, kelangkaan sampai pada hilang dan habisnya sumber daya minyak bumi dan gas alam, wajib dipikirkan sumber daya alternatif, sumber daya pengganti migas. Indonesia memiliki sinar surya yang melimpah, arus ombak dan gelombang air laut yang tak kunjung berhenti, merupakan sumber daya alternatif yang belum dimanfaatkan. Untuk melaksanakan upaya pemanfaatan sumben daya alternatif, dituntut IPTEK yang tepat guna. Untuk memanfaatkan IPTEK tersebut, menuntut SDM yang handal menciptakan, mengembangkan dan mengelolanya. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan kualitas SDM menjadi tuntutan. Secara kuantitatif, kita bangsa Indonesia memiliki keunggulan koimporatif SDM (peringkat empat di dunia), namun secara kualitatif, SDM Indonesia belum memiliki keunggulan kompetitif Oleh negara-negara kecil seperti Singapura, Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan saja kalah. Di sini, dunia pendidikan sangat ditantang dan dipanggil meningkatkan kualitas SDM ini. Angkatan kerja, tenaga kerja, dan SDM Indonesia pada umumnya, masih belum mampu menempatkan diri sebagai SDM yang berkeunggulan kompetitif, jangankan di tingkat global, di tingkat regional Asia saja masih lemah. Hal ini sekali lagi menjadi tantangan dunia pendidikan untuk menempatkan dan memfungsikan diri sebagai agen kemajuan bangsa serta negara. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan bagaimana memberdayakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Mengentaskan koperasi menjadi badan usaha yang berdaya dan hanya sekedar “ proyek kasihani”.

B. Potitik dan Pemerintahan
Anda selaku warga negara dapat mengamati dan menghayati, bahwa kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa serta bernegara, tidak dapat dilepaskan dan dua aspek kehidupan sosial berpolitik dan berpemerintahan. Politik di sini, bukan politik dalam arti sempit seperti politik praktis, melainkan politik dalam bernegara, berpemerintahan dan berwarga dunia. Dan kehidupan berpolitik dalam arti yang luas itu juga, tidak dapat dipisahkan dengan pemerintahannya. Gich karena itu, sebelum berbincang-bincang lebih jauh, marilah kita telaah lebih dulu anti politik sebagai bidang ilmu sosial, dan arti pemerintahan dalam konteks Ilmu Politik.
Secana singkat Mildred Parten (Fairchild, H.P. dkk: 1982:224) mengemukakan bahwa ilmu politik adalah teori, kiat dan praktik pemerintah. Sedangkan Brown & Brown (1980: 304) mengemukakan bahwa ilmu politik adalah proses dilaksanakannya kekuasaan mencapai tujuan—tujuan tertentu. Di pihak yang lain, J. Barents (Miriam Budiardjo: 119:9), dalam ilmu politika mengemukakan definisi: Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara yang merupakan bagian dan kehidupan masyarakat Ilmu politik mempelajari negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya. Akhirnya dapat dikemukakan di sini arti ilmu politik menurut Ossip K. Flechtheim (Miriam Budiandjo: 1991 :11) dalam buku Fundamental of Political Science: “Ilmu Politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dan negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dan gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang mempengaruhi negara”.
Dan empat definisi ilmu politik tadi dapat dikemukakan garis umum, yaitu bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan negara, mempelajari negara melakukan tugasnya mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tugas tersebut, mempelajari kekuatan kekuasaan sebagai penyelenggara negara, mempelajari kekuasaan pemerintah negara. Dalam definisi-definisi tersebut, terdapat konsep-konsep kekuasaan negara, pemerintahan, sifat dan tujuan negara. Dengan demikian, dalam konsep ilmu politik, tidak terpisahkan konsep-konsep dasar negara dan pernerintahan. Sesuai dengan judul Kegiatan Belajar 2 ini di antaranya membahas llmu politik dan pemerintahan, maka pada pembahasan berikut ini akan di ketengahkan pengertian pemerintahan.
Menurut Brown & Brown (1980:304), “Pemerintahan adalah semua aparat dan proses yang melaksanakan penyelenggaraan aktivitas negara”. Sedangkan menurut Charles J. Bushnell (Fairchild, H.P. dkk: 1982:132): “Pemerintahan adalah organisasi penjelmaan suatu negara, pemerintahan adalah negara dalam penampilan praktisnya, pemenintahan sebagai suatu proses merupakan pelaksanaan fungsi negara dalam segala aspeknya”.
Dan dua acuan tentang pemerintahan, jelas yang dimaksud dengan pemerintahan itu tidak lain adalah penyelenggaraan. pelaksanaan kerja secara operasional suatu negana. Dengan kata lain, pemerintahan itu adalah aparat pelaksana negara. Oleh karena itu tentu saja menyangkut tugas dan fungsi aparat serta instansi yang menyelenggarakan pekerjaan yang menjadi bahan kewajiban negana. Negara dengan pemerintahannya, melekat satu sama lain.
Setelah kita simak bersama apa dan bagaimana Ilmu Politik serta pemerintahan itu, selanjutnya kita akan mengkaji konsep-konsep dasar kedua¬duanya. Konsep-konsep dasar itu sebagai berikut:
1) Kekuasaan
2) Negara
3) Undang-undang
4) Kabinet
5) Dewan perwakilan rakyat
6) Dewan pertimbangan agung
7) Mahkamah agung
8) Kepemimpinan
9) Demoknasi
10) Wilayah
11) Kedaulatan rakyat
12) otoriter
13) Monarki
14) Republik
15) Dan hal-hal lain yang dapat digali sendiri berdasarkan pengamatan serta pengalaman.
Anda dan kita semua selaku bangsa lndonesia, yakin bahwa lndonesia merupakan suatu negara. Bahwa kawasan yang kita tempati sejak lahir, dan diwariskan secara berkesinambungan dan generasi ke generasi, adalah suatu negara yang disebut Negara Republik Indonesia. Bahwa Nusantara tercinta ini adalah negara, karena memenuhi kriteria sebagai berikut:
I) Memiliki wilayah
Nusantara Indonesia kita ini merupakan wilayah daratan seluas 2027.057 Km2 yang terdiri atas 17.656 pulau, dan yang dihuni penduduk kira-kira 3000 pulau. Dengan demikian, masih banyak pulau yang belum berpenduduk secara tetap. Sedangkan luas perairan laut 6090163 Km2. Luas keseluruhan wilayah Nusantara 8.117.250 Km2. Kenyataan ini telah diakui oleh negara lain, paling tidak oleh negara-negara sahabat terdekat.
2) Penduduk
Bendasarkan hasil sensus penduduk 1990, wilayah Indonesia berpenduduk 179.194.223 jiwa, dengan kepadatan 93, dan laju perhimtungan per tahun 1,9S Berdasarkan jumlahnya, Indonesia menempati peringkat empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan laju pertumbuban 1,9S menurut rumus Nathankeifits, penduduk Indonesia akan menjadi berlipat dua dalam jangka waktu 35,35 tahun. Jadi jika pada tahun 1990 Indonesia berpenduduk 179.194.223 jiwa, maka pada tahun 2025 (1990 + 35) yang akan datang wilayah Indonesia akan berpenduduk 358.388.446 jiwa, merupakan jumIah yang besar. Hal tersebut menuntut perhatian dan kepedulian segala pihak, terutama dan tiap penduduk Indonesia sendiri.
3) Berpemerintahan
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, pada alinia keempat dinyatakan: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang¬-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang, tegasnya Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia itu memiliki pemerintahan, yaitu Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
4) Kedaulatan
Pada alinea keempat yang telah dikemukakan tadi, dalam kalimat itu selanjutnya dikemukakan: “yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, penwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dan rumusan alinea tadi telah tegas juga tentang kedaulatan negara, yang dinyatakan sebagai berkedaulatan rakyat. Dengan demikian, kedaulatan telah dimiliki oleh Negana Republik Indonesia.
Konsep dasar yang berkaitan dengan IImu Politik yang dapat dikatakan sangat melekat adalah kekuasaan. Miriam Budiardjo (1991:35) mengemukakan:
“Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dan orang yang mempunyai kekuasaan itu”. Dalam hal penyelenggaraan negara atau pelaksanaan pemerintahan, kekuasaan ini dipegang oleh pemerintah yang dilaksanakan oleh dewan menteri atau kabinet yang diketuai oleh kepala pemerintahan atau kepala negara (perdana menteri, presiden). Kekuasaan di sini dapat dinyatakan juga sebagai kepemipinan. Menurut Charles J. Bushnell (Fairchild. H.P., dkk: 1982:174) paling tidak ada dua pengertian kepemimpinan, yaitu:
(1) Suatu proses situasi yang memberikan peluang kepada seseorang atau orang-orang, karena kemampuannya memecahkan persoalan diikuti oleh kelompoknya, dan mampu mempengaruhi perilaku kelompok yang bersangkutan.
(2) Tindakan dan pengorganisasian dan pengarahan perhatian serta aktivitas sekelompok manusia, yang tergabung dalam suatu proyek atau perusahaan, oleh seseorang yang mengembangkan kerja sama, melalui pengamanan dan pemeliharaan kerelaan yang disepakati sesuai dengan tujuan dan metode yang dikehendaki serta yang diadopsi oleh himpunan yang bersangkutan.

Berdasarkan dua pengertian di atas, kepemimpinan, kekuasaan, kenegaraan dan pemerintahan itu kait mengkait dalam suatu situasi dan proses dalam wadah yang disebut negara. Tinggal lagi bagaimana kepemimpinan dan kekuasaan itu dilaksanakan, apakah dalam suasana demokrasi ataukah otoniter. Jika mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945 yaitu bahwa “suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”, maka kepemimpinannya itu demokrasi, dan kekuatan ada di tangan rakyat, sesuai dengan pengertian demokrasi sendiri (Bahasa Yunani, demos berarti rakyat, kratos/kratem berarti kekuasaan/berkuasa) berarti rakyat berkuasa atau kekuasan di tangan rakyat, sedangkan kepala negara atau kepala pemerintahan, hanya menda pat wewenang dan rakyat
Terselenggaranya suatu negara dengan baik, tertib dan aman, karena adanya peraturan yang disusun bersama, disepakati bersama serta dipatuhi bersama keberlakuannya. Bagi tingkat negara dan pemerintahan peraturan atau norma tersebut tersusun dalam bentuk undang-undang. Undang-undang yang menjadi pokok utama atau induk dan segala peraturan, norma dan undang-undang adalah Undang-Undang Dasar. Untuk Negara dan Pemenintah Indonesia, yang menjadi Undang-Undang pokok utama itu adalah Undang-¬Undang Dasar 1945. Segala tatacara, upacara, pengaturan dan penyelenggaraan bernegara serta berpemerintahan, telah ditentukan secara garis besar pada Undang-Undang Dasar 1945 Peraturan pelaksanaan, terjabarkan dan terperincikan pada Undang-Undang, peraturan pemerintah, garis-garis besar haluan negara, peraturan daerah, dan demikian seterusnya. Hal yang demikian itu, wajib Anda pelajari, selain untuk kepentingan sendiri, juga untuk kepentingan proses mengajar dan membelajarkan peserta didik yang menjadi tanggung jawab Anda serta tanggung jawab kita semua.
Demokrasi yang anti harfiahnya rakyat berkuasa atau kekuasaan ditangan rakyat, pada pelaksanaannya diserahkan kewenangannya kepada kepala negara dan atau kepada pemerintahan Penyerahan kewenangan itu dilakukan melalui perwakilan rakyat yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tentu saja pemberian kewe-nangan itu juga melalui permusyawaratan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang tidak lain adalah para anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah.
Demikianlah konsep-konsep dasar Ilmu Ekonomi dan Koperasi serta konsep-konsep dasar Ilmu Politik dan Pemerintahan.
Latihan
Untuk mengingatkan kembali apa-apa yang telah Anda pelajari cobalah kerjakan latihan berikut ini!
1. Dalam kehidupan manusia bermasyarakat ada dua hal yang dapat¬ dikatakan saling bertetangan, yaitu di satu pihak kebutuhan manusia cenderung tidak terbatas, namun di pihak lain persediaan dan penyediaan sumber daya ada keterbatasan, bahkan ada yang langka. Cobalah Anda jelaskan masalah yang timbul akibat kesenjangan tadi, dan upaya-upaya apakah yang dapat- mengembangkan antara penyediaan dan persediaan sumben daya dengan konsumsi manusia terhadap sumber daya tersebut !
2. Suatu jenis usaha, hidup matinya sangat dipengaruhi oleh keuntungan ekonomi yang diperoleh. Namun pada pelaksanaan kegiatan koperasi, pertimbangan keuntungan tidak semata-mata keuntungan ekonomi,
Keterampilan Dasar lImu-ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai bahagian ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Mackenzie, Nonman 91968: 7) bahwa social sciences are all the academic disciplines which deal with men in their social context. Jadi dengan demikian tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti, melainkan tetap terus aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan dunia lingkungannya (Dnijankara, 1969 : 44).
Dinamika manusia merupakan ungkapan hakikat jiwa manusia sebagai makhluk yang benakal budi (homo sapies) dan sebagai makhluk sosial. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di permukaan bumi. Pengembangan akal budi manusia dengan relasi sosial inilah yang telah menyebabkan keadaan kehidupan di permukaan bumi seperti kenyataan dewasa ini.
Pengembangan dan pemanfaatan akal budi manusia, telah menghasilkan apa yang kita istilahkan sebagai kebudayaan, kemampuan budaya dan kemampuan memanfaatkan pengetahuan kebudayaan manusia telah membantu meningkatkan kesejahtenaan manusia itu sendini. Pengungkapan budaya dalam bentuk benda materi dan yang non materi, telah mengembangkan kehidupan kelompok manusia menjadi kelompok sosial yang luas. Bahasa yang merupakan salah satu aspek kebudayaan, telah lebih
Cara berpikir yang dilakukan manusia secara sistentatis. telah menghasilkan ilmu pengetahuan Sebaliknya perkembangan ilmu pengetahuan telah pula mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir Kemajuan ilmu pengetahuan menjadi dasan perkembangan dan kemajuan teknologi. Melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah dapat memanfaatkan sumber daya untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Manusia sebagai makhluk biologis, dalam pertumbuhan hidupnya memerlukan kebutuhan jasinaniah. Kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan sejak ia lahir, seperti makan, minum, perlindungan terhadap cuaca yang buruk. Selanjutnya pemenuhan kebutuhan ini mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.
Kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya mengatur kebijaksanaan dalam kelompok. Di sini kelihatan jelas bahwa manusia adalah makhluk yang berpolitik yang mampu mengatur ketertentraman, kebijaksanaan. dan kesejahteraan bersama dengan kelompoknya masing-masing, mulai dan keluanga, warga desa, sampai ke tingkat bangsa dan negara
Selanjutnya. manusia sebagai makhluk sosial, juga memiliki sikap, kemampuan, emosi dan potensi-potensi kejiwaan lainnya, yang dapat berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia merupakan makhluk yang memiliki potensi kejiwaan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan semangat kelompoknya Gejala dan kemampuan psiko sosial yang dimiliki manusia, membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Interelasi dan intenaksi sosial manusia sesamanya, diatur serta dikembangkan oleh aturan-aturan, nilai-nilai dan pranata-pranata tertentu Atau aturan dan keteraturan inilah yang menjaga dan mempertahankan kelestanian hidup manusia. Manusia adalah makhluk yang mengenal hukum dan peraturan. Manusia adalah makhluk pencipta dan pengabdi hukum
Dan uraian di atas, terungkaplah hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika. Dinamika itu mengungkapkan bahwa manusia bukan makhluk biologik semata-mata, melainkan juga makhluk sosial budaya,¬ ekonomi, politik, hukum psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terjadi dan interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan sebagainya Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi, Antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan sebagainya (Nursih Sumaat-madja, 1980 : 33).
Sebagian kita maklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa dan berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. Ilmu harus benar-benar ilmiah mengumpulkan konsep-konsep dan hukum-hukum umum, mengembangkan ruang lingkup pengetahuan. Di dalamnya dikembangkan saling hubungan antar konsep, membentuk generalisasi dan teori - teori yang dikembangkan melalui observasi dan eksperimen yang tekun dan terus menenus diuji melalui observasi dan ekspenimen kembali (niset-).
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur. Menunut JaromeS. Braner, struktur ilmu menyangkut saling berhubungan antara ide-ide dasar dan disiplin ilmu yang bersangkutan. ia memiliki dua dimensi, yaitu:
I. Dimensi konsepsional, meliputi konsep-konsep tertentu, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dan ide-ide yang mendasari disiplin ilmu yang bersangkutan.
2. Dimensi inetodologis, meliputi pengorganisasian, metode penelitian, pendekatan yang ditentukan oleh disiplin ilmu yang bersangkutan.
Setiap disiplin ilmu memiliki strukturnya masing-maising, ia memberikan batas atau ruang lingkup bagi suatu disiplin ilmu dan membedakannya dan cabang ilmu lain. Struktur merupakan konsep pada logis dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide-ide dan ilmu yang dimaksud. Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak didik untuk masa depannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu:
(1) pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum .ckulah sebagsi dasar untuk dipakai kelak di dalam masyarakat
(2) pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, )ukan sekedar untuk memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide umum yang dapat dipenggunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini menupakan inti ini proses pendidikan masa kini melalui IPS, syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu, ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih Djahini, 982/1983 : 8).
Hal tersebut diperlukan agar anak didik menetapkan ide-ide yang telah hidayahnya kepada situasi baru yang dihadapi. Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu, maka besar kemungkinan penerapannya kepada masalah yang lebih luas. Ide kepada penguasaan struktur itu berdasarkan proporsi berikut:
Apa saja dapat diajarkan kepada siapa saja tingkat- (umun) mana saja.
Sebagian besar dan belajar dengan efektif berupa belajar menentukan (Discoveri learning). Sebab dengan itu akan dapat:
(1) meningkat lebih baik
(2) mentransfer hasil belajar kepada masalah dan subjek lain
(3) mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri (self confident) melalui kekuatan sendiri.
Proses belajar adalah sama pada setiap tingkat umun.Kurikulum harus berdasarkan struktur disiplin ilmu (Jerome S. Bruner).
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu¬ sosial (social sciences) sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, objek yang dipelajari, metode dan pendekatan dan pada tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan mengetahui dan menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial, bahasan/ topik-topik IPS baik berupa konsep, generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dan masyarakat dapat dibahas lebih mendalam.
Untuk selanjutnya Anda diajak untuk melihat kemampuan-kemampuan dan setiap disiplin ilmu sosial dalam melaksanakan tugas sebagai guru, khusus guru IPS di Sekolah dasan. Kemampuan keterampilan dalam ilmu Geografi. Sebelum kita membicarakan keterampilan dasar ilmu geografi. Perlu diketahui pengertian, hakikat, ruang lingkup, objek studi dan ilmu geografi.
Pada modul 2 yang Anda pelajari, Anda sudah mengetahui mengenal serta memahami konsep-konsep dasar dan ilmu sosial, termasuk kedalamnya konsep-konsep dasar geografi.
Banyak pengertian geografi yang dikemukakan oleh ahli geografi terdahulu. Geography is that character discipline that seeks to descr~i: and interpret time character fronm 1)10cc of time earth as time world of man.
Pada bahasan Hant-shonne menekankan kepada karakter variabel dan suatu tempat ke tempat lainnya sebagai dunia tempat kehidupan manusia. Dalam hal ini geografi sebagai bidang ilmu mencani penjelasan dan interprestasi tentang karakter tadi sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografi yang mencarikan tempat-tempat di permukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Ke dalam interaksi itu termasuk pemanfaatan sumber daya lingkungan oleh manusia bagi kepentingan hidupnya.
Pengertian lainnya oleh panitia Ad Hoc Geognafi (ad Hoc Committe on Geography, Haget-t, 1975 : 582) geografi menekankan kepada penjelasan bagaimana lingkungan fisik di permukaan bumi terorganisasi dan bagaimana tersebar di permukaan itu dalam hubungannya dengan gejala alam tersebut dan dengan sesama manusia.
Pengertian geografi yang kedua ini tidak bertentangan dengan yang dikemukakan pertama, bahkan saling memperkuat. Sifat khas tempat-tempat¬ di permukaan bumi sebagai dunia kehidupan manusia, tidak dapat dilepaskan dari karakter lingkungan fisik yang memberikan peluang kepada penyebaran umat manusia dengan corak kehidupannya. Dengan demikian studi geografi tidak terlepas dan kenyataan kehidupan manusia di permukaan bumi sebagai hasil hubungan manusia denga ini faktor-faktor geografi tadi, memberikan cirri-¬ciri khas kepada tempat-tempat sebagai dunia kehidupan manusia.
Pakan-pakan geografi Indonesia pada seminan dan lokakarya peneht-ian kualitas pengajaran geografi di Semarang tahun 1988, telah merumuskan konsep geografi sebagai benikut:
t,\1U acial ali ilmu yang mempelajari persaaan cian perbc~claami fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dan bumi yang terdiri atas: Atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi) hidrosfer (lapisan air, perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan. Persarnaan dan penbedaan tadi t-idak terlepas dan adanya relasi keruangan dan unsun-unsun geografi yang mnembent-uknya. Di sini geografi melihat dan mempelajari wilayah-wilayah di permukaan bumi yang tersebar yang membentuk lingkungan-lingkungan geografi tertentu yang menunjukkan sistem kewilayahan (regional sistem) dan sistem lingkungan (ekosistem) tertentu. Dan sekian sistem kewilayahan dan sistem lingkungan tadi sudah pasti terdapat persamaan dan perbedaan gejala, bahkan keunikan di wilayah-wilayah atau eksostem tadi (Nursid Sumaat-madja, 1990 :19).
Dan konsep geografi yang terakhin ini, dimanakah kedudukan manusia? dan bagaimanakah kegiatan studi geografi dengan kepentingan manusia yang memanfaatkan geosfer sebagai dunia kehidupannya? Jawabnya adalah bahwa manusia sebagai salah satu unsur geografi yang juga menjadi objek studi geografi, ada dalam konteks biosfer. Hanya dalam hal ini sebagai unsur pokok dalam geografi, merupakan faktor yang paling dominan terhadap faktor atau unsur geografi lainnya (man ecological dominant). Dengan demikian. apa pun yang menjadi objek studi (udara, batuan, air, makhluk hidup dan sebagainya) selalu dihubungkan dengan kedudukan dan kepentingan hidup manusia.
Dengan demikian dapat diketengahkan bahwa pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keuangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat- geografi yang diajarkan di sekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing¬-masing.
Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup yaitu mehilrnu geografi itu sendini, meliputi :
1. Alam lingkungan yang menjadi sumben daya bagi kehidupan manusia.
2. penyebaran umat manusia dengan variabel kehidupannya.
3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi.
2. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, penamran dan udara di atasnya,
Dari hakikatnya dan ruang lingkup pengajaran geografi yang telah dikemukakan di atas, menjadi jelas di mana maten geografi adalah kehidupan manusia di masyanakat, alam lingkungan dengan segala sumberdayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain gejala-gejala kehidupan yang langsung terjadi di permukaan bumi, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala tadi, menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajanan geognafi. Dalam hal penggalian dan pemanfaatan alam lingkungan, kehidupan manusia dan hasil interaksi faktor-faktor geografi sebagai sumber materi geografi, dan guru dituntut kemampuan dan keterampilan melakukan seleksi terhadap materi tadi, sehigga apa yang diproses dalam belajar-mengajar menjadi efektif dan efisien sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik. Di sini ternyata bahwa kemampuan dasar guru geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat perkembangan mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang dijabankan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampam kepada tujuan yang operasional. Tujuan instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian tujuan instruksional pengajanan geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada pelaksanaan pengajaran geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai keterampilan yang mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, maka pencapaian tujuan pembelajanan itu akan lebih diresapi oleh siswa, sehingga kesannya akan tahan lama.
Kembali kepada tujuan pengajaran/tujuan instruksional khusus berisi perilaku yang harus dicapai melalui proses belajar-mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dapat mengacu kepada teori Bloom dan kawan-kawan tentang tujuan pendidikan. Hierarki tujuan pendidikan dikelompokkan ke dalam tiga dominant makna, yaitu :
(1) makna kognitif,
(2) makna efektif
(3) makna psikomoton.
Hierarki Bloom itu diterapkan pada tujuan instruksional, dalam hal ini tujuan instruksional geografi. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang harus kita mealisasikan, melalui pendidikan termasuk pendidikan geografi, menciptakan manusia Indonesia yang seimbang tingkat kognisi, efeksi dan psikomotornya, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran haruslah berlangsung secara seimbang pula.
Sebagain guru yang profesional, selain mampu menguasai materi yang akan diajarkan kepada para siswanya, ia juga harus mampu mentransfernya sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. Di sinilah diperlukan keterampilan guru untuk memilih metode yang tepat, dapat menggunakan sumber belajar, dapat membuat dan menggunakan alat Bantu media dan alat peraga, mampu menciptakan suasana belajar yang konduksif dan lain sebagainya.
Baiklah, secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar topik bahasan geografi.
1. Metode pembelajaran
Sesuai dengan hakikat dan ruang lingkup bahasan geografi, maka pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas. Banyak metode pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, sepenti metode ceramah-ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, nole playing, sosiodrama, kenja kelompok dan sebagainya. Sedangkan met-ode peinbelajaran yang dilakukan di luar kelas, seperti met-ode tugas belajar dan met-ode karyawisata. Pada dasannya tidak ada metode pembelajaran yang paling baik. Ti~p met-ode mempunyai kelebihan/kebaikan dan ada kekunangannya. Pad” ~elaksanaan-nya, semua met-ode tadi diterapkan secana kombinasi tem adu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan inst-ruksional/pembelajaran yang hanus dicapai Di sinilah kemampuan! ket-enampilan gunu untuk memilib metode pembelajanan mania yang paling tepat/efekt-if.
2. Pc;mggunaomm simunmber belajar
Sebagaimanz yang sudah dikeniukakan di at-as, bahwa sumber belajar geognafi da- ‘at- benupa fenoniena/gejala-gejala yang ada di sekit-an! lingkungan baik di lingkungan alam, maupun hngkungan manusia), kemudian din buku-buku, majalah, sunat kaban, dan media elektnonika lainnya yang benhubungan dengan mateni/t-opik bahasan geognafi. Pada umumnya g mru-gunu hanya meniggunakan buku sumben sebagai sumber belajan, pad hal buku sumber hanya salah satu dan sumber belajar yang dapat dilakukan gunu. Dengan mengambil sumben belajan dan gejala¬gejala yang da di sekit-arnya, proses belajar-mengajar geografi akan lebib menanik pe ~iat-ian siswa dan t-idak membosankan. Di sinilah diperlukan kemampua/ket-enanipilan guru agar supaya hasil belajan siswa dapat¬optimal.

3. Pemmggnmmaar mmmedia/imlat penmbelajaraiz
Bagaimanic ~un kondisi dan situasinya, penenapan met-ode pembelajaran dalam kegiatan belajan-niengajan, t-idak dapat- dilepaskan dan penggunaan media pengajaran yang sesuai dengan t-eknik-teknik mengajar sent-a tu~uan inst-nuksional yang ingin dicapai. Pengajaran geografi, hakikat-nya adalah pengajanal’ ~ent-ang gejala-gejala geografi yang t-ersebar di permukaan bumi. Unit-i k nienibeni cit-na tent-ang penyebaran dan lokasi gejala-gejala t-adi, anak lidik (lebih-lebih SD) hdak mungkin hanya mendengarkan ceramab, I ndiskusi at-au tanya jawab saja, melainkan harus mengamati secara langsung
Gejala/fenomena yang ada di sekit-ar tempat- t-inggal anak, baik benupa gejala! fenomena kehidu pan nianusia, selain sebagai sum ben belajar, dapat juga dijadikan media pembelajanan geognafi tidak dapat hanya dicenarnahkan, didiskusikan at-au t-anya jawab saja, me]ainkan harus ditunjukkan dan diragakan.
4. Menciptakan suasana belajar yang kondustif
Menciptakan suasana belajan yang dapat menangsang/ meniot-ivasi kegiat-an belajar akt-if, schingga ket-erlibat-an siswa dalam proses belajar¬rnengajan akan menghasilkan pencapaian belajan yang penuh makna (meaningful learning). Di sini dipenlukan kemampuan guru unt-uk mencipt-akan suasana belajan yang tidak mencekam, tidak t-enlalu kaku dan juga t-idak tenlalu bebas yang menimbulkan suasana belajan malah tidak tenkendali.

Kemampuani/keterampilan dalam ilmu sejanah
Sema halnya dengan bahasan kemampuan/ket-erampilan dalam ilmu geognafi di at-as, mu akan kit-a bicanakan secana singkat- mengenai disiplin ilmu sejarah dan kemampuan ment-ransfenkan ilmu tensebut- kepada para siswa.
Sejanah atau ilmu sejanah dapat diant-ikan sebagai niwayat t-ent-ang masa lampau atau bidang ilmu penget-ahuan yang menyelidiki dan menutunkan niwayat masa lampau sesuai dengan met-ode-met-ode t-ent-entu yang dapat¬dipencaya (Fairchild, H.P. 1964 : 141). Sejanah benanti mencenit-akan atau kisah, kejadian at-au penistiwa dan studi at-au ilmu pengetahuan tentang cenita yang benan-benan telah t-enjadi at-au benlangsung pada wakt-u yang lalu (H Ismaun, 1992 : 22). Pada hakikat-nya sejanab it-u adalah suat-u konsep t-ent-ang waktu yang lalu selaras dengan nangkaian sebab akibatnya. Akan tet-api mt-i sejanah adalah penubahan
Apakah xrang menjadi objek at-au bidang kajian sent-a nuang lingkup sejanah? menurut H. Ismaun (1992: 30 - 31), sebagai benikut-: Dalam anti luas objek studi sejanah adalah sejarah sebagai kenx’ataan dalam art-i luas yang meliputi segala sesuat-u yang pennah t-erjadi dalam kehidupan umat- manus~a, dan semua gejala alamiah. Sedangkan selarah dalam art-i tenbat-as ialah sejanah umat manusia, dimulai dani saat- adanya dan kehadiran manusia di dunia. Kehadiran nianusia itu ialah dalam masyanakat-. Iln’u menjadikan masa lampau masyanakat- manusia scbagai objek penelit-iannva secara sist-eniatis dan knit-is dengan tujuan untuk meinelihara hasil penelitian it-u sebagai penget-ahuan yang bermakna dan berguna. j Dan uraian tersebut- dapat- disimpulkan bahwa sejarah aclalah gambaran masa lampau tentang manusia sebagai makhluk sosial dan lingkungan hidupnya, yang disusun secara sist-emat-is dan logis yang meliputi urutan fakt-a-fakt-a pada masa lampau, dengan t-afsiran dan penjelasan yang membenikan pengentian dan kepahaman tent-ang apa yang telah benlako.
Benikut- mi tent-ang apa yang dimaksud dengan fungsi dan penan sejarah? Sesuai dengan nuang lingkup bidang st-udinva tugas ilmu sejanah adalah menyclidiki dan mengkaji segala penist-iwa dan proses perubahan yang tenjadi dalam masyanakat manusia dengan segala aspeknya, nangkaian sebab dan akibat-nya. fungsi dan peran sent-a ant-i alau makna dalam kehidupan inanusia.
Selain mengumpulkan fakt-a-fakt-a mengenai penist-iwa-penistiwa dan fenomena-fenomena dalam masvanakat- manusia pada masa yang lalu, juga dapat- mempenhit-ungkan kemungkinan-kemungkinan~ kecendenungan¬kecenderungan pada masa yang akan dat-ang. Sedangkan t-ujuan ilmu sejarah adalah unt-uk meniahami masa lampau dan niemelihara penget-ahuan tentang niasa lampau tersebut-. Dengan memahami masa lampau kit-a dapat- memahami masa kini dan perspekt-if kecendenungan at-au perkembangan di masa yang akan dat-ang.
Benikut-nya sebagai guru dalani melaksanakan tugas profesionalnya selain dapat- menguasai clisiplin ilrnu yang diasuhnva. mampu merumuskan t-ujuan inst-ruksional/pembelajaran, ia haius mempunvai keterampilan untu k ment-ransfenkan mat-eni/ topik bahasan kepada siswa-s1swanva. Khusus u nt-uk
mentransferkan mat-eni/t-opik bahasan bukanlah pekerjaan yang numdah Kanena unt-uk mencapai tujuan pembelalaran secana optimal diperlukari berbagai kemampuan/ ket-erampilan guru it-u sendi ri, seperti mem ilih dan m~~nent-u kan met-ode pembelajaran yang t-epat/efisien, memilih sumber, memilih dan menggunakan media/alat- pembelajaran, mencenit-akan kondisi sit-uasi, suasana belajar yang mendukung siswa akt-if dan sebagainya. Tentunya ketenampilan-keterampilan yang penlu dimiliki guru ant-ana satu dengan yang lain hanus saling menunjang/mendukung pencapaian tujuani pembelajanan yang sudah dit-ent-ukan.
Untuk memilih met-ode peinbelajanan mana yang paling akt-if perlu dipert-imbangkan berbagai segi antara lain: Balian/topik yang akan diajankan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sanana prasarana yang ada, bahkan kemampuan guru itu sendini, dan sebagainya. Sat-u hal yang mendapat-kan penhatian guru, tenmasuk guru yang mengajar sejanah adalab anak/siswa dapat t-enlibat langsung secana aktif dalam kegiat-an belajan-mengajar. Agar supaya kegiatan belajan-mengajan dapat mengarah kepada cana penenapanCBSA, dipenlukan ket-enlibat-an secana t-erpadu, benkesinambungan dan benkeseimbangan hal-hal sebagai benikut-:
1. Menganah pada jenis intenaksi belajan-mengajan yang optimal,
2. Menuntut- benbagai jenis aktifit-as pesenta didik,
3. Strategi belajan-niengajan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
4. Menggunakan multi met-ode,
5. Menggunakan media yang benvaniasi,
6. Menganah kepada mu] t-i sumben belajar,
7. Menu tup penubahan kebiasaan cara guru mengajar.
Met-ode yang digunakan dalam mengajankan mat-en sejanab ant-ana lain:met-ode cenaniah bervaniasi, tanya jawab, diskusi, tugas, benmain peran dan sebagainya. Kanena sumben belajar sejarah selain sumber tent-ulis (buku-buku lit-enatun, brosun, dokument-asi), ju ga berupa peningga lan-peninggalan (prasati, candi, ist-ana-istana, dan sebagainya), maka met-ode kanyawisata sangat¬niembantu dalam menipelajarm sejarah. Hanya masalahnya dalam melaksanakan karyawisata harus benan-benar clipersiapka n dan dinencanakan dengan matang. Sebab kalau tidak, tujuanpenibelajanan tidak t-ercapai, karena kegiat-an semacani mu hanyalab piknik belaka. Dalam melaksanakan karyawisata, dahulukan tempat--tenipat- peninggalan sejarab at-au benda¬benda bensejanah yang ada di sekit-ar kit-a, baru berjarak lebih jauh, jangan dibalik. Yang jauh dapat- dikunjungi, sedangkan yang ada di sekit-an kit-a anak/ siswa tidak mengetahuinva. Kemampuan~fketenampilan dalam ilmu ekonoini
Sebagai seorang gunu ekonomi at-au guru yang mengajarkan ekonomi hanus menget-ahui dan menguasai konsep-konsep, pninsip-pninsip, teoni yang menupakan topik bahasannva. Unt-uk itu secara singkat kit-a akan bicarakan mengenai pengentian ekonomi, sasaran atau objek, metode/ pendeka t-an. tujuan dan ilmu ekonomi.
Banyak para sanjana yang telah niendefinisikannya, apa, ilmu ekonomi itu. Di antara definisi yang sat-u dengan definisi yang lain kadang-kadang berbeda. Albent- L. Meyers, ia mengemukakan bahwa ekonomi adalah ilmu penget-ahuan yang mempersoalkan kebut-uhan dan pemuasan kebut-uhan manusia. Kemudian Prof. DR. J. L. Mey benpendapat- bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajani usaha manusia ke arah kemakmuran. Sedangkan Brown,G.D. mengemukakan bahwa ekonomi adalah suat-u st-udi mengenai cara bagaimana manusia mernenuhi kebutuhan mat-eninya melalui pnanata-pnanata. Mereka memanfaat-kan sumber daya alam, modal dan t-enaga kenja yang terbatas.
Dan definisi ekonomi di atas, walaupun kat-a-kat-anya ada perbedaan, akan tet-api int-inya adalah sama yait-u di sat-u pihak mengemukakan tent-ang adanya kejarangan/kelangkaan akan barang-barang dan jasanya. Kebut-uhan manusia akan banang-barang dan jasa-Jasa menurut-jenisnya sangat benagam dan secana agnegatjumlahnya tidak terbat-as. Di lain pihak barang-barang dan jasa-jasa sebagai alat pernuas kebutuhan, walaupun jenisnya sangat- benagam akan tet-api secana relat-if adanya terbat-as jika dibandingkan dengan kebut-uhannya. Di samping tenbat-as, scsuat-u barang kadang-kadang mempunyai penggunaan x’ang alt-ernat-if, artinya suat-u barang dapat dipergunakan unit-uk memenuhi bermacam-macam kebut-uhan. Cont-oh, sekaleng minyak t-anah selain dapat- dipergunakan unt-uk mengisi konipor Lint-uk kepenluan memasak, juga dapat dipergunakan unt-uk mengisi lampu untuk keperluan penerangan. Oleh karena it-u manusia harus memilib salah sat-u di ant-ana dua at-au beberapa alternat-if penggunaannya, yaitu alt-ennat-if \‘ang mempunyai daya guna yang paling besar. Tindakan memilih sepert-i yang dikemukakan it-u disebut- ti,mdokm,, cko,mo,,,i. Agar pilihan kit-a nicrupakan pilihan yang paling mengunt-ungkan, maka cialam melakukan tindakan ekonomi it-u kit-a hanus menggunakan prinsip-pninsip ekonomi. Secana umum, prinsip-pninsip ekonomi dapat- dikatakan bahwa dengan pengonbanan t-ent-ent-u seseonang benusaha unt-uk mempenoleh basil yang sebesar-besannya at-au deiigan pengonbanan yang sekecil-keci]nya seseonang berusaha untuk mencapai hal t-ert-entu.
Jadi jelas yang menjadi peisoalan di dalam ilnrn ekonomi ialah bahwa nianusia di dalam usahanya untuk memenuhi kebut-uhan selalu menghadapi ketidak- seimbangan antara banyaknya kebut-u han dengan banyaknya banang¬banang dan jasa-jasa yang tersedia at-au dengan kata lain bahwa kebutuhan t-enhadap banang-banang dan jasa-jasa t-idak tenbat-as sedang sumben-sumben, baik sumben alam maupun sumben dava manusia tenbatas.
Apa tujuan dan ilmu ekonomi? Sebagai tujuan ilmu ekonomi adalah: (1) unt-uk mencani pengentian t-et-ang hubungan penistiwa ekonorni baik hubungan yang bersifat- kausal mau pun hubungan yang bensifat- fungsional, (2) untuk menguasai penist-iwa-penist-iwa tensebut dan untuk dapat- mengatasi masalab¬masaJTh ekonomi yang kit-a hadapi.
Sudah menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya alam di penmukaan bumi tensebar tidak menata, bahkan di wilayah-wilayah t-ert-ent-u, suniben daya t-ententu dapat- dikatakan langka at-au sama sekali tidak ada. Melalui pranata¬pranata yang diciptakan manusia dalam bent-uk ilmu pengetahuan dan tekuologi, suniben daya diusahakan dapat- memnenuhi kebut-uhan. Dalam kenyat-aannya pemenuhan kebutuhan mi berbentuk pent-anian, pet-ernakan, penindust-nian, pendagangan serta jasa-jasa lainnya.
Set-elah kita menget-ahui dan memahami t-entang disiplin ilmu ekonomi, t-entunya bagi seonang guru ekononii at-au guru yang mengajar ekonomi dit-unt-ut juga unt-uk dapat- ment-nansfer konsep-konsep. Teoni-teoni yang menupakan topik bahasan ekonomi kepada anak didik/siswanya. Unt-uk dapat mencapai tujuan inst-ru ksional/ pem belajaran secana opt-imal dibutuhkan bebenapa ket-enampilan yang harus dimiliki oleb guru tensebut-. Guru harus manvpu mencipt-akan suasana belajar yang dapat- merangsang/mendonong siswa untuk belajar, mencani dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajan siswa akan Jebib melekat dan tahan lania.
Dalam mempelajari konsep—konsep ekonomi yang mcru pa ka n topi I:
bahasannya selain bersumber dan buku-buku literat-ur yang sesual dengan kunikulum, banyak konsep-konsepnya yang bisa dikembangkan dan gejala¬gejala ekoi~Oini yang ada di sekitar lokasi sekolah at-au di sekitar tempat¬t-inggal siswa it-u sendini. QIch karena it-u sumber pembelajaran ekonomi juga dapat- diambil dan kegiat-an-kegiatan ekonomi mas arakat- yang ada di seki tar lingkungannya, misalnya kegiat-an pert-anian, perkebunan~ kerajinan, penikanan, indust-ni, pertukangan sent-a jasa-jasa lainnya. I-la] mi pent-ing, karena kebiasaan guru dala nt ntengajar lebih terfokus kepada konsep-konsep yang hanya bersumber dan buku-buku literat-ur. Lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasan (SD), dengan mengambil sumber pembelajaran dan kegiatan ekonomi yang ada di sekitar lingkungannya, pembelajaran lebih bersifat konknet-. Oleh kanena it-u dipenlukan kemampuan/ ket-erampilan guru pengaJar ekonomi unit-uk memilih met-ode pembelajaran yang tepat. Sumber pembelajaran, media/alat- bantu pembelajanan sent-a mencipt-akan suasana belajan yang dapat merangsang/mendonong siswa belajan.
KemampuaiVKetenamPilan dalam ilmu Polit-ik
Banyak orang/pakan yang mendefinisikan pengert-ian ilmu politik, misalnva saja Prof. Mr. Moh. Jamin ...ilmu politik memusat-kan hnjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaimana jalannya t-enaga kekuasaan dalam masyarakat- dan susunan negara. llmu polit-ik dengan sendirinya membahas dan niempensoalkan pembinaan negara dan masyarakat- at-au kekuasaan. Dr. Debar Noen, menyat-akan ilmu politik pada umumnya benkenaan dengan dua hal. vamtu kekuasaan dan susunan masyarakat-. Dengan demikian ilmu polit-ik meneliti hal-hal yang benhubungan dengan kedua masalah it-u.
Pengertian lain yang dikemukakan oleh Brown,G.D., ilniu polit-ik adalab studi tent-ang sistem polit-ik. Sedangkan sist-em polit-ik yait-u semna pranata dan proses yang mengat-un at-au memenint-ahkan masyarakat-. Politik it-u send in sebagai proses pelaksanaan kekuasaan unt-uk niencapai t-ujuan t-ertentu. At-au dapat- juga diart-ikan sebagai teoni, seni dan prakt-ik menierintahkan (Vaiichi& 1964 : 224). Dan bat-asan-bat-asan yang telah dikemukakan di at-as, jelas bahxx’a objek stucli ihnu polit-ik yaihm pemerintahan, kcnegaraan, termasu k di dalamnya pelaksanaan kebijaksanaan unt-uk memelihara kesejahteraan, keamanan dan ket-ent-enaman masyarakat-. Dengan demikian pengentian ilmu pc~litik tidak hanya dapat- dit-erapkan kepada pelaksanaan pemenint-ahan negara secana fonmal, di dalam keluarga pun clapat- dit-enapkan. Keluarga dengan proses kehidupan dan pnanat-a-pranat-anya Juga menupakan suat-u bent-uk pemenint-ahan.
Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia, menunjukkan bahwa manusia nierupakan makhluk yang dapat mengat-ur kesejaht-eraannya, mengatun ket-ent-enaman dan keamanan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berpolit-ik inilah yang membedakan din dengan makhluk lainnya, yang dapat- melest-arikan d an meningkat-kan keseja Ii teraan jasutani dan rohani. Manusia memiliki kemampuan mengat-un kehidupan kelompok, mulai dan kelompok yang kecil (keluanga) sampai kepada kelompok yang besar (bangsa at-au negana) dan sampai pula kepada kelompok yang menembus bat-as-bat-as kebangsaan (ant-anbangsa).
Karena nuang lingkup, ilmu polit-ik yang sedemikian luas, yang menembus berbagai aspek kehidupan sosial manusia, dalam nangka kerjanya tidak dapat¬melepaskan din dani bantuan ilmu-ilmu lainnva, sepent-i sosiologi, ilmu negana, ilntu hukum, administ-rasi negara, psikologi dan sebagainya. Selanjutnya set-elah kit-a menget-ahui dan memahami ilmu polit-ik, ruang lingkup bahasan, objek st-udinya, gunu yang mengajarkan konsep-konsep yang berhubungan dengan ilmu tersebut dihanapkan dapat- menst-rafernya kepada para siswanya. Untuk ment-ransfen konsep-konsep, prinsip-pninsip, teoni-teoni yang berhubungan dengan topik bahasan yang akan diajarkan, dipenlukan keterampilan-ketenampilan tertentu - Sama halnva dengan mengajankan niat-eni yang termasuk pokok bahasan/t-opik bahasan geografi, sejanah, ekonomi yang dikumpulkan di at-as. Guru yang mengajarkan pokok bahasan/topik bahasan polit-ik pun harus dapat- memilih met-ode pembelajaran yang tepat-, sumber belajar, media/alat bant-u pelajanan dan sebagainya. Namun karena objek studi, ruang lingkup bahasan sent-a tujuan pembelajaran yang benbeda maka dalam pembelajaran selain bensumber dan buku-buku lit-enatur yang digunakan, dapat- juga dengan melihat- sist-em polit-ik yang benlaku. Lembaga¬ lembaga pemenintahan baik dan t-ingkat pusat- sampai t-ingkat- yang paling nendah (pemenint-ahan desa) dapat- dijadikan sumber pembelajaran. Bahkan dalam kehidupan numah t-angga dapat- dijadikan sumben pembelajanan. Bagaimana keluanga dapat mengatur sent-a memelihana kesejahtenaannya, keamanan, ket-ent-enaman semua anggot-a keluanga. Setiap aniggota keluarga mempunyai fungsi masing-masing dan sekaligus mempunyai hak sent-a kewajibannya. Cont-ohnva: Seonang ayah berfungsi sebagai kepala keluarga. Sedang kepala keluarga si Ayah mempunyai hak untuk dihonmat-i oleh seluruh anggota keluanga, dit-aati nasihat-nasihat-nya dan sebagainya. Selain ia memiliki hak juga mempunyai kewajiban unit-uk mencani nafkah dalam rangka menjamin kesejahteraan keluarga, dan sebagainya. Begit-u juga seonang ibu, anak-anak mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Jadi dalam pengajaran polit-ik, diharapkan para siswa selain menget-ahui, juga menyadani hak dan kewajiban baik sebagai aniggota keluanga maupun sebagai wanga negara. Selain it-u juga siswa harus menyadani bahwa unt-uk hidup aman, tent-cram sejaht-ena penuh dengan aturan-aturan yang penlu ditaat-i dan dilaksanakan. Untuk it-u dipenlukan ket-enampilan guru unt-uk dapat mencapai tujuan/ sasanan yang diharapkan. Kemampuan/Ket-enampilan dalam ilmu sosiologi
Dalam bahasan mi t-erlebih dahulu diperkenalkan mengenai ilmu sosiologi, objek studinya, nuang lingkup dan tujuan sent-a peran sosiologi. Hal ini perlu diket-ahui oleh guru yang niengajan konsep-konsep/ teoni-teoni sebagai pokok/ topik bahasan.
Pengertian sosiologi dapat- diart-ikan sebagai benikut-: Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat-. Kemudian Brown, GD. (1975 : 35) mengart-ikan sosiologi adalah int-eraksi ant-ara individu dengan individu, individu dengan kelompok/masyarakat-, dan masyarakat- dengan masyarakat-.
Apa yang dimaksud dengan immasyarakat? Masyanakat- meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok-kelompok at-au bergolong-golongan yang dengan sendininya sat-u sama lain saling berhubungan dan saling mempengarubi Keadaan saling benhubungan dan golongan d engan golongan lain, at-au antarperonangan dengan suatu golongan. Dengan terlepas dan tidak benhubungan sent-a t-idak penganuh mempenganuhi satu sama lain, t-idak dapat dipandang sebagai suatu masyanakat. Sebaiknya, meskipun Jumlahnya tidak benapa banyak tetapi satu sama lain saling benhubungan dan saling mempenganuhi, maka kelompok it-u nnemenuhi syarat- untuk disebut masyanaka t.
Aspek mnasyarakat yang manakah yang dipelajani oleh sosiologi? Kit-a menget-ahui bahwa semua ilmu sosial mempelajani masyanakat-, tet-api apa¬apa yang dipelajani dalani sejanah benlainan dengan yang dipelajani dalam geognafi, benlainan pula dengan yang dipelajani dalam ekonomi, ant-ropologi, politik dan sebagainya.Set-iap ilmu sosial mempelajani aspek segi yang khusus. Sosiologi mempelajani niasyanakat secana umum, sehinigga ada yang menamakannya ilmu masyanakat umum. Meskipun demikian ada yang menupakan bahwa sosiologi nienekankan studinya kepada empat- hal benikut-:
(1) bentuk masyarakat-,
(2) hubungan masyanakat,
(3) tenaga sosial,
(4) pnoses sosial (Sudandja Adiwikanta, 1979/1980
Jntenaksi sosial baik secana sempit-, maupun secana luas tenus dilakukan oleh manusia. Int-enaksi mi benlangsung mulai dan lingkungan keluanga sampai kepada lingkungan bangsa dan ant-anbangsa. Pada sosiologi dijelaskan mengapa manusia mengadakan intenelasi dan intenaksi sosial. Dijelaskan pula mengapa int-erelasi dan int-enaksi di suat-u kelompok masyanakat- sangat¬enat, sedangkan pada kelompok lainnya nenggang. Pokoknya segala gejala dan masalah yang berhubungan dengan nelasi sosial, menjadi pembahasan dan pengkajian sosiologi. Baik pada penelaahan, maupun pada penelitiannya, sosiologi memiliki met-ode analisis sendi ri.
Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, sosiologi mempunyai tujuan, yait-u:
(1) semakin berkembang dan semakin kayanya ilrnu it-u sendini sebagai ilmu dengan konsep-konsep dan pninsip-pninsip at-au teoni-teoni yang dipenoleh dan hasil pemikiran, penga]aman dan penelitian. Ini adalah aspek teonet-is dan sosiologi yang dapat dinamakan 5osiologi teonet-is,
2) semakin luas dan ~emakin t-inggi taraf ketepatan penenapan pninsip dan teoni-teoni tersebut lalam kehidupan masyanakat- untuk membant-u mernecahkan masalah manfaat yang lebih besar dapat dinamakan sosiologi terpakai (applied sooo¬logy).
Pert-anyaan benikut-nya yang benhubungan dengan tugas guru yang akan mengajankan konsep-konsep at-au teoni-teoni sosiologi yang berupa pokok/ topik bahasan adalah ‘eagaimana guru t-ersebut- mengajarkannya kepada siswa-siswanva? Untuk menjawab pert-anyaan it-u, tent-unya guru harus meiniliki ket-erampilan-keteranmpilan nuemugajar. Bagaimana guru inemilih ,netode penibelajaraum yang t-epat-, sunzber peunbelajaran, nuedia/olat bantut pembelajanan yang dipergunakan, dan sebagainya.
Agar mampu/t-erampil unit-uk menciptakan suasana belajar-mengajar yang rnendorong/merangsang siswa ikut- terlibat- di dalamnya. Sama halnx’a dengan mengajarkan konsep-konsep at-au teoni-teoni disiplin ilmu-ilmu sosiologinya, dalam pembelajanan dengan mengenal cont-oh gejala yang ada di sekitan lingkungan anak/siswa. Hal mi sekali lagi agan tenhindar dan pembelajanan yang bersifat verbalismne (lebih-lebih pana siswa kelas rendahan), dan hasil belajan siswa akan Iebih mant-ap dan tahan lama.
KemampuanVKetenampilan dalam Ilmu Antropologi
Sepert-i uraian t-endahulu, akan diket-engahkan hal yang berhubungan dengan ilmu antropologi, yait-u yang berhubungan dengan pengert-ian, objek studi, ruang lingkup bahasan ilmu ant-nopologi.
Antropologi adalah suat-u studi tent-ang manusia dengan pekemjaannya (Fairchild, H.P. 1964: 12). Ke dalam pekenjaan nianusia tenmasuk segala hasil pemikirannya at-au hasil akal-budinya (kebudayaan).
Pentanyaan benikut-: apa yang dimaksud dengan kebudayaan? Menunut Prof. Koent-jaraningrat-, kebudayaan terdini dan kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang tenat-ur oleh tata-kelakuan, yang hanus didapat-nya dengan belajar dan sentuanva tersusun ke dalam kehidupan masyarakat. Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan it-u tidak hanya t-enbat-as kepada bent-uk kebendaan, sepenti penalatan, bangunan, pakaian, senjata dan lain-lain, melainkan meliputi pula hal-hal yang tidak bensifat kebendaan. Gagasan penat-unan hukum ilmu penget-ahuan, bahasa dan sebagainva, tenmasuk juga hasil kelakuan manusia.
Qich kanena it-u kebudayaan ada yang bersifat- material dan non-material
Sebagai objek studi antropologi adalab aspek budaya at-au karya cipt-a manusia. Tetapi tidak semua kanya cipta manusia it-u tenmasuk kebudayaan, cont-oh: misalnya onang yang sedang tidun, kemudian ia mengigau dan dapat¬benbahasa Iniggnis denigan lancan padahal sebenarnya ia t-idak dapat berbahasa Inggnis, hal tensebut merupakan kelakuan manusia, tetapi it-u bukan kebudayaan.
Menga pa?
Kebudayaan mempunyai cini-cini tertent-u, yaitu:
(1) kebudayaan hanya dimiliki manusia,
(2) kebudayaan dipenoleh dengan cana belajan,
(3) kebudayaan selalu benubah,
(4) kebudayaan didukung oleh niasyanakat¬(inemasyanakat-kan),
(5) kebudayaan merupakan kanya cipta manusia dengan sadan.
Semua niasyanakat memiliki kebudayaan, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Tet-api kebudayaan antara masyanakat yang sat-u dengan lainnya tendapat- perbedaan.
Penbedaan kebudayaan tensebut disebabkan benbagai fakton, ant-ana lain fakton lingkungan alam (fisis) maupun karena perbedaan manusia (ilmu pengetahuan dan t-eknologi, kebiasaan, sifat ketenbukaan, dan sebagainya). Namun demikian tendapat unsun-unsun kebudayaan yang bensifat universal (cultural univensals). Unsun-unsur kebudayaan it-u bisa dijumpai di semua kebudayaan yang ada di dunia, unsun-unsun universal it-u, meliputi:
(1) sistem penalatan hidup at-au sist-em teknologi,
(2) sist-em kemasyanakatan,
(3) sistem mat-a pencahanian hidup,
(4) bahasa,
(5) kesenian,
(6) sistem pengetahuan,
(7) sistem neligi atau kepencayaan.
Hal lain yang penlu kit-a ketahui bahwa kebudayaan selalu mengalami penubahan sesuai dengan dinamika masyanakat. Masalahnya ada kebudayaan yang benubah dengan cepat- dan ada juga yang penubahannya lambat-. Mengapa? Demikianlah gambanan secara umum pengent-ian ilmu ant-nopologi, objek studi dan nuang lingkupnya. Selanjut-nya sebagai seonang guru yang mengajankan konsep-konsep at-au teoni-teoni ant-nopologi hanus mampu dan memiliki ketenampilan khusus yang benhubungan dengan pembelajanan agar tujuan instnuksional/pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Untuk itu Anda harus memiliki ket-erampilan dalam memilih/ menent-ukan met-ode mengajar yang tepat, media yang diperlukan, sent-a kemampuan untuk mencani sumber pembelajaran. Dan hanus selalu diingat, unt-uk menciptakan suasana belajan yang mendukung siswa akt-if, sent-a contoh¬cont-oh yang digunakan dapat- dilihat-, dirasakan at-au dihayat-i oleh para sisw a.
Kemampuan/Ket-enampilan dalam ilmu Psikologi Sosial
Psikologi sosial dapat- dimasukkan ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Psikologi sosial adalab suatu studi tentang pnoses mental manusia sebagai makhluk sosial (Fairchild, H.P. 1964 : 290).
Objek studi psikologi sosial adalah t-ingkah laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat-, reaksi emosional, kecerdasan dan set-enusnya, tenmasuk pembentukan kepnibadiannya. Sikap ment-al seseorang, neaksi emosional, kemauan dan penhat-iannya menupakan donongan dan gejala kejiwaannya, tetapi semua itu tidak hanya semata-mata menupakan ungkapan pnoses mentalnya, melainkan juga dipenganuhi oleh lmgkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Motivasi seseonang untuk bent-indak dipenganuhi oleh donongan dan pnoses kejiwaannya. Motif tensebut- tidak saja kanena adanya nangsangan dan lingkungan saja. Segala gejala dan masalah yang digambankan di at-as, inerupakan objek studi psikologi sosial.
Jadi kalau sosiologi lebih mempenhat-ikan peran seseonang dalam kehidupannya di masyanakat- sebagai hasil adanya intenelasi sosial dan int-eraksi sosial, penhatian psikologi sosial lebih t-erarah kepada t-ingkah lakunya yang menupakan perpaduan proses kejiwaan dengan nangsangan dan lingkungannya sebagai makhluk sosial. At-au dengan penkat-aan lain t-entuju kepada keseluruhan at-au sebagian kepnibadian individu yang menupakan hasil kenja santa fakt-or kejiwaan dengan faktor lingkungannya.
Berdasankan apa yang t-elah dikemukakan di at-as, t-iap bidang keahlian yang langsung benhubungan dengan kehidupan masyarakat- (pemenintah, kedoktenan, pendidikan. keagamaan, kesenian dan setenusnya), at-aupun yang
tidak begit-u erat- liubungannya dengan inasyarakat- perlu dilengkapi oleh penget-ahuan dan kemampuan psikologi sosial mi. Dengan dimilikinya pengetahuan mi seseorang akan lebih mengerti dasar dan sebab-sebab seseonang bent-indak, bertingkahlaku dan bcreaksi t-enhadap sesuat-u gejala yang benasal dan luar dininva. Kit-a akan dapat- meniahami t-ingkah laku seseorang di berbagai t-empat- pada berbagai suasana dan sit-uasi.
ltulah gambanan tent-ang ilmu psikologi sosial yang perlu Anda ketahui sebagai salah sat-u disiplin ilniu-ilmu sosial unt-uk memperkaya pemahaman Anda sebagai guru IFS, kliususnya guru IPS di Sekolab dasan (SD). Dan gambanan tensebut-akan membant-u Anda dalam mengajankan konsep-konsep, teoni-t-eoni psikologi sosial dalam kegia t-an belajar-mengajar/ membelajankan
‘PS.
Sudah barang tentu pencapaian tujuan instruksional/pembelajaran banyak tengantung kepada kemampuan/ ket-enampilan Anda untuk meniilih met-ode mengajan, ket-erampilan Anda dalam memilih sent-a meniggunakan media/ alat pembelajanan, ket-enampilan da Ia ni memilih sumber belajar, sehingga tencipta suasana belajan yang dapat nierangsang/mendorong siswa untuk tenlibat dalam kegiatan belajar-niengajar/proses pembelajaran.
Penlu Anda ingat-, bahwa pengajaran IFS di sekolah Dasar (SD) diajankan secana t-enpadu, Anda tidak mengajarkan disiplin ilmu sosial secara sendini¬sendini. Pent-anyaannva: mengapa Anda penlu menget-aliui dan memahami disiplin ilmu-ilmu sosial (Geognafi. Sejarali, Ekonomi, Polit-ik, Sosiologi, Ant-ropologi, Psikologi Sosial)?!

Sebagai manusia, seorang guru selain berperan dalam melaksanakan endidikan di sekolah-sekolah formal, juga dapat berperan dalam ~ehidupannya di masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan dasar IPS akan nembantu guru dalam rnelaksanakan tugas-tugas kependidikan di sekolah, uga dapat rnernbantu dan membimbing dirinya dalarn berkiprah di dalam mnasyarakat. Hal mi rnau tidak inau karena guru sebagai anggota masyarakat. ~ehubungan dengan itu, dalarn bahasan kali mi akan dibicarakan yang berhubungan dengan penerapan keterampilan dasar IPS dalarn kehidupan berniasyarakat.
Kita sebagai makhluk yang bermasyarakat, dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepas dan kehidupan bermasyarakat. Baik secara luas maupun terbatas, kita harus seLalu berhubungan dengan orang lain di luar din kita masing-masing. Hubungan-hubungan tadi merupakan tuntutan dasar untuk dapat memenuhi kebutuhan kita di masyarakat. Tiap han kita mengalarni dan menyatakan fragmen-fragmen kehidupan di masyarakat, baik yang secara langsung menyangkut pnibadi kita, maupun yang tidak langsung mengenai kehidupan sendiri. Kita rnenyaksikan proses, gejala dan masalab kehidupan. Melalui bacaan dan pendengaran, kita juga dapat mengikuti proses tadi di tempat lain di luar jangkauan mata kita. Dapat tidaknya kita mengerti dan rnenghavati proses kehidupan tadi, sepenuhnya bergantung kepada ketajainan pancaindra, pcngalanzan dan pengetahuan yang ada pada din kita masing-masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleb minat, perhatian dan keingintahuan yang hidup pada din kita. Hal mi sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita masing-masing sebagai hasil


pengaruh dan kerja sama kondisi psiko-biologis, Iingkungan dan pendidikari kita. Jadi merupakan basil keseluruhan sistern pribadi kita Inasing-masing
Untuk rnenyelarnatkan kehidupan pribadi kita di tengah~tengah masyarakat yang penuh dengan tantangan dan perrnasalah an yang pada akhirnya juga untu k menyelematkan kehid upan dan kelestarian masyara ka t, kita harus menaruh perhatian terhadap proses, gejala dan masalab yang kita hadapi sehari-hari. Kita harus menelaah dan mengkaji hal-ha] yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Pem binaan kehidupan masya rakat yang ~enteram, sejahtera dan lestari, sepenuhnya ada di tangan anggota-anggota masyarakat yang menjadi pendukung. Kita, manusia merupakan subjek dan sekaligus pula menjadi objek kehidupan di masyarakat. Kenyataan~kenyataan kehidupan yang penuh dengan tantangan dewasa mi, mengundang perhatian kita bersarna.
Kehidupan manusia di perinukaan bumi, baik yang menyangkut aspek fisik maupun yang rnenyangkut aspek sosial-budayanya senantiasa mengalami perubahan.. Cepat ataupun lambat, perubahan-perubahan tadi dapat menimbulkan permasalahan bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang rnenyangkut kebutuhan penduduk. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telab menimbulkan bermacam-macarn masalab. Masalab¬masalab tersebut meliputi masalah ekonoini, palitik, budaya, Inikun,, hngkungan dan lain sebagamya. Masalab masalah tadi menuntut perhatian dan pemikiran manusia untuk mengatasinya.
Sistein ?nasalah sosial yang berhubungan dengan kependudukan, berinterelasi dengan masalab-masalab kc’nziskinan, kebodolia,,, pengaugguraut, kelaparan, tin gkat gizi hang rendah, tingkat kesehatan i/aug buruk dan seterusnya. Tiap masalab tadi jika ditinjau sebagai satu sistem, terdiri dan komponen¬komponen berbagai aspek kehidupan. Sebagai contob: masalah kemiskinan akan rnenyangkut aspek sosiologi (hubungan antara manusia), aspek geografi (ruang, kesuburan tanah, sumber daya), aspek politik (pemerintahan, kenegaraan), aspek hukurn (norma sosial, peraturan, perundang-undangan), aspek bud~ya (adat istiadat, tradisi, tingkat teknologi) aspek ekonomi



(lapangan kerja, sumber dava, model) aspek psikotogi (sikap mental, tingkah laku, kepribadian) dan scterusnva. Demikian pula dengan niasalah-masalah lainnya. Masalah yang satu dengan masalah yang lain, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, karena ada hubungan keterkaitan yang sangat erat.
Contoh laIn, sis tern masa lah kctimnpau~’au cko/o~ a tin: SISIC!tI inas:::.i Iiugkiu~gaiz. men angkut berbaga i masalah seperti ~uasala/i crosi, inasolali him
nasalab ;n~, ceniara ii Iingki ugan, u ,asalal; si ~~i/i n ui ~niaJi kL’scha taii ii ‘i “ku
I~’ ?

tempo I tiiiggal (sanitasi) dan lain sebagainva. Suatu bentuk ketimpangan ekologi keh id u paii sebaaai su bsistem atau koni poncnnva Sebaga i contoh, masalah erosi tidak dapat teriepas dan aspek sosiologi (hubungan antara manusia, kepemimpinan), aspek ekonomi (pendapatan. Ia pangan kenja, sumber daya, modal). Aspek politik (pemerintahan, kenegaraan) aspek huku:n (peratu ran, perundang-undangan, norma sosial), aspek budava (adat istiadat. tradisi, tingkat teknologi), aspek geografi (sumber daya, keminingan tanah, keadaan tanah, lokasi), aspek psikologi (harga din, sikap mental), aspek pendidikan (kebodohan, pengetahuan), dan lain sebagainya. Masalah erosi mi bukan sernata-mata merupakan masalab atau aspek geografi saja, melainkan menyangkut aspek-aspek lain yang lebih luas. Dalam hal mi, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan pem bangunan menu pakan faktor terpenting terjadinya erosi.
Masalab yang seolah-olah sama yang dialami berbagai wila yab, karena adanya vaniasi wilavah yang bensangku tan, belu in tentu disebabkan oleb faktor x’ang sania. Sebaiknva, faktor yang sama yang terjadi di berbagai x~’ilayah, beluiu tentu inenini bu Ikan masalab yang sama. inilab keunikan masalah kehidupan manusia. Gejala dan masalah kehidupan sosial, tidak dapat dirumuskan secara mutlak dan eksak, karena adanva variasi aspek¬aspek kehiclupan yang beninterelasi satu sama la.innva tidak sama. l~erbedaan wilayah dan tingkat pendidikan penduduknya, sudah akan membenikan karakteristik kepada gejala dan masalah sosial setempat.
Oleh karena itu, untuk mengungkapkan permasalahan yang pelik tadi, penerapan ilmu pengetahuan osial dengan metode pendekatan interdisiplinennya dapat membantu u ntu k inengungkapkan sebab tenjadinva inasalah, n~aupun untuk menynsun alteiimtit oemecalhln masalah.

Untuk seianjutnya, kita akan melihat penerapan ketenampilan dasan IPS dalam keb idupan benniasvarakat. Untu k mi kita melihatnva da ri bebenapa aspek, seperti keterampilan mental, keterniupilan personal, dan kL’terampilan
SOS 101.


1 . IKL’terampilan mental


Sebelum kita bicara keterampilan mental, terlebib daiiulu, kita pertanvakan: apakah yang dimaksud dengan mental itu?
Ada yang rnenjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilal atau pandangan hidup dan sikap (value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleb sebagian besan ~varga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang pen ting dan apa yang sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang benhanga dan sebagainya. Misalnva orang-orang dalam suatu masyanakat memandang atau menilai bahwa hidup berkumpul di tempatkelahiran bersama dengan seluruh keluarga dan kerabat adalah lebih baik daripada merantau seonang dini. Tetapi ada juga orang-orang dalarn suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa justru kernauan dan keberanian merantau adalali lebib baik dan hanis diniiliki setiap pemuda daripada kesenangan hidup menetap di tempat kelahinan sampai ja meninggal dunia.
Contoh di atas menunjukkan sistem nilai atau pandangan hidup yang berlaku pada dua masyanakat. Dan contob itu jelas bahwa sistern nilai itu dapat berbeda pada kelompok s~ial yang berlainan. Niemang demikian adanya. Oleh karena itu ada pepatah yang mengatakan bahwa lain padang lain belalang, laiii lubuk lain pula ikannya. Kita harus meughadapi masyanakat dengan pendinian I. Mengenai sikap diterangkan sebagai kecenderungan yang tetap dalain benaksi terhadap lingkungannya. Penlu dikctengahkan bahwa antana sistein nilai clan sikap ada hubungann~’a. Gian g yang meni!ai bahwa tinggal di tempat kelahiran lebih baik danipada oraug yang mcrantau, akan bensikap menolak terhadap anjunan untuk bertnansmigrasi, iiiisalnya SeLanjutnya sikap mi akan merupakan dasar bagi suatu perbuatan atau titidakan. Dalam contoh di atas, onang tensebut misalnva aka n nienyatakan



tida k bensedia bcrtnansmigrasi, ketika petugas mena nva kan kepa do nx~i ten tong kesed iaannx’a untuk bent ransm iglasi. Jadi Gia ng yang pun\a 51stcm a menunjang pem bahanuan1’ pembangunan a kan mempunyai ik ~ p nw’nu eang pembahanuan/ pembangunan dan deniikian pula tindakannva \lengelhii wujud nilai dan sikap yang nienunjang itu nieskipu n ten(lapat ri rnuso n yang berlainan. tetapi tidak ada perbedaan yang fundamental.

getahui dan memahami apalagi secago: ~nii
Bagi kita/onang vane men

iii ii Pen go h/man Scsial (IPS) sepenti hoinyo Anda akan kelci adoansistem nilai dan sikap masyanakat yang berlaku di setiap wilavah, lebih—Ie~’h s’ten nilai dan sikap masvanakat di mana Anda tiuggak Dengan nengetohum itt kita,/Anda dapat menilam apakob sistem niloi dan sikap tensebut bilk etan bu nuk, menghambat u pave. p~mbaha nuan/ pembangu nan ataii mcndukungnya, dan sebagainya.

Dalam kehidupan di masyarakat kita rnasih banyak menemukan sikap noon¬tal y’ang tidak cocok atau menghambat pembangunan. 5epenti yang dikemukakan oleh Koentjaraningnat (Antnopolog) tendapat bebenapa sikap mental yang menghanibat pembangunan, di antaranya sikap mental penenobosan (mengambil jalan pintas), sikap mental pniyayi, sikap mental yang rnengagung-agnngkan masa laIn, sikap mental yang cepat puas dan lain sebagainva.

~ikap mental penenobos yang d imiliki oleb unang—onong yang ing in mencapo cita—cita / target dengan inenem pu h ja Ian pin tas dan 1)iaSa nva d itenipuliocigan jolan yang tidaksesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan kemampuanuva sendini sebenarnya tida k nmendu kungnya. Barangkali ki ta sering mendengar penkataan sepenti: yang penting sekanang, tensenahlab untuk masa mendatan atan nanti .... ya , bagaimana nanti saja, atan bisa juga: yang penting kava nensenah jalannya dani mana saja (menghalalkan segala cana), dan laii sebaga ~moo

Sikap mental privavi, oname; yang nieni iliki mental yang dern ikia n a pa bib

mnenghocla pi a tason, terla In mengago ngkan / menvembah—nyembah (non; flat) tetapi kalan fi ongo ii bawaha ii, memeras. ka lou perlim memiginja k nva

Sikap mental mengagungkan nasa IaIu, orang yang demikian biosanv~ Inenggonggap inosa IoIu bebih baik da ni sekorong. 1-lidup sekarang banvo



inasa Ia hi susoh, tIn I u saga 11 id ii p sena ng sorb a kecukupan, duiu sax-a dihormati/dipuja -puja orang sekanang saya diacub kan onang, dan sebagainya Sikap mental yang cepat puas, orang yang deniikian merasa cepat puas dengan apa va ng ada/ dimiliki, tidak ingin benusaha u ntuk meningkatkannva, meneka cepat pasnah, bagairnana nasib saja. Orang yang mempunvai nientai sepenti mi jelas tidak kneatif/kurang kneatit.

Ito hanva sekodar bebenapa contoh sikap mental yang ada pada kehidupan oermasvanakat di sekitar kita, tentunya niasih banyak lagi contoh-contoh semacam itu Silokan Anda mencari contob lain yang fendapat di sekitan tempat kediaman Anda~

~elan;utiva. kita ingin nielihat sikap mental (mentalitas) yang bagaimana yang mendorong pembangunan- yang Juga nienupakan kemampuan— keterampilan II’S yang dapat Anda terapkan, sebagai berikut:

1) Iv1oiurauda~ig I7ahn’a liiditp mi dapat diporhaiki


Giang initidak menyerah begitu saja pada nasib, nuelainkan menghargai usaha dan kemampuannya. Ia percaya akan kemampuan akal, ilrnu dan teknologi. Kalau ia ingin berhasil baik dalam bencocok tanam misalnya, niaka ia bukannva akan membakar kemenyan, melainkan akan berusaha dengan menggunakan prinsip—pninsip intensifikasi pertanian dengan taik dan benon


2) Mcughargaz iiso/ia ulalilIsia dalam nencopal hasil vang lebih baik.


(Drang iii tidak puas dengan ape. yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk niencapai yang lebili bermutu, lebih banvak , cara yang Iebih efisien don produktif, don setenusnya. Ia bersedia nienenima pembaharuan dan peru ta han.


menbuang waktu dengan borpangku tangan/melaintin atau pekerjaan yang sia-sia ,,‘ tidak berguna. Perlatiannva akan hani esok menvebabkan ia hidup secana hemat dan menibuat rencana mengenai hani yang akan da tang.


4) Mampo ?uouvalakau pendopa 1/gagasan dan nteiigliargai pendapat/gagasan oraiig lain.

Onang mi percaya kepada keniampuan dan harga din sendini, mempenhatikan kepentingannva sendini di samping kepentingan masyarakat. Ia tidak tenggelan tenhadap penganuh dan kepentingan fihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinva.


Itulah sifat-sifat tenpenting dani manusia yang berjiwa atau bermental pembangunan. Ada onang-orang yang menekankan bahwa dengan merniliki sifat-sifat itu, hal-hal lainnya mudah didatangkan, seperti modal ketenampilan teknis, keahlian mengelola, fasilitas-fasilitas fisik, dan sebagainya. Sifat-sifat yang demikian merupakan ketenampilan mental yang harus dimiliki oleh kita/Anda sebagai guru IFS dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Kctcronipilaiz Personal
Manusia lahir ke penmukaan burni sebagai satu kesatuan biologik atau sebagai individu yang belum mendaj5at penganuh lingkungan di sekitann\’a. Secana biologik manusia tenus benkembang dan mendapat penganuh dan iingkungan di sekitannya. Kalan in(lividu tadi itu telah mendapat penganuh lingkungannva, maka ia disebut peisoil atan suatit pribadi. Person atau suatu pnibadi adalah manusia yang telab menjadi anggota niasyanakat atau scbagai anggota kelompnk di masyanakat. Manusia sebagai individu memiliki potensi¬potensi yang do pat berkem bang nielalui proses pendidikan. l~noses pend idika n

terjadi pada lingkungan keluanga maunun Iingkungan masyanakat. Akibot proses pendid ikan d isentai penanaman nilai—nilai/ norma—norma sosial budavo ma ka terjaii p.’rson atau pnibad i yang nemiliki A’pril7adiau (pcrsonaliti~).




N-len go n a i kep rzba~jian (pe 15(110 lily), ho iv a k yang borpendap,1

menga rtika I isti lab kepnibadian tersebu t, a nta na lain (I LV. A llp~,~ mengemukakan bahwa kepribadiaa ada lab organisasi dinamik sistem psi ko¬fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan kanaktenistik tingk~il1 loku dan berfikirnva.
sWangkan 1—loruell Hart niengemiikakan batasan kepriba1hau adalali onganisay ainamik, ide, sikap dan kebiasaan yang dibina dan dasan niekanisnie ps~kn t~ikvong diwaniskan secana biologikdazi organisnie tunggal dan don tnansniisi ~ci i biniava secana sosial, dan yang menjelniakan seniua pengatunan m~t4. C i~inan dan tujuan individu tenhadap kebutuhan dan komungkino~ ~ knr~~on sos jal dan subsosialnya.

~onik.dua batasan di atas dapat kita ungkapkan, baliwa kepnibadian iThri ~:. in ~rganisasi dinamik dani proses-proses kejiwaan yang diwaniskan socana lio~ogik berkenaan dengan sikap, keinginan, pikiran dan tingkab laku sesu a~ dengan kond isi dan situasi lingkungannya. Dani ungkapan dma mikanya tern yata kepnibadian seseorang itu luwes dan cenderung mengalami periobahan. Tetapi meskipun demikian, kepribadian itu memiliki sifat dasan yang stabil yang mencirikan kepnibadian itu secara normal. Kanaktenistik sevogai cmi dan kepribadian merupakan penpaduan faktor individu sebagai basil kcsatiian psiko-fisik wanisan biologik dengan fakton lingkungan, yang d itoil ma inclivid u da lam pertumbuhan dan perkembangannya.
Jadi kopnibadian tenbent-uk sejak lahin, dan dani pengarub lingkungan tompat- Ia tinggal. Kepnibad ian seseorang meru pakan penpad uan antanwarisan biologik dongan kondisi kehidupannya. Karena baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama, maka dapat dikatakan tidak ada dna orang yang memiliki kepnibadian yang sama. Tiap orong mciii i liki kepnibadian masing-masing yang tida k sama dongan kepnibadian ore. ng lain, walan pun dalam satu keluanga. Na mun dernikian ito sebagai kolonipok/masyanakat, balkan sebagai bangsa momiliki kopnibadian tententu, yang memiliki cini—cini/ kanakteiistik tontonta ya iig dapat di bode. kan dengan kelom pok/ rne.syanakat atau bangsa lainnya (Drang sunda morn ili ki kopnibadian sendiri yang berboda dengan kepnibadian onang batak. (7)rang/ bangsa Indonesia memiliki kepniba d ian sondi ni van g berboda dongan
kopniba diai bangsa—han gsa IainnvO.

Kepnibadian sesoorang dibina dan dikombangka n oleb lingkungan tentenhi, baik luas maupun sempit. Selanjutnya kepribadian tidak hanya dibina oleb Iingkungan, rnelainkan kepnibad ian itti pun dapat mempengaruhi lingkungan. Tokoh—tokob - masyanakat dan pornimpin—pemim pin besan pada zarnannva, yang kepnibadiannva kuat dan agung. nialab bukan hanya mempenganuhi Iingkungan di sekitannya, bahkan dapat mongendalikan lingkungan ke arab tertentu. Contohnva pana nabi/nasul, tokob-tokob lainnya seperti kepala¬kepala negana apakab naja-raja/presiden~ tokob-tokob dalam berbagai bidang kehidupan, dan lain sebagainve. monupakan orang-onang yang memiliki kepribadian yang kuat.

Nab, sekarang bagaimana dengan kita/Anda sebagai orang yang telab mempelajani bahkan sebagai guru lI’S. Dalam kebidupan di tengah-tengah
masyanakat sebagai anggota masya nakat. Tentunya pengetahuan.

keterampilan dasan IFS dapat diterapkan dalam kehidupan sehani-hari di dalarn lingkungan masyarakat tempat tinggal kita/Anda dalam IFS selain kita dapat mengernbangkan pengetabuan yang berhubungan dengan pemabaman konsep-konsep, teoni-teoni fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar, juga penanaman nilai/norma-nonma yang baik untuk dapat diterapkan dalam kebidupan di masyanakat. I)engan berbekal pengetahuan IFS. akan rnemberi-cini/ karakter tententu dalam porn bent-u kan kepnibad ian. Dale. no
lingkungan masyanakat ja dapat membeni contob/ menunju kkan kepnibadian yang baik sebagam sun teladan yang dapat dijadikan panutan oleb anggota

masyarakat lainnya baik dalam penkataan sikap maupun perbuatan/tingkab Iakunya. Lebih dan sekedar contob/teladan yang dapat dilihat oleb anggota masyarakat lainnva, ia juga banus dapat mempenganubi dan mengendalikan hal-hal yang dianggap kurang baik yang dilakukan anggota masyanakat ke arab yang lebih baik Contobnya, pada sistem nilai suatu kelompok orang yang dapat rnengba mbat pembabarn a n/ porn bangunan, seperti pandangan lebib baik bidup benkumpul dengan keluanga/ tamili dan pada menantau ke daenah lain ata u makan tidak nakan asal kum pul, banyak anak banvak

nezeki, dan sebagainva. Jelas mi sisteni nilai yang monghambat pembangunan yai tu pembangunan tnansmigrasi, pembangunan program keluanga benencana
~.an sebagamnya. ~3agaimana nienghadapi hal yang semacam iii!

fentunva dengan dasar pengetahuan IFS, kita harus berusaha untuk menubab sistern nilai/pandangan masyanakat semacam mi dengan berbagam keterampilan, antara lain membeni penjelasan kepada masyarakat akan pentingnya program transmigrasi atau program KB, baik yang berhubungan dengan landasan berpikmnnya, kebaikannya, jaminan masa depan, dan sebagainya.
Tent-unya masih banyak keterampilan lain yang dapat/Anda kenjakan dalam menibina kepnibadian anggota masyanakat di mana Anda tinggal. Silakan can contoh lainnya!

3 Kece ram’7i1an Sosial

Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang diikat oleh norma/sistem nilai yang dimilikinya selalu rnengalarni perubahan. Perubahan yang tenjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada niasyarakat yang berubahnya sangat lambat, tetapi ada juga masyarakat yang berubab dengan cepat. Perubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertumbuhan demografi, akan mendorong pertumbuban dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya. Pertumbuhan dan pentambahan pendud uk, akan mendorong pentu mbuban kebutuhan bidu pnva. Kebutuban manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuban ekonominva. Cara manusia memenuhi kebutuhan mi dan waktu ke waktu tolah mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sunnier daya atau lingkungan, manusia telah melakukan perubahan cana mulai dan cara meramu kepada bercocok tanam sampai cara bertani yang modern, peternakari dan sampai pula pada industni modern. Penubahan cara pemenuhan kebutuban tadi atau lebib sempit lagi perubaban pnoduksi, sudah pasti diikuti oleb peru baJa n-perubaban lainnya, sepenti peru baban onganisasi, ponubaban stnuktur, penubaban niiai dan nonma, dan lain sebagainya.
Kalau penubaban dalam kelompok telab meliputi berbagam aspek (organisasi, stnuktur, nilai dan norma, kelembagaan), dan telab didukung dan diakui oleh sebagian besan anggota kelompok, makapada kelompok itu sudab

tenjadi penubahan sosial. Perui’ahau so~u4 dapat diantikan sebagai perubaBan yang teijadi di masyarakat, yang meliputi berbagai aspek kehidu pan, sebagai akibat adanya dinarnika anggota masyarakat, dan yang telab didukung oleb sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalarn mencani kestabilannya (Nursid Surnaatrnadja, 1980 : 88). Interelasi dan intenaksi sosial manusia di masyanakat, mendonong penkembangan benpikmn dan neaksi emosional para anggotanya. 1-lal mi mendonong masyarakat untuk
; mengadakan berbagai perubahan sesuai dengan suasana tadi. Perkembangan kualitas anggota masyarakat, juga menjadi pendonong teijadinya perubaban sosial Dengan dernikian perubaban sosial itu kanena adanya donongan dan dalam dan dan luar kelompok.
Perubahan sosial yang disebabkan faktor-fakton dan dalam kelompok adalab karena penemuan-peneniuan atau penciptaan-penciptaafl banu
(inovasi). Tentunya teijadinya penemuan-penernuan baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota masyarakat meniiliki hal-hal benikut:
1. Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya
J meningkatkan kehidupan secara terus menerus. Kesadaran tersebut akan
timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya. f Oleb David. C. Mc. Clelland dikatakan merniliki Ach (need for Achieve¬mont) yang tinggi. Need/or Achievement adalab suatu dorongan kebutuban untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2. Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kneatif. Anggota masyarakat yang kneatif mi menupakan inovator dan modernisa ton bagi perubahan sosial dan penubahan dalam kelompok yang bersangkutan. Oleb pana ahli psikologi, orang yang memiliki akal
dan daya kneatif yang tinggi mi, disebut vitus mental.
3. Adanya suasana persaingan yang sehat di antara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangku tan.
4. Adaniya donongan kepada anggota yang benpnestasi baik berupa piagam penghargaan maupun insentif lain, agan ia torus bonprestasi dan berkarya.

Sedangkan yang berasal dan luar yang benpongarub terhadap perubahan
snSie. I no in pa knya lobib domino ii. I-la I iii d isobobkan kanena global isasi yang sornakin tenbuka, lebib-lobib pada saat sokanang mi di mana teknologi semakmi1 canggih. N’lasu knya unsu n-unsun kebudayaan asing ke dalam suatu kebudayaan yang kemudian tenjadi porubaban sosial pada masyarakat itu. Masuknva unsun-unsur kebudayaan tadi dapat melalni akultunasi (kontak kobudayaan), dapat juga benupa asimilasi (penibaunan unsun kobudayaan) atau juga melalui difusi (penyobaran unsur kebudav aan). Contob unsun-unsun kebudayaan as nib (yang borasal dan luan) banyak sekali yang kita junlpai di tengab-tengab kebidupan kita, yang kadang-kadang kita sendini tidak merasakan bahwa hal tensobut berasal dan han dan kita menasakan sobagai kobudayaan kita sendini. Dan mi terjadi di berbagai bidang kehidupan kita, mulai dani sistem pendidikan (sistem 1~ersekolahai~), proses produksi (pertanian, kerajinan, pertomuan, industni dan sobagainya), bentuk bangunan, conak pakaian, ilmu pengetahuan dan teknologi, sarnpai kepada berbagam basil produksi, babkan juga yang berhubungan dengan sikap hidup, cana hidup, cana bertingkab-laku dan sebagainya.
Tentu saja unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk ke dalam masyarakat kita banyak bermanfaat dalam nangka kita mernbangun bangsa dan negara mi. Tanpa pengaruh luan, jelas kita akan tertinggal dengan negana¬negana lain yang sudab lebih dabulu bahkan kita akan tontinggal lebib jaub lagi.
Dengan ilmu pengetabuan dan teknologi yang kita miliki sekanang yang tontunya borasal dan kebudax’aan luan, kita bisa menibangun sepenti kita nasakan saat mi. Dengan ilrnu pengetahuan dan toknologi kita bisa mernanfaatkan sumber daya alam yang kita miliki. IKita bisa meningkatkan produksi pentanian, kita bisa mengolahnya sehingga nilai ekonominya bertambab. Begitu juga dalain bidang pnoduksi lainnva, sebingga kebidupan bangsa kita dan tahun ke tahun torus rneningkat. Narnun doniikian tidak soniua unsun-unsur kebudayaan asing (luan), mombawa dampak positif, yang mombawa dampak negatif bagi kebidupan benmas~’anakat dan bennegana pun, banyak. Banyak unsun-unsun kebudayaan asing tidak cocok dengan kebudayaan kita, yang dapat menjadi permasalaban bagi masyarakat kita, misalnva pergaulan. Sikap hidup, cana bidu ~ ke Banat-Banatan dan sebaga inya.
g Lebib-lobih sanana komunikasi gang -somakin canggih unsun-unsur

Li ,, kebudayaan yang tidak cocok dengan kebudavaan bangsa kita, cepat dapat
dilihat, ditangkap bahkan ditiru. Minum-minu man keras, obat-oabatan
f terlarang, pergaulan bebas, sadisme, perkosaan serta pelanggaran hukum
- lain nya yang banyak dilakukan terutarna oleb para pemuda terutama yang teijadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan

. kota-kota lainnya di Indonesia, bahkan juga sudah menambat dan menyeban ke desa-desa bukan mustahil akibat pengarub asing (luar), yang merupakan
~ rnasalah sosial yang dapat kita lihat dan nasakan pada saat ini. Yang jelas unsur-unsur kebudayaan asing sulit untuk dibendungnya dan memang mustahil untuk menutupnya, karena kondisi globalisasi yang sudah melanda dunia mi. Yang penting dalam menghadapi kondisi semacam mi, kita harus
membekali para pemuda atau masyarakatdengan penanaman norma-norma/ nilai-nilai yang cocok dengan kebudayaan kita, terutama norma-norma/ nilai-nilai keagamaan. Yang tertentunya cocok dengan nilai yang ada pada/ terkandung dalam Pancasila.
Masalah sosial yang ada di masyarakat kita, memang sangat beragam dan kompleks, oleh karena itu untuk mengatasi/mengurangi masalah tersebut tidakiab mudah. Hal mi disebabkan karena faktor penvebabnya pun berasal dan berbagai faktor.
Untuk mengatasi/mengurangi masalab-masalab sosial yang teijadi di masyarakat perlu kenja sama dan berbagai departemen secara lintas sektoral dengan berbagai keablian secara terpadu. Pemecaban masalab sosial yang dilakukan departemen atau oleb salah satu bidang keahljan melalui satu disiplin ilmu tidak akan dapat menyelesaikannya secara tuntas.
Bagaimana dengan peran Anda xrang berbekal pengetahuan IFS dalam kehidupan bermasvarakat? Keterampilan-keterampilan dasar IFS yang bagaimana yang dapat diterapkan dalam kehidupan yang penuh gejolak,
tantangan, dan masalah?
Scbagai guru IFS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau barus berperan dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di Masyarakat Anda tidak boleb bersifat masa bodoh atas kejadian¬kejadian atau masalab-masalah dalam kebidupan di masyarakat Anda harus

aktif dan niclibatkan din dan bersatu dengan anggota masyarakat Iainfly~ untuk meningkatkan taraf hidup dan rnernbantu mencarikan jalan pernecahaii permasalahan—permasalahan yang ada di masyara ka t.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalani kehidupan bermasyarakat, antara lain adalah:

Dalarn upaya meningkatkan taraf kchidu pan masyarakat; sebagai anggota masyarakat, ia harus rnelibatkan din dalarn berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota rnasyarakat lainnya. Dengan berbeka] ilmu pengetahuari yang dirniliki ia harus kreatif dan bertindak sebagai inovator dan dinarnisator gerak pembangunan. Di sini diperlukan ide-ide dan gagasan-gagasan terhadap pembaharuan/pembangunan yang diperlukan masyarakat.

2. Dalam upaya rnenangkal unsur-unsur kebtidayaan yang tidak sesuai, ja harus dapat menyadarkan kepada ariggota masyarakat akan penhngnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agarna sebagai pegangan hidupnya. Untuk menanamkan kesadaran akan hal tersebut, pengetahuan anggota masyarakat perlu terus ditingkatka~n sehingga ja tahu mana yang baik mana yang buruk dan tidak cocok bagi kebudayaan kita. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagal cara seperti nielalui ceraniah-cerarnah, penyuluhan, pengajian (agama), pesantren kilat dan lain sebagainya. Dengan demikian anggota masyarakat. dapat rnernilih unsur-unsur kebudayaan-kebudayaan asing mana yang dapat ja terima dan mana yang ditolak.

3. Dalam rangka upaya mengatasi / mengu rangi masa Ia h-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, misalnya masalah kenakalan rernaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasan dan sadisme, dan lain sebagainya serta masalah Iingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untiuk mencarikan jalan pernecahannya. Dalarn nienga mbil langkah-Iangkah
Individudan Masyarakat

X. Individu

I. A4annsia selokit ludivido
Individu adalab soseonang atau seonang manusia secana utub. Utub di sini diantikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antana jasmaniab dan robaniab yang melekat pada d in seseorang.
Setiap individu mernpunyai cmi kbas yang berbeda dengan individu
lainnya, sepenti bentuk fisik, kecendasan, bakat, keinginan, perasaan dan
memiliki tingkat pemabaman atau anti tensendiri tenhadap suatu objok. Jadi
individu adalab kondisi internal dani seonang manusia yang berfungsi sebagai
subjek. Manusia seloku individu mompunyai 3 naluni vaitu:
I . naluni untuk mempentabankan kelangsungan bidup;
2. naluni untu k mempentabankan kelanjutan pengbid upan ketununan; dan
3. naluni ingmn tabu don moncani kepuasan.
a. Naluni mempentabankan kelangsungan bidup
Naluni untuk morn pentabankan bidup telab menimbulkan benboga kebutuban. Salab sotu kobutuban yang paling mendasar adalab kobutuban fisiologis yang tondini dan makan, minum dan penlindungan. Semua kebutuhon tonsebut didapat don lingkungan di mana manusia tinggal, dan dalam rnomanfoatkan lingkungan tonsebut mombutuhkan toknologi. Toknologi dapat diortikan sobaoai ca ro—cano atou alat yang dipongunakan mailuSia unto K

moinonubi kobt~tuban bidupnya. Jadi tokuologi tidak hana in oncakup penalatan modern atau mosin saja. Panab untuk benburu, bertani berpindab pindah dan alat atau cana sederhana lain termasuk ko dalam teknologi. Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuban mi lebib mudab dipenuhi kalan individu hidup bonkelompok dengan individa lainnya.

ti Naluni mompentahankan kelanjutan pengbidupan koturunan
Naluri untuk menrnentahankan keturunan, monuntut adanya kebutuban alan nasa oman (safety need) baik dan gaugguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar atau manusia lain. Pakajan yang dibuat dani benbagam jenis boban dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca. Peruniahan dengan borniacarn-macam baban dan juga bentuk, pada dasannya adalah usaha untuk mempeno]eh nasa aman dan berbagai gangguan. Adapun koanokaragaman bahan dan model yang dipergunakan sangat tergantung
lada lingkungan. Sepenti rumah di dacrab tropis umumnya dibuat dan kayu atau bambu dengan model atap segitiga atau kerucut dan sermg kali bawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak atall berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangiin dan bata atau tanah, atapnya rata atau datar, sedangkan di daerah dingin orang Eskimo membuat rumab dan es dengan bentuknya yang bulat saja. Semua itu sangat tergantung pada cuaca dan bahan rnentah yang ada di lingkungannya.
Penkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga menupakan cerminan dan adanya ketergantungan individu terbadap individu lain dan adanya naluni untuk meneruskan keturunan.

c. Naluni ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap manusia rnempunyai naluni untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di sekitarnya, baik it-u lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam seperti dataran, penbukitan, pegunungan; perbedaan penyobaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia sepenti ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagamnya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau; ponbedaan dalam

benpakaian, mata poncabanian, bent-uk numab dan sobagainya. Somna it-u telah mendorong manusia untuk moncani tabu. Pontanyaan apa, mengapa. bagaimana dan siapa telab melabirkan sistem pengetabuan, yang kernudian disusun ‘menjadi sistematis rnelalui aturan-atunan tentontu sebingga molahinkan ilmu pongotabuan. Ilmu pongotabuan mi pada dasannya adalab untuk memenuhi kebutuhan spiritual atau batin manusia. Sodangkan ponenapan ilmu pongotabuan dalan~ bentuk cana dan alat untuk memenub:

kebutuhan hidup manusia disebut toknologi. jadi toknologi adalab benbagat cana at-au alat untuk memenuhi kebutuban material manusia. Keduanva tidaL da pat dipisahkan untuk menunjang dan momenubi kebutuban manusia baiL solaku individu maupun masvarakat. Ilmu pengetabuan dan teknologi yang dirniliki individu tidak selunuhnva basil dan pengalaman sendini, tapi lebih banvak dan belajar dan meniru dan onang lain. Kanena itu dalam memenubi naluri ingin tahu dan mencani kepuasan pun tidak dapat dipisabkan dan kehidupan kelompok.

2. Man usia selaku maki-duk sosial
Walaupun individu adalab sat-uan yang berdini sendini dan memiliki kemampuan serta kebutuhan gang tersondini pula, namun dalam usaba
memenuhi kebutuhan dan rnengembangkan kemampuan yang dimilikinva it-u
tidak dapat sendini. Ia selalu membutubkan individu lain. Ketengantungan
individu tenhadap individu lam sangat tinggi. Sejak ia dilabinkan sampam nneninggal rnembutuhkan bantuan onang lain.
Manusia adalab makhluk yang tidak dapat dongan segera menyesuaikan di
ni dengan lingkungannya. Kalau binatang dalam waktu singkat ia dapat
berdini dan mencari makan sendini, maka manusia membutuhkan wakt-u yang jaub lebib lama untuk dapat bendini dan moncani makan sendini. Pada inasa bayi soponubnya manusia tengantung kepada individu lain. Ia belajar bonjalan, belajar makan, bolajan benpakaian, bolajan mombaca, belajan niembuat sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebib dewasa.
Semakin sering dan rajin belajar seniakin benkembang kemampuannya. Semakin besan individu, ketenga nt-unge.nnvo tonbadap sosoonang sonakin

bonkunang, tapi bukan bonistrt-i tidaL membutubkan orang lain. Karena sepint-an apa pun manusia pada dasannya tidaL bisa menionubi sogala kobutuhannya dengani cara mernproduksi sendiri. Misalnva dia pandai bertani mengbasilkan padi, tapi tidaL bisa mombuat baju, membuat rumab, atau peralatan lain. Padahal Ia membutuhkan Lain baju, niiriuman, Foruniahan don alat-alat lainnga. Dengan kopandaiannva itu Ia menjual dan niembeli kepenluan hidupnva da;i o fang lain. Timbul pert-ukanan barang dan jasa. Beranti dalam kohidupan manusia saling tengantung antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
N4alinowski (1949), salab seorang tokob ilmu Antropologi dan Polandia monvatakari babwa ketengantungan individu tenbadap individu lain dalam kolompoknya dapat terlibat dan usaba-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui penantanaan kebudayaan. Seperti manusia membutuhkan makanan, maka ia mernerlukan pengetabuan tentang alat-alat yang dipergunakan untuk memperoleh makanan. Dalam hal mi sistem pengetahuan diperlukan. Sistem pengetahuan mi tidak seluruhnya basil pengalaman sendiri, tapi perlu pula belajar dan mencontoh atau meniru dan orang lain yang lebih dulu tahu. Kentampuan rneniru dan belajar mi adalah kemampuan kbas manusia yang tidak dimiliki oleh rnakhluk lain. Dengan belajar dan meniru, ia dapat menghasilkan berbagai alat yang berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Perkawinan selain mensahkan hubungan biologis dua individu yang berjenis kelamin berbeda menurut budaya masyarakat tertent-u, juga dapat berftingsi sebagai wahana penerus keturunan (reproduksi). Dalam keluarga terlibat hubungan kasih sayang, rasa memiliki, melindungi, pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku dalarn masyanakat. Dalam keluarga tenjalin bubungan sosial, ekonomi dan politik. Sehingga keluarga merupakan unit terkecil nxasyarakat yang satu sama lain saling tenikat.
Rasa aman secara khusus tengantung kepada adanya sistem perlindungan dalarn rumab, pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan atau pun kelompok lain akan lebib mudali diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan kearnanandan kenyamanan hidup berkelompok mi, diciptakan aturan-atunan dan kontrol-kontrol sosial
tentang apa yang boleb dan yang tidaL boleb dilakuLan oleb set-map anggota kelompok. Solain itu ditentukan pula siapa yang benhak mongatur kehidupan Lelompok untuk tencapainva tujuan bersama.
Manusia adalab makbiuk sosial. Sosial benasal dan kata sociiis yang antinya kawan. Kawan dalam ilnun sosiolog i tidaL banya diantikan sebagai
- tom an bekenja sarna tapi juga Iowan. Jadi somua onang yang dapat mempenganuhi atau mongundang neaksi orong lain untuk benpenilaku diartikan sebagai kawan.
Dalam bidup dan penkembangannvo, baiL langsung ataupun tidaL, manusia meinbutubkan Larva dan josa orang lain. Manusia mempunvai emosi atau penasoan dan porasoan mi penlu ditonggapi at-au dinespon oleb orang lain. Sepenti nasa suka, duka, senang, benci, disukai, nasa memiliki, kasib sayang, marab, dan sebagainya. Manusia baru rnempunyai makna atau arh dalam bidup kalau ia hidup berkolompok dongan orang lain. Dalam ceritena kebidupan manusia sepenti Tarzan misalnva sesederbana apa pun kehidupaniwa, penlu komunikasi dan intenaksi dengan orang lain. Kalau ia hidup tetap sendini ceniteranya tidaL pennab benkembang dan tarnat tanpa kesan, karena itu dalam kebidupannya labinlab seorang teman hidup sehingga membuat conitera menjadi semakin namai (Ian berkembang.

B. Masyarakat

Pen gertian A’iasi1e. 1-ok?
Masyanakat, dalam I3abasa lnggnis disebut socictV ortinya sokelompok
— man usia yang bidup bonsarna, soling b~rbubungan dan mempongarubi, saling tonikat sat-u so ma lain sebingga molabinka ii Lobu dayaa n yang sama. Pongentiai sekelompok manusia di sini, tidaL rnompunyai batas yang jelas banus benapa onang, tapi jurnlahnva minimal banis 2 orong.

Ralph Linton (1957) seonang abli antiopologi, mengant-iLan masyanaka:

• sobagai kelompok manasie. yang telob l?idup dan boLo~a sama cukup lana sohingga menoka dapat mongotun din meroka sobagai suot-u kosatuan sosia! dongan batas-batas gang tolab dinumuskan dongan jolas 1-lenkovits abh ant-nopologi yang loin, inonga nt-i Lan no osga ia Lot seba’ai sokolornpok individu
yang tonsusun ‘nongikuti suatu cara hidup tertent-u. Selanjutnya Solo Surnaidje. n
soonang sosiolog Indonesia mengent-ikan mosyanakat sebagai onang-onon~

yang hidup bensama van g mengbasilkan kebudayaan. Anderson don Pankon
(Astnid Susanto, 1977) menyebutkan secara ninci babwa masyanakat adalab:

1) adanya sejumlab onong
2) tinggal dalam soot-u dacrab tortentu
3) mengadakan hubungan sat-u sama lain
4) soling tenikat sot-u sama lain kanona mempunyoi kepentingan bersamo
5) merupakan satu kesatuan sebingga moneka mempunyoi penasaan solid ant-as
6) adan~’a saling ket-ergant-ungan
7) masyarakat menupakan suat-u sistern yang diat-ur oleb nonma-nonma at-au aturan-aturan t-ert-ent-u
8) rnenghasilkan kebudayaan

Dan pengertian di at-as dapat disimpulkan bahwa masyanakot merupakan kumpulan individu-individu yang t-elah cukup loma bergaul mengikuti tata cara yang sama sehingga nierupakan sat-u kesatuan.
Bendasarkan tempat- t-inggal, kit-a mengenal masyanakat- pedosaan dan masyarakat- porkot-aan. Perbodaan ant-ana ponkotoan dan pedesaan dapat dilihat- dan:
1) Ponggunaan lahan:
- pedesoan sobagian boson unt-uk pont-anion, dan sebogian kocil
unt-uk bongunan baiL rumob maupun fasilitas sosial
- perkot-aan: sebogian besar unt-uk bangunan,
2) Mat-a pencahanian penduduk:
- pedesoan : agronis; nuang konjanvo alam tonbuka, pononan cuaco
sangat- besar
- penkotaan : bukan agranis; nuong Lorjanya umumnva dalom
nuangan; cuaca tidaL bonyak benpengorub.

3) Junilab don kopadatan ponduduks

- pedosoan : nolatif sodikit don jorong Lepadotannga.
- ponLotoan: ponduduLnva banyaL don Lepadat-annva t-inggl.


4) PendidiLan dan Letonampilon penduduk:
- pedosoan : rolatif nondab dan sama.
- ponLotoan : nelotif tiuggi, kotonampilan beragom don tersposialisasi.In 5) KontaL sosial:
- pedesoan
- penLotoan:
6) Hubungan sosial:
- podosoan
- perkotoan:
bonsifat longsung (face to face) don tenbat-as. bonyoL gong bensifat tidaL langsung dan tinggi


primer atau geincinschaft artinya aLnab, adanya ikat-an bat-in yang Luat-, soling mongenal, tidaL momperhitungkon unt-ung nugi.
seLunder at-au gesellsliaft artinya berdasarkan Lepentingon at-au Legunoan dan memperhit-ungkan untung nugi.

7) Mobilit-as ponduduL:
- podesoan : rondab
- penLota an: tinggl
8) Status sosiol:

- podesoan
- penLotoan:


9) SnatifiLasi sosial:

- pedesoan
- perkot-oan:
relatif stabil tidaL stabil


sederbana dan sodiLit¬kompleLs don bonyak
Menunut Soojono Soekamto (1987) bebonape. cmi masyarakat perLotoan yang inononjol odalab:

I) kebidu pan keagamoan berku rang bib dibandingLan dengan pedesoan. Hal mi disebabkan odanyo cana benpiLin yang national, yang berdasanLan 1ada ponhitungan-ponbitungan eLsa k;
2) orong kota umumnya dapat mongunus dininva sondini tonpa harus tergant-ung pado orang loin;
3) pembagian Lenja lobib togas don mempunyai batas-batas yang nyata;
4) Lomungkinan unt-uL mendapat-kan pekenjoan lebih banyaL diperoleb dani pado warga desa;
5) jalan pikinon yang national menyebabkan int-onaksi sosial berdasankan Lepentingan danipada fakton pnibodi;
6) jaban Lehidupan yang cepot mengaLibat-Lan pentingnya faktor waktu;
7) penubahan sosial tampok jobs don cepat sebagai aLibat tenbukanya pengarub dan luar.

Menurut Selo Sumandjan, inasyanakat ponkotoan niempunyam ciri:
1) bubungan ant-armonusia terutomo bordasorLan atas Lepent-ingan¬Lepent-ingan pnibadi;
2) bubungan dengan masyanakat lain tenbuka;
3) Lepencayaan yang Luot pado manfoat ilnun pongot-abuan dan teLnologi sebagam ~orana unt-u L sonantiaso meningkat-Lan Lesojobteroon masyanaka t;
4) masyaraLat tengolong-golong menurn t- macam-macam profesi don koablian;
5) tingLat pendidikon formal adabab t-inggi don monoto;
6) huLum yang benle.ku bukum tent-ulis;
7) eLonomi bampin selunubn\’a okonomi pasan yang bendasanLan at-as peuggunoan uang.

Setiap individu dalam masyona Lot mompunva peron (nob) dan LeduduLan (status) yang bonbeda. Peian ada bob pole. ponibaku yang dibanapLan daii

ng seseorang yang niernpunyoi posisi (stat-us) t-ententu. Sedangkon Ledudu Lan
(status) adalab posisi seseorang dalani LolonipoL. Mengingat sotiap indmvidu
nlernpunyai Lepentingan yang benagam, niaLa setiop individu dapat berstatus
m dan berperan di beberapa kelonipok sesuai dengon Lepent-ingonnvo itu. Cont-oh
dalani keluanga terdapat ayob, ibu dan anaL. Ayob menipunyoi status sebagai
is Lepala rumab tangga, karena it-u ma dituntut- unt-uL benperan sebagai pemimpin dalarn rumah, seperti avab bagi anaL-anaL, penconi nafLab don sepenangLat
perilaLu Iainnya yang nielekat- dengan sifat- ayab yang baiL. Di Lantor, ayah ni berfungsi sebagai Laryawan biasa, benarti ia mempunyai pemimpin dan ayah
• harus toat- dan patub terhadap oturan-at-unon yang dibuat ebb pimpinan n Lant-ornya. Selain it-u ayah di niasyarokat berstatus pula sebagai ketua RW
berarti ia harus membimbing, menganobLan, membina sotiop wanga RW yang dipimpinnya. Ayah niempunyoi hobbi sepaLbola, konena itu io niasuL
a organisasi sepaL bob. Sebogam anggota ia pun wajib benperan sebagai anggota yang baik dalani organisasi tensebut dengan toot dan patub tenbadap atunan yang telab ditent-ukan.
k Setiap individu harus berperilaku at-au berperan sesuai dengan edudukannya agar ia dapat- ditenima dan diakui keberadaannya. Karena setiap organisasi mempunyal aturan sendiri, maka sanLsi yang diberikan oleb setiap organisasi kepada anggot-a yang melanggar pun benbeda pula. SanLsi in i bentujuan untuk menjaga Leutuhan, keseinibangan, Lestabiban Lebompoknya sehingga tujuan Lelompok dapat torcapai.
Contob: antara sepaL bob, t-inju at-au bola voli monipunyai aturan yang berbeda. Setiap orang dalam tim sepok bola nienipunyoi tugas don penan yang b
erbeda, kiper menjago gawang, ada penyonang dan ada yang
niempert-ohankan bob. Tapi tujuannya soma yoitu niendapatLan Lemenangan. Dalarn sepaL bola tidaL bobeb mempengunakan atunan tinju, dan bib it-u

tenjadi maka aLan diLenaLan sanLsi berupo Lartu menab, kuning at-au dikeluanLan dan penmainan sesuai dengan tingkat kesababannya.
Dabam Lebidupan sehani-hani. setiap onang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas seorang doLt-er benbeda dengan guru, potani, supir at-au ABET. Tapi masing-mosing soling membutuhLan, soling bekenja samo untuk rnoncapoi tujuan yang sania yoitu t-onpenubinya Lebutuban don mencapoi

kesejahteraan. Dengan deniiLian peran dan keduduLan sangat- penting untuL menjaga keseimbangan dan int-egnit-as sosial. Cont-oh lam bila seorang ayah tidaL membeniLan Leteladanan Lepada anaknya, bila guru, petani, doLt-er, ABRI, supir tidaL melaksanakan peranannya dengan baiL, maka aLan teijadi penyimpangan dan goncangan-goncangan yang dapat- mengganggu Lestabilan hidup bermasyarakat-. KeduduLan at-au status seseorang dabam masyarakat ada 2 macam:

1) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperobeh tanpa mebabui peijuangan at-au usaha sendiri. Biasanya diperoleh melabui Lelahiran, seperti seorang anaL yang bergelar raden, otoniatis anaLnya juga bergelar raden. Seorang anaL menjadi raja Larena ayahnya adalab raja. Seorang anak yang berasab dan kasta sudra dalam masyarakat- Hindu, aLan tetap berkasta sudra walaupun ia rnempunyai kepintaran dan keterampilan yang tinggi. Sta¬his ml sening pula disebut sebagai status yang tertut-up, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk niasuk ke dalam status ml.
2) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha at-au pequangan sendiri. Seseorang menjadi direkt-ur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet-. Status seseorang manjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IMP. Status mi bersifat- terbuka artinva setiap orang dapat mencapainya at-au meraihnya karena Lemampuan masing-masing individu dalam berprest-asi.

Setiap stat-us dan Ledudukan mernpunyai seperangkat simbol at-au lambang yang dapat- mencerminkan st-atusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi t-inggi tercermm dan bentuk dan luas rumah, seorang guru tercermm sikap dan pakaiannya, seorang ABRI dan kegagahan dan pakaiannya, seseorang dan golongan ningrat- akan tampak dan cara berbicara dan sopan santunnya. Banyak simbol yang dapat- mencerminkan st-at-us at-au kedudukan seseorang dalam masyarakat-. Dengan deniikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam pekeijaan, pemilikan kekayaan, agama dan faktor biologis seperti jenis kelamin.


Pancasila sebagai Acuan Nilai, Moral, Norma dan Hukum dalam Masyarakat Indonesia

Tebah kita ket-ahui bahwa Pancasilo adalab dasan nogara RI yang ditet-apkan pada t-anggal 18 Agustus 1945. Berarti tat-a Lehidupan manusia Indonesia baiL selaLu individu, selaku anggot-a mas arakat dan sebagat rakyat- suat-u negara, bonus mengacu Lepada nibai, norma, kaidab yang terLandung dabam Pancasiba.
Nilai mengand u rig pengertian sebagam sesuat-u yang berguna at-au berharga. N ibai dapat berupa benda at-au material, dan dapot- pub non-material yaitu ide, gagasan at-au pemikiran. Nilai benda at-au material biasanya diukur don:
(1) nilai guna yait-u Legunaannva at-au manfaat-nya; dan (2) nilai tukan. Semakin tinggi Legunaan suatu barang bagi kehidupan manusia, semaLin bernibai barang ihi. Seperti cangkul bagi petani, buku bagi pebajar, mesin

it-ung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai kegunoan suatu barang sangat- t-ergantung Lepada peran dan status individu dalam masyanaLat-.

Selain it-u sesuat-u barang pun dapat- diukur dan nibai tukarnya yang t-inggi. Sat-u gram emas dapat dituLar dengan beberapa puluh kilogram beras at-au

siiigkong.
Nilai non-material dapat- berupa nibai kerohanian, seperti nibai keindahan, nilai kebaikan, nilai keaganiaan dan sebagainya. Karena sifat-nya yang abstrak,
maLa nibai Lerobanian hanya dapat- diukur oleb budi pekerti manusia yang lahir dan aLal, perasaan. LeyaLinan dan LehendaL manusia.
Manusia sebabu ruencani sesuatu yang bernilai, nubai mi menjadi dorongan dan landasan untuL berpenilaLu. Nibai-nilai ideal yang menjadi Leyakinan seperti yang dianggap paling benharga, poling indab, poling baiL, paling benan menjadi acuan at-au pedornan dabam berperilaku. Nibai yang tidaL benharga, tidaL benan, tidaL baiL, tidaL indob harus dihindarkan karena akan membahavakan individu. baiL sebagai anggota mosyanaLat- maupun sebagai bamba Tuban.
Pancasiba nierupakon dosar perilaLu manusia, karena nibai yang terLandung dalam Pancasila penu Ii dengan nibai koagamoan, nilai Lebonaran, nilai Lebaikan, niboi kemanusiaan dan nilai Leindahan hidup bermasyaraLat. Dabam Pancasiba torkondung nilai sifat- baLiLi manusia selaku maLbbuL


ciptaaaii Tuhaii, solaku individu secara pnibadi. individu selaku anggota masva raLat dan negana. Di dalaninya tenLandung Leserasian. keselarasan dan Leseimbangan hidup ant-ono dunia dan akberat, ant-ana aspeL material dan spnitual, ant-ana jasmaniah dan rohaniab. Karena it-u sangat-lah ideal Lalau Pancasila menjadi tuntut-an, pedoman dan pegangan setiap individu dalani bensikap dan berperilaLu sehingga torcipta ket-ent-eraman, kenyamanan, dan keamanan dalam hidup benniasyorakat dan bennegaro
Moral berasal dan Lot-a mores yang artinya tat-a kelakuan. Tat-a artinva adalah aturan-aturan dan petunjuk-pet-unjuL dalam berpenibaLu. Perbuatan¬perbuat-an apa yang bolch dan tidaL boich dilaLuLan. Ajaran-ajaran tentang penbuatan yang baiL dan buruk, yang benar dan salah. Moral sening disebut dengan etika membenikan bat-as-bat-as yang jelas kepada individu selaku anggot-a masyarakat supaya benpenilakunya sesuai dengan aturan yang berlaLu. Supaya dia dapat- dit-erima dan diakui sebagai anggot-a masyarakat-. Moral mempunyai fungsi menjaga solidanit-as antara anggota dalam masyanakat-. Cont-oli mencuni adalah perbuatan yang tidaL baiL. Bila lingkungan tempat tinggal Lit-a banyak pencuni, hidup Lit-a tidaL aLan t-enang. Se§ap penduduk tidak menyukai pencuni. Pencuni tidaL ditenima oleh anggota masyarakat-.
But-ir-butir yang terkandung dalam Pancasila yang t-ebah dijabarkan ke dalam 36 but-in openasionab, penuh dengan inuatan moral yang dapat meningkat-kan harLot- mantabat manusia di sisi Tuhan yang Maha Esa dan Juga ant-arumat- manusia. Nilai dan moral yang tenkandung dalam Pancasila menghasilkan manusia yang mempunyoi keseimbangan lahir dan batin, Leseimbangan haL dan Lewajiban, menghormat-i sesama manusia, mempent-ebal solidanitas benmasyanakat dan berbangsa, tidaL membedakan manusia berdasarkan status at-aupun kedudukan.
Norma at-au kaidah adalah atunan-at-uran tent-ang penilaku tent-ang yang bonus dan tidaL boleli dilakukan dengan disertai sanLsi at-au ancaman bila norma tidaL dilakuLan. Dalam Lehidupan manusia ada seperangkat- norma agama yaitu sepenangLat- atunan kelaLuan yang hanus dan tidaL boleh dilakuLan oleh penganutnya. Bagi yang mengikuti norma agama tersebut¬akan mendapat-kan pahala, sebaliknya bagi yang tidaL aLan mendapat-kan

sanLsi Leagomoon sosuoi dengan Ladan penvimpangan yang dilaLukan torhadap norma tonsebut. Ada nonma huLuni seperti mencuni dilarang, bib dilaLu Lan aLan mendopat- sanksi berupa penjara. Ada norma masyarokat yang benupa adat, nnisalnya kabau berbicara dengon onang tua tidok boleb kasar, bonus sopan, Lalau tidaL aLan mendapat sanLsi berupa ceboan at-au teguran. Setiap individu harus toot- Lepada norma-norma yang berlaLu pada masyaraLot-, su paya tercipta Leseimbangan, Leamanan dan Lenyamanan.
Nilai, moral dan norma bensifat- relatif don subjekt-if, artinya berubab¬ubab sesuai dengan waktu, tempot dan masyaraLat-.~ Misalnya berpaLaian adabab Lebutuhan selurub manusia di mona pun ia hidup, tapi yang disebut bernilai Leindaban dabam berpaLaian ant-oro sahi masyaraLat- yang hidup di suahi tempat- berbeda dengan masyarakot- lain yang hidup di tempot loin Misalnya ado masyanaLat yang menganggap Iebih indab kabau memaLai jubab, rok mini, Lebaya, celana panjang at-au celana pendeL saja bagi perempuan dan laLi-laki. Modebnya pun berubab menurut waktu. Perubahan model berpaLaian yang dit-enirna oleb masyaraLat berbeda menurut- tempat-. Soot mi, di Indonesia memaLai cebana pendeL bagi perempuan sudah bisa diterima obeh masyarakat perLotaan, tapi belum biasa bagi masyaraLat- pedesoan, dan bib ada yang berani meniaLainya aLan dianggap tidaL bermoral dan aLan mendapat- sanLsi berupa ceboan. Keadoan mi mungLin aLan berubah beberapa tabun yang aLan dot-ong.
Nilai, moral don norma yang terkandung dalam Pancasiba dapat menjembatoni waLt-u dan penbedoan tempat setiap suLu, Larena nilai. moral don norma yang ado dabam Pancosiba beraLar don budoya Bangsa Indonesia yang sudah ada sejaL nibuan tahun yang lalu sampai seLarang. SejaL dubu masyarakat- Indonesia adalab masyanakat yang religius (agamis), percaya terhada p adanya Tuhan, bensifat- got-ong-royong, tobong-menolong, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, borani niengeniuLakan Lebenaran don keadiban. Pancasila mengbasilkan kopnibadian yang kbas Indonesia yang dapat dibedakan dan bangsa mono pun di dunia. Pancasila membeniLan arab dan pet-unjuL kopada setiap orang untuL borpnilaLu sesuoi dengon Lepnibadian bangsa.


Fiuigsi Pancasila bagi kehidu pan Ban gsa Indonesia:


1. Pancasila sebagai pedoman sikap dan perilaLu setiap individu

Mengingat individu adalah anggot-a masyarakat- dan negara, maka kesejahteraan, Leutuhan dan Leanianan masyarakat- dan negara diawali dan sikap dan perilaku individu. Kalau etika dan norma dipahami, dipatuhi dan dilaksanakan oleli setiap individu niaka tujuan hidup bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dapat- dicapai. Kualitas masyarakat dan negara, ditentukan pula oleh Lualitas individu, semakin baiL Lualit-as individu, maka semakin baiL pula Lualit-as masyarakat- dan negara. Setiap individu mempunyai Lelebihan dan ket-erbat-asan, mempunyai harapan dan Leadaan yang berbeda, namun yang pasti Lesejahteraan adalah tujuan setiap mdividu. Pancasiba memberikan arahan dan pedornan dan kesejaht-eraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu Lesejaht-eraan yang menyelaraskan ant-ara harapan dan kenyat-aan, ant-ara lahir dan bat-in, ant-ara jasmaniah dan rohaniah, ant-ara dunia dan akhirat-.
Pancasila bersifat- manusiawi Larena memungkinkan untuk dilaksanakan oleh setiap manusia dengan Lelebihan dan Let-erbatasan masing-masing individu. Sikap dan pribadi Pancasiba adalah individu yang bert-akwa kepada Tuhan YME, tidaL boros, tidaL bergaya hidup mewab, suLa memberi pertobongan, menghormati orang lain, niengembangkan siLap tenggang rasa, tidaL melakukan perbuat-an yang merugikan Lepent-ingan orang lain, mengbargai Larya orang lain, suka bekerja keras, senantiasa belajar untuL mengejar Lernajuan, cerdas, terampil, cinta t-erhadap tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Dengan demikian sikap dan perilaku yang dit-untut- dan Pancasila adalah pribadi-pribadi utuh yang memiliki keseimbangan, Leselarasan, Leserasian bubungan ant-ara individu dengan Tuhannya, individu dengan individri lain don individu dengan lingkungan alam. Setiap individu perlu memiliki Lesadaran bahwa setiap perilaku Lit-a di dunia harus dipert-anggungjawabkan di akhirat- nanti, dan setiap individu baru punya maLna dan arti kalau kit-a hidup secara barmonis dengan individu lain dalam mosyaraLat-. Semua itu

CocoLLanbab jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Format-if I yang tendapat- di bagman akbir Modul mi. Hitunglab jawaban Anda yang benan, Lemudian gunakan rumus di bawab mi untuk menget-ahui tingkat- penguasaan Anda terhadap niateni Kegiatan Bebajar I.

Struktur SosiaI Budaya, Pranata Sosial Budaya dan P roses Sosial Budaya

Struktur Sosial Budaya

Masyarakat merupakan suat-u sistem sosial budaya, art-inya terdini dan seju nilah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tert-ent-u. Mereka saling pengaruh mempengaruhi dengan niempergunaLan norma yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pub. Sist-em terdiri dan berbagai unsur, Lomponen atau perilaku yang soling t-erLait- sat-u sania lain sehingga menibentuk sat-u Lesatuan.
Pola perilaLu dan setiap individu dalam masyarakat- yang tersusun ~agaiaiaIu sist~n di~ut shukbr s~siaI Sliuklur a~1 kala daristructum yang artinya menyusun, membagi at-au mendinikan. Contob di sekobab terdapat- strukt-ur sebagai benikut ada kepaba seLolah, guru-guru, murid, pegawai admmnistrasi, dan penjaga sekolob. Semua orang yang ada di seLobah tersebut soling berinteraksi, soling berhubungan dan soling mempengaruhi, sehmgga sekolah sebagai lembaga pendidiLan dapat berfungsi dengan baiL. Kalau sabab sat-u unsur dan sekolah tersebut- tidaL ada misalnya guru, niaLa proses pendidikan tidaL dapat berjaban dengan baiL. Di sekolab Juga nnempunyai norma, misalnya murid bonus dat-ang pukul 7.00, harus memaLai seragam dan sepatu yang tebab dit-ent-ukan, tidaL bobeh merokoL dabam lingkungan sekobab dan sebagainya. Kepaba SeLolab, guru, pegawam administrasi, penjaga sekobab, juga mempunyai aturan-aturan yang harus dipatuhi, Lalau tidaL aLan ada sanksi yang aLan niereka tenima.
Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan LeduduLan (status). Kepala seLobah, guru, murid dan pegawai administ-rasi di
• Konsep Dasar IPS

at-as, mempunyai Ledudukan yang berbeda, Lareno it-u tugas dan peran yang harus dibakukannya pun berbeda pula, tet-api nierupakan sat-u Lesatuan yang
saling menduLung dalam memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.
• Setiap mdividu mempunyai ciri dan Lemampuan tersendiri, seperti jenis kelamin, bentuk fisik, perasaan, bakat, minat, Lemampuan berpikir dan berkarya. Perbedoan mi nienyobabkan timbulnya perbedoan sosial (differensiasi sosial). Perbedoan sosial bersifat- universal artinya dimiliki obeb setiap masyarakat- dimanapun. Hanya bontuL dan derajatnya saja yang berbeda. Cont-oh pada masyaraLat pemburu dan peramu, perbedaan sosial berdasarkan jenis Lelamin, usia dan Let-erampiban berburu. Berburu dilakukan oleh laLi-laki, sedangkan nierarnu at-au mengumpulkan tumbuhan lebih banyak dilaLukan oleb kaum wanita. LaLi-laLi yang mempunyai Let-erampilan t-inggi dabam berburu umuninya lebib dihargai. Hasil buruan mereka bagi¬bagikan dan yang usianya lebih tua mendapat-Lan bagian yang paling baiL, hati misalnya. Bagian-bagian t-ertent-u dan binatang seperti gigi taring, seringkali dianggap sebagai lambang Leberanian, sehingga siapa yang paling banyak mendapat-Lannya semaLin dibargai.
Pada masyaraLat yang t-eknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebib bonyak disebabkan obeli adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul Leanekaragaman pekeijaan at-au profesi, seperti doLt-er, guru, perawat, supin, pet-ani dan sebagainya.
Perbedoan bentuk fisik nianusia yang meliputi warna Lulit-, warna rambut, bent-uk rambut (Leriting at-au lunus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuL hidung, bentuL Lepaba dan sebagainya. MonyebabLan t-imbulnya perbedoan ras, ada (1) Ras negroid dengan ciri warna Lulit- hit-am, mat-a hitani, kerit-ing, pendeL, hidung lebar dan bentuk bibir yang tebal (2) Ras Mongoloid dengan cmi warna kulit coLlat, rambut lurus, t-ubuh pendek, hidung dat-ar dan t-ulang pipi menonjol; (3) Ras Caocasoid dengan ciri kulit- dan mat-a terang, rambut¬bergebombang, hidung mancung, bibir tipis, muLa oval, dan badan tinggi.
Selain it-u perbedoan sosial dapot pub disebabkan oleh perbedoan agama seperti Islam, Kristen, Hindu don Budha; perbedoan suLu seperti suLu Sunda, Bat-ak, Minangkabau dan sebogamnya; perbedaan marga seperti Simat-upang, Simabungun dan sebagainya.

l)onbedaon~POrbOdOa]i yang ado di masyarakat- seringkali menunjukkan lopisan-lapisan yang bert-ingkat. Lapisan-bapisan yang bert-ingLat mi disebut dengan strati-fikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk nienggolong golongLan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adabah:
I) Ukuran Lekayaan, timbul golongan Laya at-au ekonomi kuat-; golongan misLin at-au ekononii beniah; dan golongan tengah at-au sedang. Pada masyarakat- pet-a~ii, luas pemilikan lahan menjadi ukuran ut-ama hingga tinibul tuan tanab, penyewa dan burub tani. Pada masyarakat- indust-ri, seringkali tampak dalam kekayaan berupa material seperti luas dan bent-uL rumah, mobil, paLaian, dan gaya hidup.
2) Ukuran Lekuasoan, timbul gobongan penguasa dan yang dikuasai. Mereka yang terniasuk Lebompok penguasa menjadi Lebompok teratas dan biasanya wewenangnya pun nienjadi lebih tinggi.
3) ULuran Lehormat-an; timbul golongan yang berpengaruh dan diliormati dan golongan yang terpengaruh. Biasanya ukuran mi umumnya terdapat pada masyaraLat- tradisional, di mana pimpinan informal masih niendapat-Lan kedudukan yang tinggi di masyarakat-, seperti para kyal, Lepala adat- dan sebagainya.
4) Ukuran ilmu penget-ahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyaraLat¬biasa. Dalam hal mi yang menjadi ukuran adabah kepint-aran at-au Lenianipuan menyelesaikan jenjang pendidikan t-ert-ent-u, seperti seorang saijana lebih dihargam daripada yang berpendidikan SMA, atau yang berpendidikan SMA Iebih dihargai danipada SD.

Seorang individu niungkin saja memiliki beberapa pebuang sehmgga semakin memperkoLob dia berada dalam lapisan t-ert-entu. Misalnya seorang penguasa memungkinkan ia unt-uL menipunyai LeLayaan yang banyaL dan memungkmnkan pula untuk sekolah Le jenjong yang paling t-inggi. Sehingga ia niempunvai beberapa u Luran yang dapat- memporLokob LeduduLannya dabam lapisan terat-as. SebaliLnya orang yang tidaL mempunyai penget-ahuan, sulit¬untuL mendapat-Lan pekerjaan yang berpendapat-an besar, apalagi menjadi penguasa, sehirigga ia miskin. Dengan demikian ukuran pelapisan sosial dapat sifat- t-unggal, dapat pula bersifat-jamak.
Dasar don pelapisan sosial di at-as dapat- timbul dan berLembang secara ot-omat-is at-au tidaL disengaja oleh masyanaLat-. Selain itu ada pula pelapisan sosial yang memang sengaja dibuat-. Misalnya dalam organisasi, perusahaan at-au inst-ansi pemerint-ah dibuat- st-rat-a-strata. Ada Letua, wakil Letua, seknetanis, bendahara, kehia seksi, dan anggota. Penvusunan mi dibuat-dengan maLsud:
(1) mengat-ur tugas don wewenang;
(2) untuk mendorong meningkat-Lan produLtivit-as Larena setiap individu dit-empat-Lan pada posisi yang sesuai dengan ket-erampilan dan Leahliannya;
(3) bebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.

Dengan demikian pela~isan sosial selalu berkait-an dengan peranan dan Ledudukan seseorang dalam masyarakat-. Setiap orang diharapkan berperan sesuai dengan Ledudukannya sehingga timbub kerja sama yang saling menguntungkan. Karena itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama haL dan Lewajiban setiap orang dalam tiap lapisan dit-enima secara seimbang dan adil. Ada dua sifat pelapisan sosial yang berkenibang di masyarakat-.
1) bersifat- tert-ut-up (closed social stratification) yait-u tiap anggot-a tidaL dimungkinkan untuk pindah lapisan baiL Le at-as maupun Le bawah. Satu-satunya jalan untuk masuk Ledalam lapisan mi adalah melalui kelahiran. Cont-oh lapisan tertut-up mi adalab sistem Lasta.
2) bersifat- terbuka (oven social stratification): setiap anggot-a masyaraLat¬mempunyai Lesempat-an untuk masuk dan Leluar pada hap lapisan. Cont-oh berdasarLan kekayaan dan Lekuasaan.

Pranata Sosial Budaya

Dalam hidup dan perkembangannya, individu banyak melaLukan aktivit-as guna memenuhi berbagai Lebutuhan. Kebutuhan individu sangat- beragam, Larena ihi seringLali individu hams menjad’ anggota berbagai kelompoL sosial. Tiap Lelompok sosial tersebut- mempunyai norma dan sist-em tat-a
kolokuan yang berbeda pula, yang bonus dipenuhi oleb setiap anggotanya, sehirigga tercipta tat-a tertib dan pemenuhan kebut-uban secara optimal.
Wadab yang memungkinkan masyaraLat unt-uk beninteraksi menurut¬pola penilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku disebut dengan pranat-a sosial budaya. Cont-oh di sekolab sebagai lembago sosial budaya untuL memperoleh pendidikan mempunyai at-uran-at-uran. Setiap orang harus berpenilaku sesuai dengan aturan yang berloLu sebirigga proses pendidiLan berjalan dengan baiL. Di bank mempunyai aturan sendini, setiap karyawan bonus berperilaku sesuai aturan dan tugas yang telab dibebankan, sehingga bank sebagai lenibaga ekonomi yang berurusan dengan keuangan dapat¬berfungsi dengan baiL. Rumab adalah bembaga sosiab, di rumah pun punya at-uran-aturan yang harus dipatuhi oleb setiap anggota Leluarga. Sehingga Leluarga yang berfungsi sebagam wahana pembinoan kasih sayang, cint-a kasih, Let-aqwaan Lepada Tuhan YME, perlindungan, pendidikan, pemenuhan Lebut-uhan ekononii, pembinaan lingLungan dapat berjalan dengan baiL.
Koentjaraningrat- (1990) mengartikan pranata sosial budaya sebagai suat-u sist-em tat-a Lelakuan dan hubungan yang terpusat kepada aktivitas-akt-ivit-as unt-uk memenuhi Lebutuhan. Horton dan Hunt- mengart-ikan pranata sosial budaya sebagai suatu hubungan sosial yang terorganisasi, yang niempenlihat-Lan nilai-nilai dan prosedure-prosedure yang sama, dan yang memenuhi Lebutuhan-Lebutuhan dasar tert-enhi dalam masyarakat-. Dengan demikian pranat-a sosial budaya at-au lembaga sosial budaya bukan hanya menunjuk Lepada organisasi at-au sejumlab orang yang terlibat- didabamnya, tapi mengandung pengertian seperangkat- Lelakuan dan norma yang harus dipatuhi dalam berinteraksi unt-uk memenuhi Lebutuhan tert-enhi.
Mengingat kebutuhan manusia sangat beragam, mako pranata-pranata sosial budaya pun berniacam-niacam seperti:
1. pranata ekonomi: untuL memenuhi kebutuhan material, seperti berbunu, bert-an, bet-ernak, indust-ri, perbankan, Loperasi danjenis mat-a pencahanian lain.
2. pranata sosial: untuL memenuhi Lebut-uban manusia sebagai makhluk sosial dimana ia sebaln membutubkan orang lain dalam hidupnya, seperti perLawinan, Leluarga, pengatu ran tempat tinggal, pengaturan ket-urunan
an sist-em Lekerabat-an.
3. pranata pout-iL: berhubungan dengan cara, jaban dan alat- yang harus t ditempuh unt-uL mencapai tujuan bersarna dalam hidup bermasyaraLat, a yait-u t-ercipt-anya Let-ent-eraman, Letenangan, persatuan dan Lesatuan. k Seperti sist-em keLuasoan, dan ~~‘ewenang, pemerintahan, part-ai dan
s sistem huLum.
4. pranata pendidikan: unt-uL memenuhi kebut-uhan pendidikan yaitu proses pembelajaran berbagai norma, aturan, sist-em pengetahuan, ket-erampilon dan aspeL budaya lain yang berbaLu dalam masyarakat- Lepada seseorang oleh orang yang lebih dewasa. Prartata pendidikan dapat dibakuLan dalani lingkungan keluarga, persekolahan dengan berbagai jenjang, dan lingkungan masyaraLat-.
5. pranata kepercayaan dan agama: unt-uk memenuhi Lebutuhan spiritual seperti upacara, semadi, tapa, dan beribadah lainnya menurut- agama yang dianut-nya.
6. pranata Lesenian: unt-uk menienuhi Lebutuhan nianusia aLan Leindahan, seperti seni suara, seni luLis, seni pat-ung, seni drama dan sebagainya.

Pranata-pranata tersebut- bersifat- universal dan selalu bekembang sesuai dengan perkenibangan kebutuhan manusia it-u sendiri. Menurut-Gillin, pranata sosial budaya selalu mempunyai ciri:
1. organisasi dan poba-poba pemiLinan dan perilaLu yang terwujud dan aktivit-as LemasyaraLat-an dan hasil-hasiLnya;
2. Lekekalan merupakan ciri dan semua pranata sosial budaya;
3. pranata niempunyam satu at-au beberapa tujuan;
4. mempunyai abat-alat- perlengkapan yang dipergunakan unt-uk mencapai tujuan;
5. mempunyai lambang-lambang untuk menggambarkan tujuan dan fungsi;
6. mempunvai tradisi tertulis dan tidaL tert-ulis.

Mengingat- setiap pranata mempunyai norma-norma yang harus dipat-uhi oleh sehap anggotanya, maka di setiap pranata sosial budaya sebabu ada Lont-rol sosial yang berfungsi sebagai alat- agar para anggot-anya t-aat- dan




pottili terhadap norma yang telab ditentukon. Kepatuhan mi dapat¬moncipt-aLan Let-ertiban, ket-ent-eraman dan Lesenasian daban’. pranata tersebut-.

Kont-rol sosial dapat- dibakuLan nielalui pencegahan (preventif) yait-u dengan meningLat-kan pengetahuan, pemahaman dan Leyakinan terhadap Lebenaran suat-u norma; dan dapat- pub melalui penanggulangan (represif) bila pebangganan sudah terjadi. Ponanggubangan mi dapat melalui ajaLan atau bujuLan (persuasif) agar Lembali Lepada norma yang benlaku, at-au dapat¬inelabui paksoan misalnva melalui hukuman (sanksi) t-ertentu, sehingga seseorang terpaksa pat-uh.
Proses pengenalan norma yang berlaku di masyarakat disebut- enkulturasi, sedangkan proses pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku sehmgga ia dapat- berperan dan diaLui obeb LebompoL masyaraLatnya disebut- sosialisasi. Proses di mana norma don penibaku it-u sudab menjadi Lebiasaan disebut institusionalisasi. Bib norma dan perilaku it-u sudab menjadi bagian dan dininya, sudah mendarah daging maka disebut- int-ernalisasi. Cont-oh: seorang anaL, baru masuk pranata pendidikan perguruan tinggi, ia baru mengenal cara-cara belajar di perguruan t-inggi misalnya tent-ang sist-em Satuan Kredit Semester (SI(S). Sahi mat-a Luliah yang bernilai 2 SKS berarti 2 x 50 menit- tat-ap muka di Lelas, 2 x 60 nienit melaksanakan tugas yang diberikan dosen dan 2 x 60 menit- mengerjjakan tugas mandini unt-uL pengayaan mat-en. AnaL tersebut¬berusaha memahami dan melaLsanakan tat-a cara tensebut. Dan hasib sosialisasi it-u, ia jadi biasa membaca buLu dan bebajar secara rutin tiap han, setiap subuh don malam han. Setelah selesai Luliah, ternyata Lebiasaan bangun pagi untuk belajan tenus dibakukan, demikian pub pada malam han. Membaca t-ebah menjadi suatu Lebutuhan yang mendarab daging, sepenti halnya Lebiasaan ma Lan.

Proses Sosial Budaya
Manusia senantiasa soling berhubungan dengan manusia lain at-au melaLukan Lontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan penilaku disebut- int-eraksi sosial. Int-eraksi sosial dapat tenjadi ant-anindividu, individu dengan Lelompok dan

ant-arLolompok. Duo orang yang soling bercaLap-caLap adalab cont-ob nut-onaksi antana individu dengan individu. Guru sedang mengajan di depan Lebas adalah cont-oh int-eraksi individu dengan kelompok, sedangLan dua kelompok siswa sedang berdiskusi adalah cont-oh int-enaksi LelompoL dengan LebompoL. Komunikasi tidaL selamanya dalam bent-uk langsung at-au tat-ap muka (face to face) seperti berbicara at-au bersalaman. Ada pub Lomunikasi tidaL bangsung vait-u nielalui perantara seperti surat, telepon, sunat kabar, televisi at-au radio.
Perantana itu disebut sebagai media Lomunikasi.
Int-eraksi sosial dapat- juga tenjadi tidak melalui pencakapan atau pensentuhan badan (bensalaman), misalnya seseorang menokoL dalam bis
at-au Lermgatnya bau, sehingga keadaan mi mengundang reaLsi onang-orang d iseLitannya dengan cara menutup bidung at-au pindah tempat- duduL. Jadi int-eraksi sosial tenjadi apabila tindakan at-au penilaku seseonang dapat¬mempenganuhi, niengubah, memperbaiki at-au niendorong penilaLu, piLiran, perasoan/emosi orang lain. Contoh lain, seseorang menendang bat-u di jalan at-au menginjak tumbuhan, it-u belum tindakan sosiab Lanena batu at-au tumbuhan tidaL dapat- beneaksi, tapi apabila bat-u yang dit-endang it-u mengenal Lepala orang lain, at-au tumbuhan yang diinjaL it-u adalah tanaman yang dipelihara orang lain, sehingga marah, it-u termasuk tindakan sosial. Seorang guru niemarahi seorang munid yang t-idak melaksanaLan tugas, tindaLan guru it-u menyentuh dan mempengaruhi perasaan munid sehingga perilakunva berubah. Seorang ibu at-au anaL menonton film di TV, pengaruh film itu nieresap Le dalam pikinannya sebingga t-enjadi perubahan emosi, sikap don perilaku. Semua it-u adalab cont-ob tindakan sosial.
Besar Lecilnya penganuh yang dit-enima oleb individu tergant-ung Lepada sifat- interaLsinya. Menurut- Astnid Susanto (1977) sifat- int-enaksi sosial it-u adalab:
I. frekuensi int-enaksi, makin sening makin kenal dan niakin banyak penganuhnya;
2. Let-eratu ran int-eraLsi, semakin terat-un, semakin jelas anah perubahannya;
3. Let-ersebaran mnt-enaksi, semaLin banyaL dan tersebar, semakin banvaL yang dipengaruhinya;
4. keseimbangan interaLsi, semaLin seinibang posisi Ledua belah pihak yang
benint-enaksi semakin besar penganuhnyo;
5. langsung tidaknya int-enaksi, bila interaLsi bersifat langsung Ledua pibaL bensifat- aLt-if, maka penganuhnya seniakin besar.

Bila proses int-enaksi terus benlanjut- sehingga menimbulkan perubahan¬penubahan dalam struktun niasyarakat, maka dapat- menimbulkan proses sosial. Dan bila proses sosiab i-ni pun terus berlanjut dapat- menyebabkan perubahan sosial dan perubahan Lebudayaan.
Contob seorang doLt-er yang berlatar belakang budaya Lot-a dit-empat-Lan di sebuah desa. DoLt-er dan warga desa, benint-enaksi, saling menyesuaiLan din. DoLt-er terus berkomunikasi secara bangsung baiL pen onang maupun pen Lebompok. Karena mntensifnya komuniLasi it-u, lama Lelamaan tenjadi penubahan Lebiasaan diant-ara keduanya. Misalnva pet-ani menjadi lebih t-ahu tentang cana liidup sehat-. Penilakunya pun benubah misalnya membuang sampah pada t-enipat-nya, mandi 2 kali sehani, makan makanan yang bergizi, benobat- Le Puskesnias, anaknya disekolabLan dan sebagainya. SeLanang warga desa nienasa membutubkan MCK, membutubLan sarana Lesebat-an sepenti PusLesmas, Posyandu dan BKIA, membut-ubkan sarana pendidiLan; listriL, jalan, dan penalat-an lamnnya. Sebaliknyo doLt-en pun mengalami perubaban penilaku tnisalnya t-ahu tent-ang cara bercocok tanam, senang berLebun, berpakaian sedenhana sepenti orang desa, hidup bengot-ong royong, dan mahin memainLan Lesenian tradisionab yang ada di desa.
Int-eraksi yang bersifat seimbang, tenjad i antora dua individu yang posisinya sama at-au setingkafsepert-i teman sekolob don teman sepenmainan aLan lebih besar penganuh yang dit-enima oleb kedua belab pihak.
Int-enaLsi sosial dapat menimbulkan:
1) Leija sama (cooperation);
2) pensaingan (competition);

3) pert-ikaian (conflict).

Kenja sama t-erjadi bib individu at-au LelompoL mempunyai Lesadaran aLan tujuan yang sania, sehiriggo timbul aLt-ivitas yang saling menunijang, membantu untuL borsamo-sa ma mencapai tujuan.






MASYARAKAT SEBAGAI UNSUR NEGARA


Pendahuluan

Niodul iii menupakan Lelonjuton don modul keompat. Dani inodul tonsebui tent-u Anda masib ingot- situasi don Londisi /nasgaraLot, Lbususnya Laiau Anda Lait-kan dengan masyaraLat- tempot- tiuggal Anda. Bagaimana situasi don Londisi masyarakat- di mona Anda tinggal. Bagoima no bubungannva di antona SOSO nio anggot-a masyaraLat-; bagairnana kegot-ongnovongannva, ape. mat-a ponca haniannya, bagoimana pendidikann~’a dan lain-loin. Dopot And1s boyangLan mosyanakat yang jauh lebib boson doni rnasyo nakat- tempat tiriggal Ando. Mas~’araLat suat-u negara misalnya; apabagi inasvonaLot dunia.

Dalom modul mi A.nda aLan mempelojani ajitora le.iii niasvanakat yot/g jo~i Ii lobib boson yaitu /nas/forokot 5, -bo~’oi 50:0!? ~./t n /:// 5/11 /Wx~l/ ii; besorto denga~ borba gai aspek yang tonLait dolam sl/atu pornenint-ahan N4odi~ I

terdini dan 2 (duo) kogiotan bolojon. Kegiatan Belajon 1 dongan poLok bobasa’ i\C~’ar/? (ian Kegiatan Bolajon 2 dengan pokok bahasa n Ie:/Ieri,/t 01/a/I

Set-ebb Ancie. membaca niodul mi, dibonapkan Anda dapat-:

1 . NicujolasLan keluiango sebogoi inti Lobidupan niasxanakat.

I MonjolasLan kanoktoristik Lebidupan Le>ionga, seLulab dan n/e.svaiOL:It.

3. NbenjelasLan e.iioko Lomunitos d~ de.ba m Lebid e. ‘oan in,~svoraLat-.

4. Menjolaskan masvanakat sebagai salob sotu uns wino gore..

e.. Nionjelaskan pontingnya organ isasi nogana -

o. NIe/jobaskon peivionintalian dale.n~ o;goi?~’ isi noea no -


Iemampuan tersebut- di at-as sangat ponting bagi seonang guru. Guru di masyanakat dianggap serba bisa, opabila yang menyangLut- negara dan pernonintahan. Dalam aLt-ivit-as pemorint-ahan guru selalu terbawa, selalu iLut- nianggung: Umpamanvo jadi onggoto pan tarlill dalam porsiapan pemiliban umuni, jadi anggoto KPFS dabarn pebaLsanoan pemilu, jadi Letua LKMD, membina kesenian di Karang Tanuna dan lain-lain. Lebih jauh lagi, onggota DPRD melalui PGRI. Paling tidaL, guru banyaL yang jadi Let-ua RT at-au Ket-ua RW; sebogai Lepanjangan tangan pemenint-ohan dan Iangsung benhadapan dengan masyarakat-.
Membant-u pemenint-ahan melalui aktivitas-aLt-ivitas di at-as, Insya Allah sangat tenkait- dengan masalah-masalah negara dan pemenint-ahan. Timbul motivasi ingin lebib jauh dapat memahonii hal ikhwal negara dan pemenint-ahan. Dengan membaca modul mi Leinginan Anda bisa t-erbant-u; apalagi Lalau ingat- Lepada ibadah. Dengan nielakuLan pekeijaan-pekeijaan Lemasyanakat-an tersebut- di at-as, ibadab Anda maLi-n banyak. Senioga.
Modul mi mencoba membanhi Anda melalui unut-an bahasan sebagai benikut-:
1. Kegiat-an Belajan 1, dengan pokok bahasan Negana’ dan sub-pokok bahasan ‘Unsur-unsur Negara’; Anda aLan diajak bebib momabami hal-ikhwal Lonegaraani.
2. Kegiatan Belojon 2. dengan pokok bahasan Pemenintahan” dan sub-pokok

bohasan:
1) Pninsip Dasar Pen’.enint-ahan, sent-a
2) Sist-em Pemenint-ahan Negara RI menurut UUD 1945; Anda aLan diajak lebib memahami praLt-ik pomenint-obon yang sedang dan aLan Anda hadapi sehingga Anda aLan menjodi warga negara yang baiL (good citizen ship) dan mampu mombawa Leluorga Anda, mempengaruhi t-ot-angga Anda, masyanakat di mono Anda tinggal don warga negara lain podo umun/nya.
Again benhasil dengan baiL mempelajani modul mi iLuti pet-unjuL bolojar sobogoi beniLut:
Negara

Pengertian Negara

Istilah negara berasal dan kata staturn (Latin), staat (Belanda), state (Inggris) dan etat (Perancis). Negara merupakan organisasi terpenting dan utama dalam suatu masyarakat tertentu. Artinya, di samping negara terdapat pula organisasi lain dalam masyarakat (Rachman P.. IA: 32). Organisasi lain tersebut antara lain organisasi kepemudaan, organisasi keseman, organisasi olah raga, organisasi keagamaan dan sebagainya.
Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur! mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas narna masyarakat. Dalam pengertian mempunyai wewenang yangbersifat memaksa lebib kuat clan individu atau kelompok yang merupakan bagian dan masyarakat Negara merupakan integrasi dan kekuasaan politik, sekaligus sebagal organisasi pokok dan kekuasaan politik. Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal mi warga negara) dalarn masyarakat.
Dcfinisi negara telah banyak dikernukakan oleh beberapa orang ahli di bidang kenegaraan. Berikut ml antara lain dikemukakan oleh:
a) Mane KeLqen, menyatakan bahwa negara identik dengan Jiukwn: yang berarti bahwa jika terdapat tertib hukurn disitu terdapat pula negara. Jadi negara pada dasannya adalali suatu tertib hukurn yang bersifat mernaksa.
b) Harold J. Laski, menyatakan bahwa negara sebagai sistepn peraturan¬peraturan hukuin. Negara memiliki kekuasaan nie,uaksa. -
c) Mr. Socuarko, mengemukakan bahwa negana adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daenah atau tenitonial tertentu. Negara sebagai onganisasi masyarakat rnernpunyai kekuasaan tertinggi yang dapat inemaksakan kehendaknya kepada warga negaranya.
d) Jellinek, mengernukakan bahwa organisasi negana tidak lain hanyalah satu kesatuan ikatan dan onang-orang yang bertempat tinggal di suatu daenah tententu yang sifatnya dipenlengkapi dengan kekuasaan untuk memerintab;
e) Belle froid, mengemukakan bahwa negara adalah suatu persekutuan hukutn yang menempati suatu wilayah untuk selarna-larnanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tentinggi untuk rnenyelenggarakan kemakmuran rakyat yang sebesar-besannya.
f) Prof. R. Djokosoctono, SH, mengernukakan bahwa negana ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sarna.
g) Prof Mr. R. Kranenburg, mengernukakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok nianusia yang disebu t bangsa.

Ileberapa Pendapat Tentang Negana, Menunut Sudut Pandang yang Berbeda

Terkait dengan bebenapa definisi negara tersebut di atas, benikut mi akan dibicarakan bebenapa pendapat tentang pengertian negara dan beberapa sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang berbeda di sini dikaitkan
dengan teoni-teoni yang dikernukakannya, seperti di bawah mi. Pertaina. Logcrnann melihat negara sebagai organisasi kekuasaan. mi beranti bahwa Negara adalali organ isasi kekuasnan yang inenyatukan keloinpok man usia yang disebut ban gsa, bertujuan untuk inengati~r masyarakat den gan mcnggunakan kekuasaan yang ada. Negara sebagai organisasi kekuasaan dapat menjalankan kekuasaannya atau n:cniaksa warga negananya untuk rnentaati segala peraturan yang ada. Dengan kata lain, negara niengatur kehidupan selunuh wanga negaranya.
Benbeda dengan organisasi kernasyarakatan lainnya yang tidak inemaksa
anggotanya untuk selalu tunduk kepada organisasi kemas~’arakatan tersebut. Bahkan inenjadi anggota organ isasi kernasyarakatan mi bebas, tidak dipaksa. Masuk anggota organisasi kernasyarakatan tidak dipaksa dan mau keluar
- pun. manakala merasa kurang senang tictak dipaksa pula..
ContohrLyai.intuk menjadi organisasi kesenian, olab raga, kepemudaan dan sebagainya. Sebaliknya menjadi warga negara suatu negara yang nota bene scbagai organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa; rnau tidak mau harus tunduk dan menjalankan segala kebijakan organisasi (negara) tersebut.
Contohnya warga negara wajib membayar pajak; wajib berperan serta dalam peniilihan umum; wajib rnentaati segala . macam peraturan dan undang¬undang yang mengatun kehidupan wanganya.

Kedna, Mac IveiK;melihat negara sebagai organisasi~po1itik~ .Ini berarti bahwattNegara merupakan perkuinpulan inanusia yang berfltngsi untuk memelilmra ketertiban mnasyarakat titan mengatur kepentingan umum”~,: ~
~‘Negara sebagai organisasi politik, dapat mengusahakan kehend~krakyaL D~engan kekuasaannya’dapat mernaksa, mengikat semua orang yang menjadi
warga negananya mematuhi segala peratunan dan perundang-undangan
yang~ berlakii: Warga negara .yang .rnelanggar peraturan. atau :penindang¬undangan’ tertentu; melanggar hukurn tertentu; kena sanksi,. tindakan, hukunian dan berbagai ketentuan lainnya...
Contohnya, warga negana Indonesia yang ingin memisahkan din menjadi anggota “Organisasi Papua Merdeka”, wajar kalau ABRI inenu.mnpasnya.
Sama seperti teori yang pentama, onganisasi kernasyarakatan dalaninegara sebagai organisasi politik pun wajar dipenlukari. Keberadaan orgaraisasi pemuda, organisasi olah raga, organisasi kesenian, organisasi koperasi dan organisasi-organisasi lainnya bebas untuk tumbuh dan berkembang. Anggotanya, tidak dipaksa untuk menjadi anggota tensebut, mereka bebas ii ntuk keluar masuk menjadi anggota.

Ketiga, Prof Dr. Soeponzo, SM, melihat negara dan sudut integnitas antara pemenintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo, SF1 dalam pidatonya di depan
• Konsep Dasar IPS~ .
sidang pertama BPIJPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapai Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 31 Mei 1945; mengemukakan beberap~ teoii yang dikemukakannya adaiah teori integralistik atali teori persatuan Menurut Leon ini bahwa: “Negara merupakan susunan masyarakat yang integra di antara sernua golongan dan seluruh auggota masyarakat sebagai satu kesatuai yang organis”.
Negana tidak mengutamakan pada satu golongan karena yang diutamakax adalah kepentingan dan keselamat4n bangsa serta negana sebagai sati kesatuan yang utuh. Negana menunut Leon integralistik menupakan negar yang menghendaki persatuan dan selurub rakyatnya.
Teoni yang dikemukakan Soepomo mi paling sesual kalau diterapkan d negara Indonesia yang niasyanakatnya sangat heterogen. Bhineka Tungga Ika, merupakan reaiisasi dani Leon integralistik. Teoni integnalistil .menghendaki suatu negara yang. dijiwai oleh semangat kekeluargatin, kebersamaan dan musyawarah serta disentai iman dan taqwa kepada Tuhan yan~ Maha Esa. Sifat-sifat mi pun tercermin dalam Pancasila sebagai kepnibadiar bangsa ‘Indonesia, di mana sifat-sifat gotong Toyong~,. suka meawlong~ ten gganj rasa, toleransi dan ranaah taxnah; membaiiengiixidup dan penghidupan bangs~
indonesia. - .
Pendapat Soepomo tentang teon integralistik mi erat kaitannya denga Pembukaan UUD-1945 pada pokok-pokok pikiran pertama yaitu: ... negar melindungi segenap bangsa Indonesia dan selunuhtunipah darah Indonesi atas dasan persatnan”.
Adanya kenyataan perbedaan pendapat perorangan. penbedaan pendapa golongan dan lam-lam; jangan menusak kesatuan dan persatuan bang~ Indonesia.
Asal Mula Terjadinya Negana
Membicanakan asal mula terjadinya negara dapat diketahul deng~ mengadakan dua pendekatan; pertama pendekatan faktuai dan kedua teoret Dua macam pendekatan tadi seperti di bawah mi.
Asal roula Wr1adiiwa negara yang berdasarkan pendekatan faktual selali; lihat kepada adanya (akta-fakta atan kenx-ataan yang benar-benar pernab jadi yang diungkapkan dan pengalarnan dan sejarah. Pada saat tBluln’,a ~tu ara barn Au tentu saja sudah ada wiiavah tertentu yang didiarni eIeh .svarakat tertento. IKarena tanpa adanva masyaraka t yang mtndiami ayah tertentt: yang dilengkapi oleb pernerintahannva, niaka tidak niungkin
i~zd~ sal ucla tenjadinva negara itu dapat dmungkapkan nwlalui (aim ~rah. d~ngan sebab—sebabnya antara lain sebagai berikut:
Sua U~ dacrai~ bdurn ada yang nienguasai keniudian diduduki oleh suatu ~ maka berdirilah suatu negara. Contoh: Terbentuknya negara Ldwna du pantai baratAfrika diduduki oleh sekeloropok orang Negro dan A.merik~~ Serik~t yang dimerdekakan pada tahun 1847.
5ua~u dacrali seniula menjadi wilayah kekuasaan suatu negara tertentu, kcmudian nielepaskan din dan ikatan negara itu dengan nieniprokiamasikan kemendekaannya. Contoh: Terbcntuknya negara )3elgia teriepas dan negara Belanda pada tahun 1839. Dernikiari pnla tcntang terbentuknya negara Norwegia dan negara Swedia yang rnasing~ .Aa.Ing terpisah roenjadi negara yang rnerdeka dan berdaulat penuh. ½meIl!dra ilu terbentuknya negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 terlepas dan IKerajaan Hindia Belanda nicrupakan pendekatan pada adanya takta scjarah.
Peleburan atan tusi dan beberapa negara menjadi satu negara baru. (A~n~ah: Tcu be~tukma lKerajaan Jerman Raya pada tahun 1871. I)cnukian Dula ten~ang teubentuknya negara The Great Britain (Inggris Rava) n~erupakan peoggabungan dan negara England dan Scotland incojadi sato negara yang barn.
st!atu negara pecah dan ]enyap, kernudian di atas bekas ‘silavali negara utu ununcuil beberapa umgara baru. Contoh: Ierbentuknya negara Colom¬bia Baru dan negara Venezuela yang berasal dan satu negara yaitu Colombia.
Asal mula tcrjadin\’a negara bordasarkan pada pendekatan t~orQtI5 inerupakan suatu analisis dengan nienggunakan dugaan atau peinikiran yang logis dan bersifat hipotetis serta abstrak.
Lebih lanjut aLan dipersoalkan tentang asal mula terjadinva negara yang untuk pertama kalinya berdasarkan pada pendekatan teoretis yaitu berupa pengarnatan krhadap teoni Ketuhanan, teori Perjanjian rnasvarakat, teen Kekuasaan, dan teen Ilukum alam (kodrat).
a. Teori Ketuhanan
N4enurut teen mi rnengenai asal niula terjadinya suatu negara adalah atas perkenaan Tuhan. Suatu negara tidaL akan tenjadi apabila Tuhan belurn rnenghendakinva.
Teen mi didasarkan pada koyakinan manusia bahwa asal niula te,jadinva negana adalah karena ketentuan Tuhan atau karena adanya kekuatan gaib, sehingga jika ada sernentana orang yang memenintah suatu negara sebagai raja atau ketununannya, maka pada hakikatuya karena Tuhan rnenghendaki dernikian.
Orang pencaya bahwa asal-usul raja-raja yang rnemenintah itu adalah penjelrnaan dewa-dewa. Misalnya Raja Iskandar Zulkarnaen dianggap sebagai putra dewa Zeus Anarnon, Mikado di Jepang sebagai turunan Dewa Matahani yaitu Anietarasu.
Friednich Julius Stahl (1802-1861) dalarn bukunya ‘Die Philosophe tIcs Rechis”, menyatakan bahwa: kckuasaan itu lianya dipindahkaii ole/i Tulzmi semata kepada seorang man usia atan go/on gnu tertentu.
Terjadinva kekuasaan itu taropak secara berangsur-angsur sejalan dengan pertiumbuhan negara melalni suatu proses yaitu sejak kekuasaan dalam keluarga, kelonipok, klan dan bangsa. Sementara itu scring terdapat tanggapan terhadap ha] tersebut yaitu apabila terjadi peperangan antara dna pihak yang berkuasa, niaka pihak yang kalah beranggapan bahwa kekuasaan manakah pula yang mendapat keyakinan sebagai kekuasaan atas kehendak Tuhan? Bagaimana pula jika dalam suatu negara terdapat
h-iiih dazi satu pernegang kekuasaan~
Nanlufi mengeflai terjadinya peperangan, tentu saja akan melahirkan pernenang di sain pihak dan melahirkan yang kalah di lain pihak, tapi kesernuanya beranggapan bahwa mi menupakan suatu kenyataan adanya kekuasaan serta atas kehendak Tuhan.
Teori mi berkembang sampai abad pertengahan dan diterima secara urnurn bersarnaan dengan berkernbangnya agama Kristen sehingga berlakulab ajaran teokrasi, terutama bagi golongan gereja sebagai kekuasaan tertinggi di dalarn negara. Hal mi niengakibatkan tirnbulnya pertentangan antara Raja/IKaisar dengan Paus.
Tanda-tanda dan teori Ketuhanan tersebut dapat dilihat dalam undang¬undang dasan berbagal negana yang rnencantumkan kalimat By the grace of God atau den gan her/cat dan rak/nuat Tn/ian.
Teoni Penjanjian Masyarakat
Menurut teoni mi, bahwa terjadinya negara pada mulanya dilihat dan penkembangan manusia sebagai individu yang hidup menyendiri tanpa tujuan dan tanpa berpedoman atau peratunan apa pun yang benlaku baginya. Meneka hidup mengembara dan satu tempat ke lain tempat. Dengan dernikian kehidupan mereka tidak rnenentu daii penuh kekacauan. N4ereka belurn mengenal hidup bermasyarakat. Mereka tidak mempunyai sumben pendapatan yang tepat dan sening-sering kebutuhan hidupnya tidak dapat terpenuhi.
Untuk mernenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsunigan hidup meneka tidak segan-segan melakukan perbuatan apa saja, seperti merampas hak orang Lain, sehingga perselisihan atau pertarungan sengit Ai antara niereka tak dapat dibendung yang rnengakibatkan terjadinya korban harta benda dan nyawa.
l’eoni Kekuasaan
Feoni mi menyatakan bahwa terbentuknva negara karena adanya ekuasaan dan orang-onang yang merasa dininya kuat akan mampu nengalahkan orang-orang yang lernah. Maka orang kuatlah yang pertama¬
tania iii~ndirikan negara dengan scgala kekuatannya, si kua t ~apat nieniaksakan segala kehendaknya kepada yang leniab.
d. Teori Hukum Alam (Kodrat)
Apabila menibicarakan liukum biasanya yang kita rnaksudkan ia[ah hukuni pada saat mi alan bukuni yang bcrlaku pada saat tertentu di tempat tertentu, baik tertulis inaupun tidak tertulis. Hukurn seperti mi dinaniakan hukurn positif (Jus Constitui/iini). Di saniping hukuni positif masih ada hukurn lain ialah hukurn alani atau hukurn kodrat.
Jadi, hukuni alam adalab hukuni yang tidak dibuat oleh sesuatu badan pembentuk undang-undang (badan legislatif), nielainkan hukurn yang seharusnya benlaku menu rut alam.
Para penganut teori hukum alani nienganggap bahwa hukum mi berlaku langgeng serta bersifat universal. Karena hukum mi dianggap tidak akan berubab lagi, benlaku pada setiap saat, setiap tempat, baik zaman dahulu maupun zaman sekarang.
1-lukurn alarn menupakan hukum yang tidak tertulis nainun memuat asas¬asas UmUrn. Hukum iniinengandungkeadilanabadi yang tidak bergantung pada kehendak manusia.
Asal Mula Tenjadinya Negana Kesatuan Republik indonesia
Tidak dapat disangkal lagi bahwa lahirnya Republik indonesia (RI) secara faktual (kenyataan) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi Kenierdekaan Indonesia itu sendiri ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nania bangsa Indonesia. Akan tetapi secara teoretis belum ada keseragaman pendapat tentang asal niula ter,adinya Negara Kesatuan RI mi.
Narnun yang jelas bahwa pahani kenegaraan Republik mi yang didasari oieh Pancasila tidak rnenganggap bahwa sebelurn adanya negara nianusia hidup sendini-sendiri (individualistis). Pahani individualistis hanya terdapat dalam pahain negara yang bersifat liberal.
Negara kita yang didasani Pancasila nicyakini baliwa aturan dasar yang
P j una ~ni ~Ela laI~ keluarga. Keluarga inerupaka ii lembaga pertania
~ 1~~1j~jrkan dan menumbuhkan perkembangan manusia, sehingga hak ,r1 kc~Vajiball dapat terselenggara.
1-lal tadi jelas sebagai faktor pendorong terjadinya organisasi negara rena adanva naluri yang dapat menjanin seluruh kepentingan a~ggota luarga. Dengan demikian hidup bernasyarakat beraval dan lingkungan uarga. Karena keluarga nierupakan dasar kehidupan bermasyarakat upun bernegara.
Masirig-masing anggota kelua rga hat us menikul tanggung jawab bersarna ;i keselaniatan kelnarga. Dan pada dasarnya hidup secara kekeluargaan rupakan perwujudan cinta kasib sesania nianusia van g senantiasa ingin up bermasyarakat.
Republik Indonesia sebagai negara kesatuan tenjadi secara alarniah. mi Ian dengan tuntutan fitral nianusia dan disertai kehendak Tuhan, seperti g tersurat pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
,un-unsun Tenjadinya Negana
Sebagai organisasi niasyarakat dan politik negara dapat saja tenjadi dan din. Narnun hal itu harus dipenuhi dan didukung oleh unsur-unsur pokok g ada dalam suatu negara.
Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur yang harus dimiliki olch ii niasyana kat politik tertentu agar dapat disebut negara, mencakup tiga in pokok, yaitu ada daerah, ada rakyat, dan ada pemeniiitah yang berdaulat pernerintah berwibawa.
Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, unsur-unsur yang harus iliki oleh suatu negara sebagai subjek hukum internasional, roencakup at-syarat berupa ada daerah tertentu, ada rakyat sebagai masyarakat ; tetap, ada penierintab yang berdaulat dan adanva pengakuan atau lpunyai kemanpuan untuk berhubungan dengan negara-negara lain.
ik mernpei-oleh kesimpulan, maka secara sistematik ketiga unsur pokok harus ditinjau lagi secara rinci.
Mengenai daerah (tenitonia]), sesungguhnva yang tepat dipakai istilah wilayah. Karena apabila dipergunakan istilah dacrab, hal itu hanya meliputi daratan. Scdangkan apabila digunakan istilah wilayah, hal iii berarti meliputi daratan, lautan, dan udara.
Adanva daerah bagi suatu negara inerupakan unsur yang pertama-tama diharapkan bagi adanya suatu negana. Hal itu diharapkan agar daerah tadi
tetap utuh. Memang daerah adalah landasan fisik yang paling utana bagi negara.
Daerah suatu negara merupakan tempat berniukirn secara tetap dan rakyat, tempat kegiatan pernenintab, serta tempat untu k d iadakannya susunan kekuasaan negara itu. Daerah suatu negara tidak bergantung kepada luas atau sempitnya tenpat yang didiarni secara tetap oleh rakyat. Bahkan daerah itu tidak bergantung kepada banyak atan sedikitnya rakyatyang mendiaminya. Narnun yang pelting daenah itu harus meniiliki batas-batas tertentu secara jelas dan tetap, sehingga cukup berrnanfaat bagi kehidupan negana serta bagi kepentingan nakyat dalani daenah itu.
Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah negara itu dorninium emindus, arhnya nerupakan milik yang tertinggi bagi suatu negara. Batas¬batas daerah itu ditentukan oleh perjuangan bangsa itu, baik dengan paksaan maupun dengan persetujuan ataupun dengan perjanjian dengan negara tetangga.
Dengan dernikian suatu negara bukan hanya daratan, tapi juga meliputi lautan dan udara.
Yang disebut dengan rakyat adalah kelompok manusia yang berstatus sebagai warga negara niempunyai hubungan yang lebih crat dengan organisasi kekuasaannya yaitu negara.
Rakyat adalah sen-iua orang yang berdiarn di dalani suatu negara. Rakx’at nierupakan salah satu unsur mutlak bagi tenjadinva suatu negara. Jadi tidak
-Ia negara tanpa rakyat.
Rakyat suatU negara adalah kelonipok masyarakat yang rnernpunyai cita¬ta dan bertekad untuk hidup bersaina dalan suatu kesatuan politik yang clirnya tenbentuk menjadi satu bangsa atau nation. Sedangkari istilah bangsa benarnya untuk melakukan suatu pengertian yang dilawankan dengan ngsa-bangsa.
Rakyat suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan antara nduduk dan bukan penduduk, serta antara warga negara dan bukan warga aara
Penduduk dan Bukan Penduduk
Yang disebut dengan penduduk suatu negara ialah orang yang bendomisili atau bertempat tinggal rnenetap di wilayah suatu negara dan telah memiliki syanat menurut undang-undang. Dan yang disebut dengan bukan penduduk ialah orang yang benada di wilayah negana untuk sernentara senta tidak benrnaksud bertempat tinggal tetap di negana itu. Misalnya, wisata manca negara yang sedang berkunjung di Indonesia. Dengan adanya perbedaan antara penduduk dengan bukan penduduk telah menimbulkan penbedaan dalam hak-hak dan kewajiban tertentu. Misalnya penduduk boleh mendirikan suatu perkumpulan dan boleh melakukan suatu pekerjaan di suatu negara. Sedangkan bukan penduduk tidak merniliki hak serta kewajiban seperti itu.
Warga Negana dan bukan Warga Negara
Yang disebut dengan wanga negana ialah mereka yang menjadi anggota suatu negara dan mernpunyai ikatan hukum dengan negara yang bensangku tan.
Sedangkan yang disebut dengan bukan warga negana (onang asing) ialah mereka yang tidak ~aempunyai ikatan hukum dengan negara itu, naniun hanus tunduk kepada segala peratunan atau perundang-undangan yang benlaku di negana yang mereka tempati.
Namun keputusan akhir diserahkan sepenuhnya kepada yang ersangkutan. apakah akan menenirna atau menolaknya. Kalau ja mau nenenimanya, maka pergunakanlah hak opsi dan kalau hal sebaliknya,
-naka pergunakanlah hak repudiasi.
(c) ‘Aarga Negara Indonesia
Sctiap negara perlu neniiliki pera turan penundang-undangan tentang kewarganegaraan. hi jelas untuk nienenizukan status seseorang, apakah ia wa]-ga nega ra atau bu kan. Berdasa rkan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah penting, artinya bukan saja hanya menyangkut masalah hukurn privat saja, melainkan mernegang peranan penting di bid ang hukum publik. Hal iii dapat terlihat dan hak serta kewajiban yang dirniliki oleh seorang warga negara yang berbeda dengan seorang bukan warga negara (orang asing). Misalnya meuggunakan hak pilib dan hak dipilih dalam suatu penilihan urnum yang hanya dimiliki oleb warga negara saja.
Untuk itu maka UUD 1945 mencantumkan tentang hak dan kewajiban ~varga negara Indonesia pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34.
Penierin tab i/aug Berdan/at
(a) Kedaulatan
Pernerintah menupakan gabungan dan semua alat atau badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memenintah di wilayah suatu negara sepenti naja atau presiden dan para menteri. Selain itu terdapat badan-badan kenegaraan Iainnya seperti MPR, DPR, DPA dan MA. Semua badan tersebut bertugas menyelenggarakan kesejahteraan u mum. Misalnya
badan yang bertugas membuat segala peraturan, menjalankan peraturan dan mempertahankannya (badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif)
Pemenintah dapat dibedakan dalarn arti luas, dan dalani anti sempit.
Jadi, yang dimaksud dengan penienintah dalani anti luas di indonesia mencakup semua lembaga-lembaga kenegaraan seperti MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, dan MA. Sedangkan yang diniaksud dengan penerintah dalarn arti sempit terdiri dan Presiden, Wakil Presiden, dan
Menteri Negara.
Kedaulatan benasal dan kata supreneus (Latin) benanti yang tertinggi. Kemudian pengentian mi disamakan dengan sovanita (Italia), sover¬eignty (In~gnis), dan daulat, daulat yang berarti kekuasaan atau dinasti
pcinerintah
ladi, kodaulatan berarti: Kekuasaan fertiuggi atau kekuasnan yang tidak ici/etak di bawah kekuasuan lain. mi menunjukkan bahwa kedaulatan negara itu adalah suatu pusat kekuasaan yang luan biasa yang meliputi dan mengatasi segala-galanya.
Menuru t Jean Bud in (1530-1596) kedau latan rneinpu nyai en.pat sifat pokok, yaitu: -(i) Pernanen (langgeng), yang benarti kedaulatan yang tetap ada walaupun bad an yang menegang kedaulatan itu berganti-ganti. Jadi, kedaulatan negara itu tetap ada selama negara tetap bendini. Len~’a pnya kedau Ia tan bersarnaan pula dengan lenyapnya negana.
(ii) Aslinya. yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak benasal atau cliwaniskan dan kekuasaan lain yang Iebih tinggi.
(iii) Bulat, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalarn negara.
Jadi, kedaulatan itii tidak dapat dibagi-bagi lagi.
~i v) Absolut (tak tenbatas) yang benarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi atan dikunangi oleh siapa pun dan benlaku bagi setiap onang senta setiap golongan. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu saja cmi bahwa kedaulatan itu menupakan kedaulatan yang tentinggi akan lenyap.
~erneriiitah dan Kedaulatan di Negana Republik Indonesia
1)i Indonesia terdapat enam lenbaga kenegaraan sebagai alat-alat erlengka pan nega ra. Keenam lembaga keneganaan tersebu t yaitu satu uali leinbaga tertinggi negana dan lima buah lembaga tinggi negana.
I) Lenibaga tertinggi negara di Indonesia yaitu Majelis Per inusva~varatan Rakyat (MPR)
-) LeniLiaga-lenbaga tinggi negara di Indonesia yakni tendini dani Pr(’siden, I)PR, DPA, BPK, dan Mahkamah Agung.
)i bawali ~ixi ~idalah bagan hubungan antarlembaga-lembaga tinggi/ Iggi negata menurut memorandum DPRGR tanggal 9 Juni 1966 yang dikukubkan old MPRS dengan TAP MPRS No. XX/MPRS 1966.
Pemerintahan
Bagi urnat Jslarn selurub dunia buLm Ramadhan adalah bulan yang pahala benibadat dalam bulan nuasa terce~ut lebih dan seribu bulan beramal, dan han jumat adalab han dilangsungl~ar:nya sembahyang Jumat benjarnaah pengganti Salat E)buhur. Lepas dan kcr~adaran pana pelaku dan pendahulu kita, rnaka proklamasi kemcrdekaan I-&~ubIik Indonesia jatuh pada kedua waktu suci tersebut di atas.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, jam 10.00 WIB Indonesia mengtxmandangkan prokiamasi kcv~’~ndekaannya ke selunuh dunia. Prokiamasi itu ditandatangani atas jama bangsa Indonesia oleh Soekarno dan Ilatta, di jalan Pengangsaan No. 56 Jakarta. Penistiwa mi dicatat dan akan dikenang oleh selunub bangsa Indonesia sampai kiamat, Lnsya Allah.
Sejak dan prokianiasi kemerdckaan tersebut, sejanah bangsa indonesia merupakan sejarah suatu bangsa yang masih muda dalam rnenyusun penicrmtahaie, politik dan adniiiiisti~i 1w~an1nya. Landasan berpijaknya adalah konstitusi dan ideologi yang merek~i ciptakan sendini sesuai penkembangan budaya masvarakat. Faktor ruang dan xvaktu adalah yang paling banvak menentukan penumbuh-kernbangannya.
Itiilah sebabnya segera ktcscikan haninya pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kcnierdckaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang dan benhasil menetat4 an a nLra lain sebagai beriku t:
1. Undang-Undang iXisar 1945, yang terdini dan:
a. 1’embi,kaan, v~g nerupakati Staats Fiendaucienial Norm, memuatempat
alinca antala Lain tentang pernyataan kernerdckaan Indoewsia yang terperinci, asas politik dalam dan luar negeri, hijuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dasan, ideologi dan falsafah Pancasila.
b. Batan~’ tubule, yang menupakan konstitusi tertulis benbentuk singkat dan supel. Dikatakan singkat karena terdiri dan 37 pasal, 16 bab, 4 pasal Atunan Penalihan dan 2 avat Atunan Tambahan. Dikatakan supel karena dapat menyesuaikan din dengan keadaan perkembangan zarnan.
c. Penjelasan, yang menupakan pengunaian nesmi UUD 1945 tensebut di atas, vaitu menenangkan tentang pokok-pokok pikinan (4 pokok pikinan) dan sistem pemenmtahan negana (7 kunci pokok).
2. Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, masing-masing In. Soekanno dan Dns. Mohammad Hatta.
Ada empat peniode besan sistem pernenintahan, politik dan administrasi negana Republik Indonesia yang pennali dilalui, hal tensebut tenjadi tenutama kanena adanya pengantian konstitusi, yaitu sebagai benikut
Peniode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949
Dalam peniode mi yang dipakai sebagai pegangan adalab Undang-Undang Dasar 1945, tetapi sudah banang tentu belurn dapat dijalankan secana murni dan konsekuen oleh kanena bangsa Indonesia banu saja memproklamasikan kemerdekaannya. Walaupun UUD 1945 mi telah dibenlakukan oleh PPKL narnun yang banu dapat tenbentuk hanya presiden dan wakil presiden, senta para menteni sebagai pembantu presiden dan pana gubennur sebagai penpanjangan tangan pemerintah pusat di daenah.
Tentang hal mi dapat dihihat pada Atunan Penalihan UUD 1945 yang menyatakan bahwa untuk pentama kalinya Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh PPM, jadi tidaklah menyalahi apabila MPR belum dimanfaatkan kanena pernilu belum dilakukan. Lembaga-lembaga tinggi negara lain yang disebutkan dalam UUD 1945, belum dapat diwujudkan sehubungan dengan

keadaan darurat tersebut di atas. ladi sebeluin NIPB. DJ’R (Ian DPA terbentuk segala kekuasaan dijalankan o!eh presiden dcng~n dibantu oleh Komite Nasional.
Peniode 27 Desemban 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950
Dalarn peniode mi Repubbk Indonesia unenjadi negara senikat. Sebetulnya bukan kehendak seiuruh bangsa Indonesia untuk nen~akai bentuk negana dan sistem pemerintahan, politik dan auministrasi negana sepenti tensebut di atas, tetapi keadaan yang mernaksa demikian.
Sejak Gubennur Jendenal DR. Van Mt.eix dikinin ke Indonesia, ia memang ditugasi untuk memporakporandal~an luituhan pensatuan dan kesatuan Republik Indonesia yang banu mendeka. politik devide et impena memang dimilikinya. La yang mengusulkan untL k disetujuinya penibentukan negara dalarn negara. Untak tenlaksanan~’a gt-ncata n senjata pana pendini republik mi memikirkan begitu banyaknya konban yang jatub dan putra-putri terbaik ibu pentiwi.
Walaupun di dalam jiwa bangsa Indonesia bergelona semangat juang dengan tekad Sekali merdeka tetap merdeka dan Merdeka atan Mati namun akhirnya para pemimpin bangsa bersedia melakukan berbagai perundingan, untiuk rnenghindari jatuhnya korban x’ang lebib banyak lagi.
Penode 17 Agustus 1950 sarnpai dengan 5 Juli 1959
Mempenhatikan keadaan nega ra-negara bagian yang semakin sukar untuk d ipenintah sedangkan kexviba w aan pemerintah Negara Federal semakin berkurang selama penyelenggaraan Konstitusi RIS, apalagi didukung kenyataan bahwa Indonesia terdini benbagai ragam suku bangsa, adat istiadat, aganla, pulau-pulau, bahasa dacnah, maka nakyat di daenah-daerah sepakat untuk keinbali ke bentuk negana kesatuan.
Pada tanggal 17 Agtistus 1950 indonesia resini kembali menjadi Ntgava IKesatuan Repu blik Indonesia walaupun konstitusinya adalali U iid~xng—u iidaig Dasar Senientara (UUDS) tahun 1950. QIch karenanva sis ten penterintahan tetap dalan bentuk kabinet Parlenienter, xraitu para menteri (kabinet) bertanggung jawab kepada parlenen dan panlemen (DPR) dapat menjatuhkan kabinet melalui mosi tidak percaya. Untuk kuatnya kekuasaan Presiden, lab Presiden hanya ditetapkan sebagai kepala negara saja tetapi tidak sebagai kepala pemerintahan. Kepala Pemerintahan dipegang oleb seorang Perdana Menteri yang mengepalai kabinet. Dengan denikian Pnesideii tidak dapat dijatuhkan oleh panlemen.
Sebagaimana diketahui Indonesia baru melaksanakan pemilihan uniun untuk memiLih anggota DPR atau anggota konstituante baru untuk pertarna kali pada tahun 1955. Sehingga dengan begitu yang rnerangkap tugas panlenien adalah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNli~).
Periode 5 Juli 1959 sampai dengan sekanang
Di muka telah dijelaskan nunyamnya keadaan menjelang dinyatakannya kembali ke Undang-Undang Dasan 1945 (Deknit Presiden 5 Juli 1959). Dapat kita ketahui bensama bahwa UUD 1945 adalah undang-undang yang berusaha menjaga persatuan di tengah-tengah kebhinekaan bangsa Indonesia. Penulis katakan demikian kai-ena ada beberapa ketentuan dalani konstitusi mi yang rnernbuat kuatnya kekuasaan presiden, dan sentralistis mi terasa diperlukan dalam kebhinekaan untuk menghindani munculnya keseparatisan p ropinsia lisme.
Menurut pengamatan Presiden Soekanno, dernokrasi liberal tidak semakin mendonong Indonesia mendekati tujuan nevolusi yang berupa masyarakat adil dan rnakmur, sehingga pada gilinannya pembangunan ekonomi sulit untuk dimajukan, karena setiap pihak baik sipil (pegawai negeri dan parpol) dan militer (yang waktu itu dapat menentukan sikap) saling benebut keuntungan dengan mengorbankan yang lain.Seba i kova Presiden Soe Li roe ingi Ii mcli hat bangsa indonesia yang ku at don bersahi pado sebagaintana pa da awal—awal kemerdekaan dulu, dan Sabang sampai Merauke. UUDS 1950 diariggap selania in inemang sudab mela ku kan penvimpangan—penvumpangan dan ci ta—cita luhur prokiamasi kemerdekoan 17 Ai; ustus 1945.
17)engan dalih seper ti itti laIn Presiden Soekarno mencanangkan Demokrasi erpimnpin dalain politik dalam negeni Republik Indonesia.
Mulai daii era in penulis menvetujui tindakan pemenintah sekarang mu membagi dna kenvataan mi menjadi dua bagian besar, yaitu era Orde Lania (Orla) dan cia Orde Baru (Orba), yang akan disampaikan pad~t subbab berikut
Bong Hatta, setelah beliau pamit dan nieninggalkan jabatan Wakil I~residen inenulis sebagai berikut di bawah mi.
Sejarah Indonesia sejak sepuluh tahun tenakhir in banyak mempenlihatkan pertentangan antana idealisme dan nealita. Idealisme x’ang nienciptakan suato pemenintahan yang adil dan akan melaksanakan deniokrasi sebaik-baiknya, serta kernakmunan rakyat yang sebenannya. Beitolak belakang dengan realita dalani pemenintahan itu sendini, kanena pada kenyataannya dan dalam perkembangannya kelihatan semakin jauh dentokrasi yang sebenarnva.
Apalagi sejak tiga tahun terakhir in kelihatan benar tindakan-tindakan pemenintah yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasan. Presiden ya rig menurut IJUDS 1950 adalab Presideji konstitusional yang tidak bertariggung jawab dan tidak dapat diganggu gugat, mengangkat dininya sendiri nienjadi formatir kabinet. Dengan ito ia melakukan suatu tindakan yang bertariggung jawab dan tiada nueniikul tanggting jawab. Penienintahan yang dibent-uk dengan cara yang ganjil tersebut diterima begitu saja oleh parlemen, dengan tiada mengatakan keberatan yang pninsipil, malahan ada yang menbela tindakan Presiden itu dengan dalil, yaitu “Keadaan Darurat.
Kemudian Presiden Soekarno menibuba rkari koisti tuante yang d ipiiiii oleh rakyat, sebelum pekerjaaannya membuat lindang-Undang Dasan yang baru selesai. Kemudian suatu Deknit dinyatakan benlakunya kembali Undang¬Undang Dasar 1945.
Da lam periode dernokrasi terpimpin penikiran ala denokrasi barat banyak ditinggalkan. Presiden Soekarno scbagai pilnpinan nasional tertinggi ketika itu menyatakan bahwa dernokrasi liberal tidak sesuai dengan kepnibadian bangsa dan negana Indonesia. Prosedun peniungutan suara, dalam lembaga penwakilan rakyat dinvatakan sebagai tidak efektif dan Bung Karno kernudian neniperkenalkan apa yang kernudian disebut dengan nusyawarah untuk mu fa k at.
Banyaknya partai oleh Bung Karno disebut sebagai salah satu penyebab tidak adanya pencapaian hasi] dalani penganbilan keputusan, kanena diariggap tenlalu banyak debat bersitegang urat leher. Untuk nienealisasikan dernokrasi tenpimpin mi, kernudian dibentuk yang dikenal dengan nama Front Nasional.
Demoknasi tenpimpin diikuti pula dengan adanya istilah ekonomi terpimpin. Ekonomi tenpimpin mi sebagai konsepsi bidang ekonomi dalam rangka pelaksanaan deniokrasi terpimpin, yaitu lebih menekankan keterlibatan pemenintah bahkan menjunus ke anah etatisme.
Ada dua belas definisi sebenarnya yang tentena dalam demoknasi tenpimpin, tetapi dna di antaranya adalah bahwa tiap-tiap orang diwajibkan untuk benbakti kepada kepentingan unium, masyanakat, bangsa dan negana. Kemudian semua .orang Indonesia dinyatakan benhak untuk mendapat penghidupan yang layak dalam masyanakat, bangsa dan negara.
Jadi apa yang dimaksud dengan dernoknasi mi adalah demoknasi yang mendasankan sistern pemenintahannya kepada niusyawanah dan mufakat dengan pimpinan satu kekuasaan sentral di tangan satu onang.
Pada puncak kejayaan Orde Lama, dikenal berbagai ye]-yel perjuangan yang membangkitkan semangat. Di antananya yang paling populen adalah Nasakon (Nasional, Agama dan Komunis), Jas Menah (Jangan Lupakan Sejanah), Tavip (Tahun Vivene Veni Coloso) dan lam-lain.
I)a Ian menghayati Pancasila, pandangan Ii id up teisebo t dipeias nienjadi ti ga unsur penting yang disebut Trisila, keniudian ‘frisila iii masilt dapat diperas menjadi satu unsur utanta vaitu l3kasila. Ekasila inulah yang dimaksud dengan Nasakon.
Dengan adanya pengertian kebcradaan Nasakorn maka partai komunis nendapat posisi dominan, karena merupakan salah satu dan tiga unsur utama di samping partat-partal agania x’ang ada di Indonesia dan Partai Nasional Indonesia (PNl). Begitu pentingnya Nasa~kom sehingga mendapat tempat dalam Penaturan Penenintahan Daerah, ~‘aitu UU No, 18 Tahun 1965.
Dalam UU tersebut di atas dinyatakan bahwa hagaimanapun keadaan ailggota parlennen di dacrah, unsur Nasakon harus diperhatikan dalam penunjukan unsur pimpmnan Dew an Perwakilan Rakvat Daerah. Jadi bila di suatu daerah lianya ada seorang tokob PKI, namun ia harus diikutsertakan sebagai pimpinan DPRD apabila ia menjadi salah satu anggota DPR Daerah tersebu t.
Jenderal A.H. Nasution sekalipun secara formal masih mendukung Demoknasi Tenpimpin, namun semenjak tahun 1963 hubungan beliau dengan Presiden Soekamo niulai reflggang. Kedua onang kuat Indonesia mi mulai nxempunyai sikap yang bententangan dalam menghadapi PKL. Soekanno merangkulnya sedangkan Nasution mencunigainva.
Orde Baru (ORBA)
Orde Baru berarti suatu tatanan kehidu pan bangsa Indonesia yang berlandaskan dan akan melaksanakan secara murni dan konsekuen nilai¬nilai luhun Pancasila dan Undang-Undang Dasan 1945.
Istilah in diciptakan setelah gagalnya pemberontakan G3OS/PKI pada tanggal 30 September 1965.
Pembenontakan PKI yang puncaknya pada tariggal 30 September 1965 itu adalah yang kedua kalinya dilakukan mereka, tetapi kali iii merupakan pembenontakan yang tenbesan yang dialami bangsa Indonesia sejak kemerdckaan. Dikatakan deniikian karena nesonansinya dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia sanipai ke daerah-daerah, pedalanan sekalipun.
Setelali beili~il morn. tt~tn” kjtk 0.1 i~-U —isu it ~1 it~, ~erhcdaan ju rang peni isah antara si kaya dan si ni iskin kemitdiaii menvebarluaskan program sania rata santa rasa lalu pada puncakmiva melakukan peinbantaian di Lubang Buaya Jakarta. Sasaran utama niereka adalab para Jenderal yang sernula paling IKeras menentang diperscnjatainva Angkatan Kelina liuruh Tan PKI oleh penierintab.
J endenal Al--I. Nasution input dan pembunuhan mi, tetapi perwira Angkatan Darat Republik Indonesia iainn~’a yang didatangi pada malarn x’ an
sania gugur scbagai kusunla bangsa, meicka adalab ‘;ebagai berikut:
Jenderal (i\nni.) A.. Yam
2. Let;en (Arm.) MT. Harvono I .etjen (Arimn.) S. Pamnian
4 Letjen (Ann.) Suprapto
Cl - N’lavjen (Arm.) 11)1. Panjaitan
6. N’iavjcn (Anni.) Sutoyc S.
7. Kapten CZI (Anm.) Piere Tendean
Gegen politik yang tenjadi pada akhir tahun 1965 dan awal tahun 1966 mi, nenanpilkan Letjen Soeharto (Mantan Panglima Mandala) itu ke latan depan sejanah bangsa. Beliau dengan tangkas mengambil alih pimpinan Angkatan Darat yang lowong dengan tewasnya Jenderal A. Yani. Lalu mulailah openasi yang gencar dan sistematis, menumpas G3OS/PKI dan Orde Lama.
Lewat prosedun konstitusional, setapak demi setapakSoeharto melangkah ke pusat dan puncak kekuasaan, tanggal 11 Maret 1966 dipenolehnya Sunat Penintah (Super Semar), dan Presiden/Panglinia Tertinggi/Pemmmpin Besan Revolusi/Mandatanis MPR Soekarno. Dan han-han berikutnya Soeharto sebagai Pejabat Presiden RI, setahun kemudian tepatriva tanggal 27 Manet 1968, beliau nesmi dilantik menjadi Presidei Republik Indonesia yang kedna setelah In. Soekanno. Era Bung Karno berakhir dan tenggelani ke (lalani senja sejanah bangsa Indonesia.
Berbeda dan pendahulunya Burg Karno, Pak 1-larto bukanlab pernimpin yang benapi-api tenpanggang bara nevolusi. Bila Bung Karno dalam setiap pidato beliau tidak lepas dan kata revohtsi, maka pidato Pak Harto tidak
menvalakan semangat, belian tidak tergoda akan pikiran-pikiran besar atau kecenderu ngan renu rig nierenung yang filsafati tentang politik penteri rita han -Kata x’ang niuncul dalani setiap pidato beliau adalah Pembangunan.
Jadi walaupun keduan a (Bung Karno dan Pak Harto), niemiliki rnasa jabatan presider yang luar biasa lamanya, tidak dapat dipungkiri k~.rena keduanya clitermma sebagai bapak bargsa pada zaniannya niasing-niasing, apa pun kata orang tentang kelenahan mereka sebagai manusia, namun mernpunv ai seperangkat kelebihan sebagai tokoh.
Penycra han keku asaan pemenintahan negana oleh Presiden Soekarno
kepada Letjen Soeharto sebagaimana penulis sanipaikan di niuka, oleh MPRS
d ia nggap bahwa Presider Soekarno sudah berhenti. Karena sebagairnana
dinyatakan UUD 1945 Pasal S yang berbnnyi “Jika Presider mangkat, berhenti,
a tau tidak dapat melakukan kewajibannya dalan nasa ja batarinva, ia diganti...
liii dijadikan salab satu alasan dikeluarkannya Ketetapan MPRS No. XXXIII/ MPRS/1967 yang nienetapkan pencabutan kembali kekuasaan pernenintah negara dan tangan Presider Soekarno. Dengan Ketetapan MPRS itu juga pemegang Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966 diangkat menjadi pejabat presider.
Selanjutnya dalam beberapa kali pemilihan umum Soehanto
d ipertahankan menjad i presider; yaitu dengan Ketetapan-ketetapan sebagai
berikut:
1. Tap MPR No. LX/MPR/1973 Hasil Pemilu 1971
2. Tap MPR No. X/1978 1-lasil Pemilu 1977
3. lap MPR No. VI/MPR/1983 hasil Pemilu 1982
4. Tap MPR No. V/MPR/1988 Hasil Pemilu 1987
i. Tap MPR No. IV No. IV/MPR/~I993 Hasil Pemilu 1992
Kata Senentara pada nana MI~RS dinaksudkan scbagai petunjuk bahwa lenibaga tertinggi negara iii beluni dibentiik dan hasil pemilihan uniunt, [eta pi Wa Ian pu it dciii kian teta p d isebu t sebagai penjelniaan seln ru Ii rakvat Indonesia. Selania niasa tahtin 1960 sampai dengan 1968 lembaga itu bahkan telah mengeluarkan 44 (empat puluh empat) buah Ketetapan MPRS guna niengatur penvelenggaraan negara Republik Indonesia,
Prinsip Dasan Pemenintahan
Dalam pernenintahan negana Republik Indonesia terdiri dan lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga tiriggi negara. Lembaga tertiriggi negana adalah Majelis Penmusyawaratan Rakyat (M PR) sedangkan lembaga-lenibaga tinggi negana adalah Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakvat (DPR), Mahkamah Agung (MA), Dewan Pertinibangan Agung (DPA), dan Badan Perneniksa Keuangan (BPK). Lihat Penierintah dan Kedaulatan di Negara Republik Indonesia, pada Kegiatan Belajar I (di niuka). Di bawab in akan dijelaskan tiap-tiap bagian secana rind.
A4a]clis Perrnnsyau’aratan Rakyat (~MPR)
Lembaga mi hanya ada di Indonesia, yang dibentuk bendasankan Undang¬Undang Dasan 1945 pasal 1, 2 dan 3. Yang membedakan lembaga in dengan lembaga legislatif, hanyalah selain anggota-anggotanya tendini dan ariggota¬anggota DPR RI, juga ditambah dengan utusan-utusan Daerah. Utusan Daerah tensebut diambil dani tokoh yang dapat mewakili daenahnya masing-masing clan 27 Propinsi yang ada di Indonesia. Jadi biasanva Gubenr.un Kepala Daenah Tingkat I, Rekton Pengunuan Tinggi dan lain-lain. Sedangkan Utusan Golongan dipenoLeh dani utusan kelompok bunuh, nelayan, tani, wanita dan lain-lain.
Lembaga yang disebut Majelis Pemmusyawaratan Rakyat in memiliki kekuasaan rnemilih, mengangkat, melantik dan memberhentikan presiden serta wakil presiden,Di samping itu berhak pula menetapkan dan mengubah Undang-undang Dasar (Konstitusi), dan Ganis-ganis Besan Haluan Negara (GBHN).
Presideci dan l/Vaki/ Presiden
(1) Presiden
Wewenang dan kekuasaan Presiden Republik Indonesia dibagi dua jenis yaitu ‘~1aku kepala negana dan selaku kepala pemenintahan. Cara membedakan
antaia tugas I~residen sebagai kepala negara dengan Presiden sebagai kepala pemerintahan adalab scbagai benikut:
Tunas dan tariggung jawab sebagam kepala negara nieliputi hal-hal x’ang dan protokoler kenegaraan, jadi nirip dengan kewenangan para
seremonial
isar dan raW pada berbagai negara lain, tetapi tidak berkenaan dengan kewenangan penyelenggaraan pemenintahan.
Kekuasan dan kewenangan kepala negara tersebut neliputi sebagai benikut:
a. Melangsungkan perjanjian dengan negara lain
b. Mengadakan perdamaian dengan negara lain
c. Menx’ata kan negara dalam keadaan bahava
d. Menguniurnkan perang dengan negara lain
e. Mengangkat, inelantik dan niember-hentikan Duta dan Konsul untuk negara lain
f. Menerinta surat kepercayaan dan negara lain melalui Duta dan Konsul negana lain
g. Membenikan gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehornatan tingkat nasional
I. Menguasai angkatan darat, Laut, udara senta kepolisian.
Khusus point a sampai dengan c dilaktrkan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (legislatif) RI terlebih dahu lu.
Kekuasaan dan kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan, adalah karena fungsinya sebagai penyelenggaraan tugas legislatif, jadi meliputi sebagai berikut:
a. Memmmpin kabinet
b. Mengangkat dan nielantik menteni-menteni Memberhentikan nienteri—nienteni
d. Mengawasi operasional pembangunan
e. Menenirna mandat dan MPR RI.
Di saruping itti, karena di Indonesia berlaku penibagian kekuasaan (dis¬tribui tjorz of power) seb irigga masing—mas ing kekuasan a ntara eksekutif, legislatit dan yudikatif hanya dibagi—bagi, dalant arti ntasiln terdapat hubungan satu
o a a iii, jar1 i bu kan peniisa ban sania 5eka ii (1-~~u.~ mu /voi’cr). naka olelt La venanva Presiden RI juga inemprinvai kekuasaan sebagai berikut:
[)i I/doug !egzsia tif
a - N-lenbentu k tinda ug—uind ang (dengan persetujula ~ 1)PP ~
V N-Ienetapkan i~era tu ra ii i~eiuerintah seltagai pen~ganti Liidauic—u ndang
- N’lenetapkan Peraturan 2.nterintah sebagai tata rara tinto k menjalankan U ndang—u ndang
Di bidang 1iid~k~Iif~
- NIeniberi kari u; rasi
b. Nieniberikan abulisi
e. Mernberikan aninesti
d. Menberikan rehabilitasi
Sementara para penulis niasih banvak van g niemasukkan kewenangan presiden di bidang yudikatif mi sebagai kekuasaan kepala negara, dan uraian penulis tersebut cli atas hal itu sudab barang tentu tidak tepat. Perigertian daripada grasi, abolisi, aninesti dan rehabilitasi tersebut di atas, rnasing—masmg dapat diuraikan sebaeai berukut:
a. Ilak pemberian grasi
Yaitu hak untuk neruberikan pengurangan hukuman atau penganipunan dan penibebasan lu human sania sekali. Sebagar contob yaitu mereka yang pernah mendapat hukuman niati (likurangi menjadi hukunian seuniur hidup.
V 1-lak peniberian abolisi
Ya ito ha k untu k men berika ri perrtya t~ian ha hwa hu ku man tri ntu tan
pit.iithu digugurkan atau suatu tontotan ~ dana Va ng telal d into hi haurs diberhentikan. sebagai contob vaitu unereka yang pernab tersangka inelakukan perbuatan penuberontakan ti ibatalkan sebel u nt d jad i Ii.
- I lak polo b.’~~ao a oioostm
vai to ha k o ottik memberi ka ii pernvataan hahwa him Li na ri to ohm 1
pidana yang telah dijatu hkan, harris d ibata Ikan. Sebaga; cortob \aih:
mereka \‘ang pernab ditrid rib nielaku kan perbua tan sirhxertif dibata Ikcm sesudah diadili.
d. flak porn beria n reI~.abi Iitas~
Yaittr hak unto k neniberika ci. pern\’ataa ri P’’~5’~ balian na moo. ham k seseom-ang. Sc-bagai contolt vaito niereka yang penal dihokorn
nanianya tcr~cema r, cia pat dikern halikan ia ma ha ikiva nelalmi sebmia ii pernx’a taa ri -
Jadi dapat dilihat begito besarnva kekmrasaan ]~residcn RI, haktcr’,ebimt disebabkan pula oleh karena pengatriran UUD 1945 ibm sendiri. liii senina
dapat dipahanii karena pada awal kemeidekaan para pernikir dart nendirm nepublik iii, berkepastian bahwa cii dalam negara yang baru saja berkenbang.
(2) Wakil Presiden
Dari 12 pasal UUD 1945 ~‘a rig berkenaan dengan presiden sebagai penierintahan negara, hanpir scparu hnya (5 pasa I) herkenaa ri cia r dikaitkan dengan keberadaan wakil presiden, vaitu sebagai bcrikut:
Dalan melakukan kewajiban presider dihanhi ok-h satri orang wakil presiden. Presiden dan wakil presiden dipilib olelt N-IPR dengan suara terbanyak. Presiden dan wakil presiden memegang jaba tan selama masa lima tahun. dan sesudahnya dapat dipilib kenibali. Jika presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti ole] waki] presiden sarnpai ha his waktirnya. Sebelum niemangku jabatarinva, presiden dan wa kil presiden ber~su rnpah nienuru t aga ma, atau herja nji dengan sm.ungguh—songgoh di] a dapan MPR / DPR.
hal—hal yang berkemmaan dengan kekuasaan tertiriggi untuk niemerintah angkatan darat, laut dart udara, menyatakan perang, negara dalam keadaan bahava serta menibuat peijanjian dengan negara lain, mengangkat dan meniberhentikan duta/koosim I ataupo ri menerima duta/ konsul negara lain.
inert her-i y ra si, arnnesti, abolisi, rehabilitasi, gelar, tanda jasa dan lain—lain tidak dibicarakan dalam proporsi wakil presider, kecuali bila wakil presiden niernang sedang nienperoich haknya, dalam anti piesiden meninggal, sakit keras, atau presider inendelegasikan kewenangan sepanjang tidak melariggar peraturan perundang-undangan yang benlaku. Misalnya membentuk undang¬ondarmg dengan pei~setujuan DPR, rnenetapkan peraturan pcmenintah (seperti NIaklomat N XVakil Presiden RI), mernbuat penjanjian dengan negara lain, pengoasaan terhadap angkatan perang (larit, darat dan udara).Dengan demikian wakil pi~esiden dalam segala tindakanrixa sejalan dengan keinginan presider, karena wakil presiden adaiah mitra kenja utama presider. Itulah scbabnya calon wakil presiden diusulkan ole] fraksi-fraksi N—i PR/ DPR RI seca ra tert-ci lis dan disampaikan kepada pimpinan NI PR/ DPR RI d engan persetujuan calon yang bersangkutan untuk dicalonkan dengan dilengkapi pernyataan tertulis tentang kesanggupan dapat dan rnampu bekenja sania dengan presidei, jadi pemilihan wakil presiden Janus didahului oleh pemilihan presider sendiri.
Sebeluni nama calon wakil presiden yang diusulkan oleb fraksi-fnaksi diumumkan dalarn rapat paripurna MRP/DPR RI. Pimpinan MPR/DPR RI harus meneliti terpenuhi nya pensyaratan, teru tama ya it-u dan piha k presiden RI sendini juga harus teniebib dulu nienvatakan secara tertrrlis kesediaannya untuk dibantu ok-h calon wakil Presiden yang diusulkan tersebut.Jadi wakil presiden hartis dapat bekenja sama dengan presider karena wakil presiden bukan merupakan oposisi terhadap presiden. Secara global tugas dan wewenang wakil presiden adalah:a. Membantu presiden dalam melakukan kewajibannyab. Meriggantikan presiden sampai habis waktunya jika presiden meniriggal dunia, berhenti atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam niasa jabatan yang tekib ditentukan.c. Meniperhatikan secara khusus, menampung niasalah-ntasalah dart mertgusaha kari peniecahan masalah—masalah ya rig perlu incnvarigko bidang tugas kesejaltteraait ra kya t.d. Melakukan pengawasan operasional pembangunan, dengan bantuan departemen-departenen, lembaga-lembaga nondepartemen, da lam hal
mi inspekttrr jencieral dan departernen V art~ bersangkcitan atari Japo. mengawasi dan lembaga nondepartenien yang hersangkutan.
Sebagaimana kita ketahui bersama Presider RI baru dua kali b~rgantian sejak Prokiarnasi Kemendekaan 17 Agustus 1945, vaitu:
a. DR. In. Soekarno (1945 - 1966)
b. Jenderal TNI Soeharto (1966 - 1988)
Seclangkan untuk Wakil Presiden RI sudah cram kali berganti sejak Prokiamasi
Kemendekaan RI, yaitu:
a. DR. Moh. Hatta (1945 - 1956)
b. Sri Sultan Hanengkubuwono IX (1973 - 1978)
c. H. Adam Malik (1978 - 1983)
d. Jendenal TNI (Purn) Umar Wirahadikusurnah (1983 - 1988)
e. Letien (Punri) Sudhammono, SI-I (1988 - 1993)
f. Jendenal TNI Tn Sutrisno (1993 - 1998).
Hoh. Hatta dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX masing-masing mundur dan jabatan beliau sebelum masa jabatan habis.
Dewan Perwaki/an Rakyat RI
Lembaga legislatif adalah lembaga yang ditetapkan menibuat peraturan perundang-undangan, tetapi sudah barang tent-u berbeda bcntuknya pada masing-masing negara.
Di Indonesia disebut dengan DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) unt-uk tingkat Pusat dan DI’RD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Lint-uk tingkat daerah, baik tingkat I maupun tingkat II.
Urituk menjamin pelaksanaan tugas-tugasn~’a. DPR tersebut dibeni berbagai hak dan kexvajiban oIeh L’UI) 1945, Hal-Imak DPI? antara lain adalah sebag’ai benikut:
I. 1--lak untuk mengajukan pertanx’aan bagi setiap anogota (hak petisi)
2, Hak untuk menyetcrjui/ riteneta pka ri anggaran pertdapatan dan belanja Negara/Dacrab (hak budget)
3. Hak untuk nerninta keterangan, terutama kepada prima k eksekutii (flak interpretasi)
4. 1-lak untuk i~eiigadakan perubahan (flak amandenien)
5. Flak untuk mengajukan pennyataan pendapat
6. Flak untuk mengadakan penyelidikan (flak angket) terutama tenhadap anggota masyarakat yang terkena kasus, unt-uk dipcrjuangkan flak asasinya sebagai warganegana Yang bersamaan kedudukanriva di dalam hukum
7. Hak prakansa
8. Flak untuk mengajukan rancangan undang-undang (hak inisiatif)
Sedangkan kewajiban-kewajiban DPR adalah sebagai beriktit di bawafi
Mempentahankan, mengamalkan dan mengamankan I’ancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
2. Menjunjung t-inggi dan melaksanakan secana konsekuen Garis-ganis Besan Haluan Negana (GBHN)
3. Bensarna-sama pihak eksekutif rnenyusun anggaran pendapatan dan be Ia nj a
4. Mempenhatikan sepenuhnya aspinasi masyanakat dan mcruiajukai tingkat kehidupan rakyat.
A4alrkanua/i Agnng
Mafikarnafi Agung adalafi lembaga t-inggi negana di Rc.publik Indonesia, yang merupakan pengadilan tentiriggi dan semua lingkungan peradilan, yang dalam rnelaksanakan tugasriva terlepas dan penganufi pernerintah (eksekutif) dan penganuh-pengaruh lain,
Sebagai lembaga yudikatif, Mahkarnah Agung memiliki kekuasaan dalam mernutuskan permehonan kasasi (tingkat banding terakhir), mnerneniksa dan memu tuskan sengketa tentang kewenangan mengad i Ii, serla peninjanan kembali keputusan pengadilan yang telafi memperolch kekiJatan hukum tetap.
Ada 4 (empat) frrngsi pokok yang dijalankan Mahkaniah Agung, yait¬fungsi perad ilan, fungsi pengawasan, fungsi pengaturan dan fungsi pembenia ri as ihat.
J adi ole] kanena kekuasaan kehakintan yang ada pada Mahkamah Agun mp dan badan peradilan lairinva adalah kekuasaan yang bebas, dalam anti dam ‘a
pada pengarufi kekuasaan pemerintah eksekutif, maka kedudukan Mahkarna Agung dijanin oleh undang—undang.
Mahkarnah Agung senantiasa harus membenikan pentimbangan pertimbangan hcrkum baik diminta atau tidak, kepada semua lembaga ting~
negara lainnya, tenutama kepada presiden.
Ket-ua dan wakil ket-ua Mahkamah Agung diangkat dan dibenhentika
ole] presider selaku kepala negara, yait-u di antara Hakirn Agung yan
diusulkan oleh DPR.
Susunan Mahkamah Agung adalah sebagai benikut:
I. Seonang ketua Mahkarnah Agung
2. Seorang wakil ketua Mahkamah Agung
3. Bebenapa onang ket-ua muda
4, Hakim anggota yaitu hakmm agung
5. Panitena dan panitena perigganti
Penganibilan sumpafi/janji ketua dan anggota MI~R/DPR RI dilakuka ketua Mahkamah Agung dalam rapat panipurna.
Olefi karenanya terjadi siklus pelantikan sebagai benikut.
.“..ctoa Ni a it k~i oral Ago rig ice go. do. pat n.v’n ga mn HI strom ‘.tIi/jattU !-ttoa cran a nr~gota I )ewa tm I’ertirnbangan A~o rig (DtU) serta ketua clan anggota l3ada n Perneniksa IKeuangan (i3i’K), sebagannana yang dila ksanakan Presiden Ri.
Dewan Pertirn bangan Agu mg (DPA) ada Iah 1cm baga pertinebangan ya rig .1 noc nikan usrilan dan tanggapan kepada kepala negara (Presiden RI) serta ‘e~’ t -~wa b pentanvaan yang disanpaikan kepala negara (I~rcsider~ Ri)
Jatti sebagai konsekuensi dan berat dan luasnya kekuasaan presiden, dip.’ mokan suatu lembaga x-’ang dapat dan mampu menibenikan petunjok
1 ~ .orrm ~tii biasanva, ketua naupun anggota-anggotanya terdini dan para sesc’ouh, para pakan, para ulama, atau para mantan menteni dam rnantan guberrur vanc. be rpengalanman dan sukses di masa pemerintahannya. Join k-h anggota UPA ciitetapkan sebanyak 45 orang sudafi temmasuk Pim pinan DPA (yaitu ketna dan beberapa wakil ketua) yang diangkat oleh Presiden RI,
-tias usul Dewam Perwakilan Rakyat.
Sidang Di’A niernpunvai kekuasaan tertinggi dalam DPA, jacli semna ~s~a~an yang tidak dapat diputoskan badan kelengkapan DPA esE.perti Vt .i aci Rekerja, Kontisi—komisi, Pani tia Ru wah Tarigga dan Sekjen DPA) Lputr~skart Sida.ng DPAKomisi—kornisi terdiri alas Konirsi Ilankani. Politik, Kesra dan Ekuime, Hal mara rcrang lingkup dan bidang togas niasing—masing ditctapkan ok-h DPA
-cigan stoat keput-usan tersendini,
Badan Pemeriksa Kenangan acialab Imnmbaga tinggi negara di Reptiblik donesia, yang bertrmgas inenmeriksa ta nggo rig jawa o tentang kerr armga ri negara, r~a ‘.‘aa ii negara, pelaksanaan Angga rarm Pcnda patan dart i3elanja Negara ‘rta I)aerah, ariggaran Badan Usaba N’iilik Negara dart Dacrab, berdasarkan as ketent-ita ri undang-undang.
Sebagai Iendxmga i ospektif. I3adan P~mn--rihsa Keriangarm bcrwemmo.ng urmttmk ruenminta ketcrangan xang wajib diherikan oleli setiap orang, badan/instansi baik pentenintafi maupun swasta, sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku,
Ada 3 (tiga) fungsi pokok yang dijalankan Badan Pcnreniksa Keuangan, F vaitu fungsi rekomendasi (niembenikan pertinbangan kepada pihak eksekutif
dam legislatit) dan fungsi yudikatif (penx’elengganaan proses tunt-utan perbendaharaan).
J adi dalam pelaksanaan tugasnya, Badan Pemeniksa Keuangan berkewajiban untuk membenitahukan hasil pemeniksaannya kepada pihak legislutif vait-u DPR RI dan pihak eksekutif yaitu presider. Perbuatan yang merugikan keuangan riegara khususnya persoalan pidana disanipaikan kepada kepolisian dan kejaksaan.
Ket-ua, wakil ketua dan anggota Badan Pemeriksa keuangan diangkat nlch presiden atas usul DPR dengan 3 (tiga) onang calon untuk setiap lowongan. Namun demikian juga dapat dilantik oleb Mahkamah Agung.
Susunan Badan Pemeniksa keuangan adalah sebagal benikut:
1. Seorang ketua merangkap anggota
2. Seonang wakil ket-ua menangkap anggota
3. 5 (Lima) onang ariggota.
Sistem Pemenintahan Negana RI
Dalam mekanisme sistem petnenintahan negara RI dikenal Tugas Kunci Pokok Penierintahan, Asas Pemenintahan Umum, Asas Pcnyelenggaraan Pemenintahan, Asas Pemerintahan di Daerah claim Etika Pemenintahan. Benikut iii akan d ikenro ka kan masing-niasing yang terkait dengan penenintahan -
Irrfmtmltr Kot:ci PmflT)ala nt penjelasan Undang— Undang Dasa r 1945, d isa m paikan bafi ~va sisteom pemenintahan negara kesatuan Repubi ik Indonesia nielipu ti tujub
mm m pok 4-. X it mtt~’— OmitS! t~’, r< mm oem j2tt ~d)lx [tm m1ttt t Sejttt i di km aim mci.
(I) lircionesia acl,-ila It nega ra yang berdasarkaim asas hrr kim nt
Negara lodonesia herciasarkan atas hukmr ni bokan berdasark-an .~tas
i,F-drisaa mm bela ka - mi hem, rtr hahwa antara pengertian ho Li ni (rmchtssirmmr)
I o. ci pengert maci kekmia sna ii mmiachss tan 2) di perlentane.ka mm. karena nieliha t ~me;mra Naming scomata—ruata ntengartcialkar kekuasaan belaka, sudah bar~ang tt-tmI n ticiak nieniperhatikan hokttm. Kata—kata penguasa adalafi pematoran eer..mt, ang—onciangan olefi karena ito perirm dibatasi dengan hukumn. letapi kat~’oa lrcmkmi nt nirtlak yang sifatn\’a transendetal mi adalah syaniah ag~mnia. mimi ;x-pa i-a immjoriesma nmenenipatkao l~ancasila sebagai somber dan se.’ala
I C mm di mann agama mermipakan sila pertama.
I~er2tr dmp.’rm’atikan bahwa sebenavnya hukum yang terlalu kaku karena keseo¶ ‘m~i it i.rr’ca (:nkc/i/k) ceridern rig tida k inenperhatikan kemanusiaan. Sebalmkn., r kt ci anosinan \‘ang terlalo berlebihan pacla gilirarinva ticiak nemim perdo hkno hukum,
Nec’nra rie~ara yang rnenjalankan kekuasaan inutlak, bagammanapun Vt n oreinpenla I~rr ka mm flu kuni sebaga i peraturan yang hanis diikuti, hanya apt Imokunt v-lining dijalankan tersebot absolut (kekuasaan tidak terbatas pada
ok;ekmitif~, karena itu ci ipenirm kan peitimbangaim kekcrasaan dalam u-zr 2: ,A,pt5 room ikirari teiseho t cii atas, naka ku rmci pokok benikotrmx’a ilal th tincitnttm; .i~tnt konstitmisi ito sencliri.
Cl) ‘~t ~temn Koristit-cisioma I
Peroenri~~tcmha mm i ndotiesia herciasa rkari a [as srstenm konstitrrsi (limi ku nm asar;, ticin k bet smfnt a [sour tisme I kekrrasaan yang tidak terbatas).
)i Iriclonest en onga peniep~m og kekimasnan d ibagi clalani bebema pa :rmm km pa tin oggin rep a rn \n r tmr lent hapa eksekri Iii ( Presicico), lent baga legisla [if 1)I~I-’, U), (err baga v uclika til NI A), lent baga i nspektif (BI~K), (em baga onsiritatif (l)ItA) dan lembaga konstittitif (MPR), tetapi karena lembaga ortstitcr tiC (RI PR) sepanmh a nggotanva herasa I dan lembaga legislatif (DPI?
Niasing—masing lembaga tersebut di atas ticink d ipinsalinkan secara tegas (>c/iimm a/mom; or ciocim) kekunsaann\a yang a r~nci infl(ini.lmtinb!m (kaci h’Ju.’ci,’ /‘:m -
mm t/m ~t 001~ sebagaim non di negainn—negaina liberal a op nmtt.t2nut clenmokinasm behas, tetapi hanva dengan ruielaksanakan penthagman kekmmasaint mdmsitmt’mmtm
//Nmwcr), ha] mann insing—masin g penmegang kekuasnan tetap ada keterkaitan claim koordim inasi, seperti kewenangan presicien cli hidaring legis(ntinf (pembuatan perattiran penierintab) dan hidang ~udikatif (penberrarm gr ~ a innoesti clan a bo I isi) -
(3) Kckuasaan Negara yang Tentiriggi di langan MPR
Kedaulatan rakv at dipegang oleh suatu badan, bernania Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai penjelniaan seluruh rakyat Indone¬sia (Vertretumrgsorgan dcs Wi//ens i/cs Stamutszrn/kes). Majelis mi rnenctapkan Undang-Undang Dasar dan Ganis-garis Besar I laluan Negara. Majelis mi mengangkat kepala negara (presider) dan wakil kepala negara (wakil piesiden). Majelis mi yang memegang kekuasaan negara yang tertinggi, sedang presiden harus innenjalankan haluan negara menu rut garis-ganis besa in yang telafi ciitetapkan majelis. Presiden va rig telafi diangkat olefi majelis, trincimink claim bentanggung jawab kepacia majelis, dalan arti wajib menjalankan putrinsan—put-usan rnajelis.
Olefi karena it-n sisteni pengisian formasi keanggotaan roajelis mu, harus benar-benar dibuat sedemikian demokratis, seli irigga pad~t a kh i rnya jangan terbent-cink fommasi keanggotaan yang melemahkan, pertanpgungjawaban tersebut hams meropakan penilaian unto k masa penmerintahan era berikcintnva.
I)ikatakan dernikian olefi sebab (lalani. kenoggo taan majel is tersebur separuhnya terdapat utusan dacrafi yang tidak innelalcini pemilinhan. Jadi suati.r ketika nanti ada kecendenungan diisi olefi mc] itido yang sedenmikian dekatimva dengan pihak ekseku tif, laIn serta inerta nenerima hcgitr.r saja

vmLrmm~cimmmm~’Jnx’,-aLmar1 l-’rc’siden.
~irI i cleinigan begitri selain a oggota DI’R NI xang dipilib secara ciernokratis Jan in setiap pemilihan cimo ni clan semi iniritnyn cx officio menjacli anggota N-I I ‘I?, inaka ariggota MI~R utusan Dacrab harris benar—benar para pakar, tokofi masyarakat, sesepufi, dan benbagai kesukuan dan aganma di Indonesia.
(-4) Pi-esiden adalafi penycleriggara penmerintah Negara tertinggi di bawafi NI aje I is
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa di bawafi MPR RI Presiden adalafi penveleriggara pemenintafi negara tertiriggi sehirigga kekuasaan dan tanggung jax-ab sebagian besar berada di tangan Presiden (corrcentratimni of /‘(m(Lm(’r anti rcsponsibi/iti~ upon tIme prcsimIcmt 1).
Presiden dipilifi, diangkat dan diberhentikan oleh MPR, ia dipercaya dan clibeni tugas untuk inelaksanakan kebijaksanaan nakyat yang berupa GBHN dan TAP lainnya, olefi kanena ito ia disebut sebagai Mandatanis MPR. Jadi Presidenlafi yang memegang tanggung jawab atas jalannya pemenintahan yang dipercayakan kepadanya.
(5) Presiden tidak bcrtanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakx’at
Presiden harris mendapat persetujuan DPR RI untuk membentuk undang¬ti ndang (Gesetzebung) dan untuk rnenetapkan APBN (5tamasbc’grpotinrg), Oleb karena it-u Presider flanus bekenja sama dengan DPR, akan tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
liii yang menunjukkan bahwa sister pemenintahan Indonesia tidak parlementer, tetapi juga tidak bisa sepenufinva dianggap presidentil, karena DPR RI itu sendini bila ditambafikan dengan ariggota utrmsan [)aerafl, menjacli VI PR 1cm baga di maria Presiden menva nm pai kan perta nggu ngjawa ban - Jaci sistem in lebib tepat disebut sebagni sistent cainpurarm.
l~iesiden ticlak dapat membubarkan DPI?, dan sebaiikny-a DPI? joga ticiak cia pat menibenikan mosi tidak percaya unto k menja tufikan Presiden.
Presiden menu pa kan pertanggnngjawaban tera khir peristiwa—pcnistiwa
~(mri m~c’jaimm—pJ~-inia p:-ti.meruinttahninm, sm’hiningpa palm mmmc-m:tvm I mm~ma~-, ticlj.z. bc’inta n gg mining ja X\ a b ~imzI iri—serci i ri ta on sc’ pengetnhrmamm ptt’sideci. l)ettgo.o dent i kin mm dala tim hal iii tick-k ada pent isahan antara presicicit dengo. ci kabinetnx’n karena presiclen sendiri acialah pimpinan eksekutif (then’ :~
rmmmm tmma/ tcspmtrmsiimiliti~ Lctzm’eenin the president cod (mis cmmLmi,met, tltc’ hat hr is rt’s;mo,ms/it!o to (lit 0/U, 1 omcco (lot’) -
(6) N-lenten Negmin no. ad alafi pembanto (~resiclei, N-I eitteri Nega ra t id ak herta nggo mg ~a \va b kepada DPI? -
Pengangkatan ~i arm pembenhentian menteri—menteri adalnh sepeno hnxa ~vewenatg presiden - pa rn menteni tida k berta nggci rig java b kepada DPI?, tetapi bertariggung jawab kepada presiden ole] karena status mereka yang merupakan peinbantu presider, rianiun ciemikian tidak diflarapkan para menteni in berlindung di belakang sayap presiden.
Presiden clan pam dewan menterinya tida k nenpunyni kekuasaan unt-uk rrrembubarkan DI~R, begitu pula mereka juga tidak mesti buban karena kThilangan dukungan suara dan sebagian besar anggota DPR (tIne executive linus no pouter to m/issmmlci,’ (lie /e~islottmre non’ umist he resmm/mm zm’heo bin’ loses tIne srq’pert ci the omajoriIi~ of its mmmmmnobersuinirm).
(7) lKekoasaan Kepala Negara tidak terbatas
AIt’mmm/mmtismmmm’ kita keimal ciengan istilafi kekuasanri ‘‘fak ‘lerbatas. OIeh karena it-u untok nienciptakan demokrasi sebagai ba/once istilafi tersebot, ci ikena I ciengan istilnh Tidak Tak Terba tas -
Dengan begrtcin presiden hanus menyatakan kesecliaannya untuk intern perfia tika it smi ci gnu—sri ngguh soar-a DPI?. da ri 1 )PR flarus men pergoita kant selnin mm Ii hnknyn schagni parlemen legisla (it tanpa khawntir tcmi!/ dan xnmmg rirengni tusnyn. liii akain. meminghilnnn’kan isu va rig sernenta ma iii beredar, bahwn noggota l)PR hensikap -4 D (ciatang, diam, duduk clan duit).
Sc’suai ciengansistern imP, naka kedudukan dan peranan Dewan Perwakilan Rnkyatsebenarn~’a adalah koat, bnikan saja karena DPR tidak dapat dibubarkan
imkei in pi(i5 irk-it ci an ci ga ho kan sa1n ka rc’cin I) PP mci - cite a tic ‘a ci ‘acm maci g omemn berika mm pensetujuan kepada presiden cia Ian ntenmix-citu k ri rid a og—u cida mig dan menetapkan anggaman pendapatan dan belanja lembaga, tetapi di samping atan DPI? joga merupakan sebuafi lenibaga yang mengawasi pemenintab, dalani flal mi presiden dan rnenteri-menterinya (dewan kabinet) agar bemjalan secara berdaya grIna dan berhasil guna.
i1)PR yang seluruh anggota-anggotanya adalah jcnga anggota MPR, mernpunyai wewena ng mengo mpulkan rekan-rekan u tusan dacrafi lainnya agan MPR mengadakan sidang istimewa unt-uk nienminta pertanggungjawaban Pnesiden, apabila DPR selarna in rnenganggap Presiden sungguh-sungguh telafi rnelanggar haluan negara, baik sebagamrnana telafi ditetapkan Pancasila dan Undang-iUndang Dasan 1945 maupun yang telab ditetapkan olefi Majelis Permusyawanatan Rakyat.
Jadi sesuai dengan sistem in maka kebijaksanaan ataupun tindakan presiden dibatasi pula olefi adanya pengawasan yang efektif dan DPR. Sistem atau mekanisme mi menupakan usaha pneventif unt-uk mencegab pernenosotan sistem konstitusional menjadi absolu tisme.
Hanya saja kernudian sebagai lembaga legislatif yang bergant-i setiap lmma tahun sekali, kecuali yang terpilih berkali-kali tidak mcrnpunyai cukup data untuk menibuat uridang-undang. Sebaliknya para menteni di bidangnya masing-masing dianggap mengetafini seluk beluk masalafi (walaupun para nmenteni adalafi jabatan politis tetapi para direkt-ur jenderal mereka adalafi stnuktural dan kaniem) dan nmenguasai politik penmenintahan penyelenggaraan administrasi negara khususnya di bidang depantenmennva.
Asas adalah dasar, pedomari atau sesuat-u yang diatiggap kehenaran, ‘ang rnenjadi tujuan benpikir dan pninsip x’ang menjacli pegangan.
Jadi dengan denmikian yang menjadi asas ilmu pemeninta han ada lah lasar dan suato sistem pemenintahan seperti ideologi suato bangsa, falsafafi tidup dan konstitusi yang menibentuk sisteni pernenintahannya.
Untuk it-u dalam niembahas asas suatri penienintahan kita perlu melihat
[tc-mbnm,ni prinsip, pokok—pokok pi kinaci, tuicran, strokto n ttmganrsasi, in ktom —fakton kekcnatan dan proses penibentukan soatri negara. I-laI mi karena sebagaimana sifat danipada iLnmu pemnenintaflan itu senidiri, maka dalam nenentukan asas ilniu pemenintahan mi, yang diselidiki flanyalah asas nemenint-ahan dan suatu negama tert-entu, bukan pernerintaflan pada lrmumnya, asas yang telafi disampaikan di at-as, karena menyalafigunakan kekuasaan y arig diperolefi.
Asas Pen ye/en ggaraan Penmierin taboo di /inm doniesza
Ada 3 (tiga) asas penyelengganaan penmenintaflan di Indonesia yang harus discmmbangkan pernakaiannya yait-u sebagai benikut:
(1) Asas Negara Hukurn
Yaitu asas yang menipedomani perat-uran perundang-undangan yang berlaku. Ini mengandung art-i bahwa negara, tenmasuk di dalarnnya pernenintafi dan lembaga-lembaga negana lainnya, dalam nielaksanakan tindakan apa pun flanus dilandasi oleh hukum at-au hams dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Pninsip dan asas iii tanipak dalan numusan penat-uran yang diwujudkan dani cit-a-cit-a hukum (recflssidee), kalau tidak demikian muncul kesemena-rnenaan yang benmula clan subjcktivitas penguasa.
(2) Asas Semangat- Kekeluangaan
Yaitu asas yang mempedomani nasa kemanusiaan dan cinta kasifi senasib sepenariggungan. Istilah kekeluangaan it-u berasal dan kata Ke/ourga. Keluarga it-u terdapat dalarn masyarakat, bangsa apa saja. selain dit-entukan olefi ikatan darafi juga terdapat ikatan lainnya yang tenjadi karena nasa cinta kasifi antara sesama anggota yang sudafi dianggap kelciarga yang menbawa akibat saling banto—membanto, saling nmengflormati dan saling membemikan perlinclungan.
1)emnikianlah jika ikat-an—ikatan ito ditingkatknmt dalain flumbungan ant-ama keluarga sampai pada flubungan ant-ama anggota keluarga yang lebifi besar, disebut kekeluargaan. Kekeluargaan mi sebagai pengobjektifan dan keluarga ya rig subjektif.
(I) ~V is K--I tolataini I?akx’at
‘i.m ito .nsas \ a cig nh-ni. pecI orna ni balm ‘a-n kc’k unsnarl tent i oggi ad ala] hat ocimani rakvat kecil yang selaina iii walaupun junilalt mc’meka bc’sar, tetapi nteneka chain (cilcinnt nmmoiortm’~~). Asas mi beraxval dan keinginan unit-uk dibeciakarm deinokinasi ciengan kebebasan, kendat-ipu ri demokrasi nieni hica ma ka ri bembaga kebebasan sepenti kobebasan berpendapat, kebebasan nenrnntu 2 m Imo clan niengusahakan mat-a pencahanian yang Iayak serta lain—lain. Namun kebebasamm pada gilimairwa dapat mencapai dekadensi moral karena bagaimanapo it nanusia ingin bebas ha I~ kan hido p sendini, perato ran claim hokum tetap penlo diadakan sendini.
Ketiga asas tersebut- di at-as mutlak flanus diseimbangkan, karena bila ciilaksanakan sendini-sendimi cenderung akan nienmiliki ekses negat-if. Misalnya hukum yang dilaksanakan secana berlebifi-lebiflan akan nrcnx’in gkirkan kemanusiaan dan kekeluargaan, nulai-nilai kekeluargaan bila dilakukan berlebihan akan melupakan hukurn yang flanus dijalankan, dan kebebasan rakyat yang dibiankan benlebiflan akan meninbulkan pelangganan syaniah agama yang trasendental.
Asas Penmen-hi to/maim di Daeroh
linhwa cialani hubungan penmenint-ahan pusat dengan penenintahan dacrafi, kit-a mengenal belie mapa kali pergantian undarig-undang pemenintahan dacrab. Menurut- Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok l’emenint-ah di Daerah yang masih berlaku sampai saat mu, dikenal bebemapa asas penyelenggaraan penienintahan di Dacrafi sebagai bemikut:
(1) Asas Desent-ralisasi
Asas desentralisasi adalah asas penycrahan sebagiari urusan dan pemenintah pirsat- kepada pemneninta Ii dncnnh u ntu k niengatom dam nmc’ngim ntis rrrmnh t-anggan\n sendini.
2) Asas Dekonsent-rasi
.\sns dekonsentrasi adalah pelinipahan wewenang clami pc’menint-alt prisat¬
I. I in Ix. .ci mY:: -(OP: mm:smci’-zi \t:!![-2~ tmmwlKat a:’-.:)t
pejahmt cielahat din tlmtmaiin
(3) I vmon’, l’emvhantmmnn
It: “as porn hant-rinan ada Im-mIt asas tint-mink to no I sertanva pernenint-ah ciaerah ciertin: as cinlarn. cimel~tksana kaci minus art poinc’ni itt-n hart pimsn t va og dit-cingasko. mm kepacia pememmcitnh cInema Ii cmleh pc’citenintnh posat at-au pernenintah ciaerah
a tasnyn denean kcwajihan tingkat oternpem tanggungjawabkam kepada yang
mnencignskamrna
Konsekciensi danipacia ketiga asas tensebut cii at-as, maka diadakan scbagai benikcrt:
I ()t-onorni Dnemah, ~‘ait-cn akibat acianva ciesert-ralisasi lalui diadakamr daemah ot-onomi xnng cii berikan flak wewenang dan kewajiban it nt-uk mengat-ci n claim mengri ntis no mali t-angganva sendini sesuai peraturan yang berlako -
Cl Daemah Otonomi, vait-u akihat- adanva otonomi daerah laIn dibent-uklah daemah—dnemnh ot-oruonmi, baik unt-urk t-ingkat- I naupun tingkat II. Daerah otonomi it-cm sendini bemarti kesat-cran masyanakat- flukum yang mempunyai bat-as wilavah tent-ento yang hendak, berwenang dan benkewajiban mengat-ur claim mengurus nirmafi tangganya sendi ri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang¬onciangaim yang bvmlaku.
3 \\ilnyah Administratif, x’nit-o akibat adanva asas dekonsent-rasi. Wilax’ah administ-matit it-cr seidini, bemanti lingkongan kemja pemangknt penmerintah prinsat- yang menvelenigga makan pelaksanann tugas pernenintafi u mu nm di dacmab Trugas pemenintahan u mum adalah urusan pemerintahan yang toeliputi bidang—bidang ketent-emarnan, ketertiban, politik, koonclinasi, pergawa san clan umosa ri pememint-aflan lainnyn (seperti penad i Ia ii, kenmanan monitor clan loam negeni) yang tidak tenmasok dalam togas sescmato : mimansi claim tidak temmaso k ci nuisan ncr mali tangy ciaemah
[(a tern i I nut penenint-ahan it-ni sa ma sebagainiana il nui—ilmu kenegarano
palo. iita>tbaIi k~iu.r’~nam~ mmma~a ii mKlma’aati r Pat ho hint Pet endercmngan paIn Pesev;enano—x\-enan~’an, cinch. Par-eon it-u clipemIokan c t-~I ~ yang herakar dani moral dan norma agama -
IKc’banvaknci cm a~” nuemasa bafiwa norma—norma dan Ito Pu rim—flu Pu nm tvneittpo ova m pema’ - ~ci ‘iii” hesa r dalani bidang etika Kniena kalau ticia P demikian apa pun x ane ci marur aha n mnenemo Pan Pes’aennmigan, claim a khimn~a pacia gilimannyn ninenjndi keberanmian.
Lt-ika amtin\a sama dengan hat-a Indonesia Kx~~in5iimin~tt, Pat-a dasamnva ncialah susila Penmudian dibeni awalan Pc dan akhiman an, susila bemasal dan bahasa Sansekerta Sn berarti Baik, dan Sila benarh norma kehiciupan jadi !itikti bemanti meiwa itgku t- hela Pun ii yang nmeituru ti norma—norma hehid u pan yang baik.Asal hat-a etikini it-u sendini sebenamnya bemasal dan perkataan Yunani Lilies yang beranti wat-ak at-aim adat-, hat-a mu ident-ik dengan asal hat-a Moral clan bahasa latin A4os (bent-uk jamaknya adalafi Mores) xang beranti adat- at-au mc)ral hidup. Jadi hedua kata tersebut (etika dan moral) ntenunjukkan cara berbuat yang menjacli adat harena penset-ujuan at-au prakt-ik sekelompok nianusia.
Dengan denmihian et-ika dapat- d iantihan sebagai suatu at-au setiap kesediaan jiwa seseorang unto P scnant-iasa t-aat- dan pat-oh kepada sepenangkat peratonan¬pemat-oran Pesusilnan

1 komentar:

  1. ada biografi Hanna Al-Ithriyah?
    mohon di posting atau krim ke email saya rahmawatinurulramadhan@ymail.com
    atau ke ramadhan.yung@gmail.com...
    mohon bantunannya admin.
    :)

    BalasHapus